6. Siapa dia ?

24.7K 1.5K 13
                                    

Aisya POV
Tiga bulan berlalu dari ke kejadian kemarin. Sama seperti biasa saat dia pergi ke kantor, aku selalu mencium tangannya. Tapi ada satu hal yang kuinginkan layaknya istri-istri lain di luar sana.

Aku berharap suatu saat nanti mas Fikram bisa mencium dahiku saat akan berangkat bekerja. Tersenyum dan mendoakanku. Tapi itu sangat mustahil bukan?

Tiga bulan cuti mengajar, membuatku benar benar merindukan suasana saat di Tk. Mas Fikram memang tidak melarang, tapi jawabannya waktu itu benar-benar membuat ku takut jika tidak izin terlebih dahulu kepadanya.

Tadi ba'da subuh Syifa menelpon ku, dia bilang dia sangat repot jika harus mengajar di kelas sendiri.
Sepertinya nanti aku harus minta izin lagi pada mas Fikram. Oh ya! kenapa tidak ku coba mengantar makanan langsung ke kantor nya?
Ku lirik jam yang ada di pergelangan tangan ku, jam menunjukkan pukul 9 pagi, masih ada waktu untuk memasak.
Tapi apa yang akan ku buat?

Hmm...kata almarhum abi, abi paling suka kalau aku masak opor ayam. Apa aku buatkan saja opor ayam untuk mas Fikram?

Setelah beberapa saat akirnya opor ayam buatanku jadi, wangi rempah menyeruak memenuhi ruangan.
setelah mematikan kompor kaki ku melangkah ke kamar mandi, seraya membersihkan badanku yang penuh keringat.

Membiarkan air jatuh membasahi tubuhku. Kemudian ku pakai setelan gamis bewarna abu-abu muda lengkap dengan khimar panjang yang menutupi sampai pinggang, kupoleskan sedikit bedak dan liptin agar wajahku tidak pucat.

Setelah memakai kaos kaki, kulangkahkan kaki ku menuju dapur. Sepertinya opor ayam buatanku ini sudah dingin, dengan segera ku meraih kotak bekal dan memindahkannya kesanana.
Wajahku tak lepas dari senyuman yang sejak tadi mewarnaiku. Tak sabar melihat mas Fikram memakan masakan buatanku, Kalau abi suka apa mas Fikram juga akan suka?

***

Setelah menuruni taksi yang ku tumpangi tadi, mata ku terpukau dengan gedung pencakar langit yang saat ini tepat berada di depan ku. Tepat di atas bangunan tersebut tertulis Sadrean group. Ya tuhan inikah perusahaan yang di pimpin oleh suami ku? masyaallah,besar sekali.

Bunda bilang, Jika di indonesia mas Fikram yang mengurus dan memimpin perusahaan Ayah, maka di luar negri telah di serahkan kepada anak ayah yang lain, yang ku ketahui adalah kakak laki-laki dari mas fikram.

Para kariawan mondar mandir di depan kantor,memang sekarang sudah jam makan siang,jam 12.15 Ini untuk pertama kalinya aku melangkahkan kaki di kantor suami ku,saat ku lewat semua pegawai menatapku aneh,apalagi kariawan laki-laki yang menatapku intens,tentu aku sangat risih jika di tatap seperti itu,Astagfirullah!,apa ada yang salah dengan pakaiannku?
dengan langkah cepat dan wajah yang menunduk dengan segera ku melangkah menuju meja resepsionis,

"Hy kamu yang pakai kerudung abu-abu!"

langkah ku terhenti,menyadari bahwa di ruangan ini hanya aku yang memakai khimar.untung saja di sini sudah tidak ada lagi orang-orang yang menatapku aneh seperti tadi,kepalaku terputar mengikuti sumber suara.

"Sa..saya?" Tanya ku gugup karna yang ada di depan ku saat ini adalah seorang pria yang lumayan tampan, rapi dengan kemeja dan jas warna senada yang terpasang indah di badannya.Astagfirullah,segera ku menundukkan wajah,

Pria yang di depanku ini malah tertawa pelan.

"kenapa kamu jadi takut begitu heum?"
tanya pria itu santai dengan tangan yang di letakkannya di pinggang.

kenapa aku jadi gelagapan seperti ini?apa aku mengganggu nya atau dia yang sedang mengganggu ku?

"Maaf!" kataku pelan .

MENIKAHLAH lagi suamiku (SELESAI)Where stories live. Discover now