┋21

2.5K 647 349
                                    

❛ 𝙥𝙚𝙧𝙖𝙨𝙖𝙖𝙣 𝙩𝙖𝙠 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙖𝙩𝙖𝙨 ❜

hari ini donghyun dengan seribu niatnya pergi keluar rumah, dengan tas gendong berisi banyak buku di dalamnya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

hari ini donghyun dengan seribu niatnya pergi keluar rumah, dengan tas gendong berisi banyak buku di dalamnya.

ini bahkan hari libur, yang biasanya menjadi hari termalas donghyun untuk melakukan banyak hal. tapi ia lebih memilih menggunakan waktunya untuk mengejar materi yang sempat ia tinggal selama ia tidak masuk sekolah.

lalu kenapa keluar sedangkan di rumah ia bisa melakukannya?

simple, selain di rumahnya tak ada siapapun, ia ingin melakukan me time. berdiam diri di salah satu meja cafe yang lumayan jauh dari rumahnya, memesan minuman, dan mulai menyalin beberapa catatan milik eunsang pada buku tulisnya.

jika biasanya cafe akan ramai ketika libur, justru cafe yang biasa ia datangi ini selalu sepi pada siang hari. karenanya donghyun suka berdiam diri di cafe bernama ‘petite's cafe’ ini. tidak terlalu ramai, dan nyaman untuk menjadi tempat me time.

“ini eunsang nulis apa sih ya tuhan, gak ngerti.”

ia terus menggerutu, sesekali mengacak surainya sendiri ketika merasa bingung melihat tulisan eunsang.

“kenapa sih banyak banget yang bikin diri sendiri bodoh, padahal aslinya pada pinter, ck!”

iya, eunsang itu pintar, bahkan jika rajin bisa mengimbangi donghyun yang ambis. sayangnya eunsang ini pemalas, seperti.. yunseong.

“permisi, blueberry with creamy float dan strawberry short cake nya.”

donghyun menyernyit, ketika seorang pelayan membawa nampan berisi pesanannya.

strawberry short cake?

“permisi, saya gak pesen cake ini,” ucapnya dengan sopan pada pelayan―

pelayan?

tapi wanita itu tidak memakai seragam seperti pegawai yang lain. dan setahu donghyun, semua pelayan di sini masih muda. tidak seperti wanita di depannya yang terlihat seperti wanita dewasa bersuami yang sepertinya jika ia kira seumuran dengan bundanya.

“ah, itu.”

wanita itu lantas tersenyum, sangat cantik.

“itu buat kamu, dari saya.”

“buat saya? tapi.. ah, saya ganti, ya? gak enak. nanti gaji anda―”

“tenang aja, saya yang punya cafe ini, kok.”

donghyun semakin terlihat bingung, ketika wanita itu mulai mendudukkan dirinya di depan donghyun.

“boleh, kan?”

“ah, boleh.. duduk aja.”

ia tersenyum, sedikit canggung dengan kedatangan orang tak dikenal ini.

kalopsia, hwangkeum✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora