ASPIA 06

31.9K 4.2K 161
                                    


Dia ngapain di sini coba? Aku menatap si bos yang masih asyik dengan aktivitasnya.  Kalau sejak datang tadi setelah membuat aku malu malah nyuekin aku karena asyik dengan Kenan main game. Mana game-nya lewat televisi lagi. Lha aku kan cuma jadi orang ketiga antara Kenan dan si bos. Ih aneh, lagian kenapa dia di sini? Orang masih jam kerja padahal.

"Mas bos, kalah hore."

Teriakan Kenan membuat aku menutup telinga. Sejak tadi tuh aku ya tetap duduk di atas sofa. Sedangkan dua pria yang satu dewasa dan satunya setengah dewasa itu sedang asyik berdua. Aku berasa beneran orang ketiga deh.

"Heh udah sana malah main game. Mbak mau nonton sinetron."

Akhirnya aku mengatakan itu dan yang menoleh bukan Kenan, tapi malah si bos. Dia mengangkat alisnya lalu menyugar rambutnya.

"Kamu gak suka aku temani?"

Eh pertanyaannya kok kayak gitu? Emang siapa  yang mau ditemani? 

"Bapak gak ada kerjaan apa kok nemenin saya?"
Akhirnya aku mengatakan itu yang membuat si bos kini bersedekap, lalu berselonjor di atas karpet motif kotak-kotak. Kenan sendiri sekarang masih asyik main game. Dia mana tanggap kalau udah kayak gitu.

"Bukan urusan kamu juga saya ada pekerjaan apa gak."

Tuh kan jawabannya bikin emosi. Dia emang beda banget sama sosok Kak Atma. Dulu emang angkuh, tapi gak segarang sekarang ini. heran. Mungkin makin dewasa emang kayak gitu, ibarat singa yang tumbuh semakin tua. Makin menguasai teritorinya.

"Pia, Ken itu mas bosnya diajak makan siang. Bude masak sayur lodeh sama tempe bacem. Seger pasti."

Bude sudah menyingkap tirai yang memisahkan ruang nonton televisi dan ruang makan. Dan tentu saja mendengar makanan, Kenan yang langsung beranjak bangun. Si bos juga sudah beranjak.

"Gak usah repot-repot bude."

Dia mengatakan itu dengan sangat sopan kepada bude. menguap sudah siap angkuh dan galaknya. Bude kini malah tersenyum ramah.

"Enggak ngerepotin. Bude masa banyak, pokoknya makan di sini ya? Bude tinggal dulu ke tempatnya bu Rt. Mau bantu-bantu hajatan di sana."

Setelah mengatakan itu bude langsung melangkah ke arahku.

"Bude masakin telur mata sapi buat kamu. Kesukaan kamu kan?"

Aku menganggukkan kepala dan tersenyum senang. Bude mengusap kepalaku lalu beralih lagi kepada si bos yang masih berdiri mematung di tempatnya.

"Ayohloh nak bos. Makan aja, kalau perlu Pia disuapin kalau gak mau makan. Dia ini suka susah. Bude tinggal dulu ya."

Pipiku merona mendengar ucapan bude. Tentu saja setelah bude keluar rumah. Si bos kini melangkah mengikuti Kenan ke ruang makan. Sedangkan aku masih belum lapar. Aku mengambil remote dan mematikan game Kenan. Lalu mematikan televisi. Sudah dari pagi televisi terus menyala. 

"Bakpia tuna, maem ya? Kalau gak maem dimarahin ama ayah loh."

Kenan sudah muncul lagi dan kini dengan membawa piring berisi nasi dan sayur. Kenan itu paling gampang kalau makan. Asal ada nasi gitu dia sih mau aja makan dengan apapun. Kenan kini duduk berselonjor di karpet. Tepat di bawahku.

"Belum lapar."

Tapi si bos juga sudah menyibak tirai dan kini membawa satu piring nasi dan telur mata sapi di atasnya. Dia kini duduk di sebelah Kenan. Sama persis di bawahku. Jadi aku yang duduk di atas sofa malah merasa gak enak.

SIAP MAS BOS! [END]Where stories live. Discover now