36. Ngedate?

25.5K 1.5K 107
                                    

"Tante, saya pinjam putrinya sebentar ya"
Canda Furqan saat menjemput Aisya ke rumahnya.

Salma sedikit terkekeh mendengar candaan Furqan.

"Iya, boleh. Hati-hati di jalan ya!"

Aisya dan Furqan kompak mengangguk.

"Aisya berangkat ya umi,assalamualaikum"

"waalaikumussalam warahmatullah"

Aisya dan Furqan berjalan beriringan menuju mobil.

Baru saja Aisya akan membuka pintu, tapi wanita itu kalah cepat dengan Furqan.

Furqan tersenyum ke arah Aisya.

"Silahkan masuk Sya"

Aisya malah tersenyum canggung menatap Furqan.

"iya, makasi mas"

Setelah terdiam beberapa saat, Furqan mulai buka suara memecah keheningan.

"Sya?" Panggil Furqan pada Aisya.

Aisya menolehkan wajahnya pada Furqan.

"Hmm" jawab Aisya singkat.

" Kamu sakit ya? wajahmu terlihat pucat" Kata Furqan sedikit khawatir.

"Hah, iya ya mas? eng..enggak kok"
Elak wanita itu.

Aisya sudah berbohong, kepalanya pusing sejak tadi, belum lagi rasa mual yang menyiksa di perutnya. Beberapa kali ia hampir muntah, berpaling dari Furqan.

"Enggak, kamu sakit sya. Kita balik saj__"

"Huekkk...." Aisya mengatur napasnya perlahan. Ia mengeluarkan isi perutnya di mobil Furqan.

Furqan yang khawatir langsung menepikan mobilnya di bahu jalan. Tidak peduli mobilnya yang kotor karna Aisya.

Furqan langsung keluar dari mobil, dengan segera membukakan pintu untuk Aisya.

Aisya langsung keluar menuju bahu jalan. Kepalanya masih sedikit pusing.

"Huekk...hueekk"

Furqan memberikan beberapa lembar tisu kepada Aisya, tanpa menatap Furqan Aisya langsung mengambil tisu tersebut.

Perutnya mual sekali.

"Huekkk..." Demi apapun Furqan tidak tega melihat keadaan Aisya. Ingin sekali tangannya bergerak lembut mengusap punggung Aisya. Detik berikutnya Furqan langsung tersadar ke dunianya.

Aisya sudah berdiri tegak, menghirup udara malam.

Tangannya bergerak memijit kepalanya yang terasa pusing.

Kemudian Aisya menatap Furqan yang berada tak jauh darinya.

"Maaf ya mas..." Ucapnya penuh penyesalan.

"Jangan pikirkan saya, apa yang kamu rasa sekarang, heum?" Kata Furqan menatap Aisya lekat.

"Kepala Aisya masih pusing mas, tapi Aisya tidak apa-apa ayo kita lanjutkan perjalanan"

Furqan hanya mengangguk, dan berjalan ke arah kemudi.

Saat melewati jalanan yang dipenuhi oleh puluhan pedagang kaki lima, Aisya terus menatap keluar jendela. Malam-malam begini pasar kuliner memang ramai di kunjungi para pengunjung.

Aisya menatap sekumpulan orang yang sedang memakan bakso.

Ah,kenapa bakso itu tiba-tiba tampak menggiurkan. Membayangkannya saja lidah Aisya sudah menari-nari di dalam sana. Aisya menggigit bibir bawahnya, ia ingin makan bakso itu. Sampai mobil sudah menjauh pun Aisya masih melirik ke arah belakang.

MENIKAHLAH lagi suamiku (SELESAI)Onde histórias criam vida. Descubra agora