+ Kenyataan

54.6K 8.7K 6.3K
                                    

"Oke, cut!"

Kesembilan remaja tersebut menghela nafas lega setelah mendengar seruan sang sutradara dari kursinya.

Mereka yang berada di sudut ruangan menghampiri kedua teman mereka yang baru saja menyelesaikan aktingnya, kemudian saling merangkul satu sama lain dengan gembira.

"Hwang Hyunjin, kamu akan kembali berperan dalam film kita yang selanjutnya dengan karakter psikopat."

"Siap pak!"

"Kamu Lee Felix, kamu akan muncul di pertengahan film, dan Yang Jeongin akan muncul mendekati akhir cerita. Saya akan mengajak aktor Bae Jinyoung, Wong Lucas, Park Woojin, dan Park Jihoon untuk bermain peran dalam film."

"Baik pak!"

"Baiklah, saya pergi dulu. Terima kasih, pertahankan kemampuan akting kalian, ya."

"Siap pak!"

Setelah sutradara tersebut pergi, Chan menegakkan badannya, menatap bangga kedelapan temannya yang sukses dalam dunia akting pertama mereka.

"Kalian belajar akting dimana sampe sebagus itu?" Tanya Chan penasaran sekaligus bercanda.

"Dari Kak Hyunjin," jawab Jeongin. "Kan dia suka drama, makanya kita belajar dari dia aja hehe."

Hyunjin membusungkan dadanya bangga. "Iya dong, Hwang Hyunjin gitu loh."

"Gue deg-degan sendiri anjir pas si Felix mau bunuh Jisung di aktingnya. Bagus" sahut Changbin yang dibalas anggukan setuju oleh Woojin.

Jisung yang mendengarnya melirik Felix sinis. "Iya bagus banget, sampe baju gue dirobekin sama dia, untung bukan kulit gue yang robek," cibirnya sambil menunjuk bagian bajunya yang robek.

Felix menunjukkan cengirannya. "Kan bagian dari aktingnya emang begitu, Sung. Maaf ya, hehe."

Changbin terkekeh lalu merangkul teman yang lebih tinggi darinya itu dengan senyum lebarnya.

"Lo tau gak sih, tadi Felix sempet bilang ke gue, katanya Felix mau bunuh Jisung beneran," celetuknya jahil.

"Apa?! Sini lo, Lix! Gue hajar sampe babak belur lo!" Seru Jisung kesal lalu mengejar Felix yang sudah kabur lebih dulu keluar ruangan.

"Mereka ada-ada aja dah." Minho geleng-geleng kepala.

"Kalian enak ya, muncul di filmnya banyak. Lah aku cuma muncul beberapa part doang," ucap Seungmin sambil cemberut.

"Gak apa-apa, lo sekalinya muncul juga nyeremin kok," balas Minho disertai cengiran lebarnya, membuat Seungmin langsung menyikut perutnya dengan keras.

"By the way, lo habis dari mana Jin?" Tanya Woojin yang sejak tadi hanya diam menyimak kepada Hyunjin yang datang dari arah pintu keluar.

"Nganter Jeongin ke toilet, tapi gue tinggal," jawab Hyunjin sambil nyengir.

"Ck, kebiasaan," decak Changbin.




Drap drap drap




Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki terburu-buru dari luar. Dari pintu yang terbuka, mereka melihat orang-orang berlarian ke suatu tempat dengan panik sambil menyerukan sesuatu.

"Ada yang meninggal!"

Mereka terkejut kemudian saling pandang.

"Chan, kamu tunggu disini, jaga teman-teman kamu ya." Tiba-tiba sutradara mereka datang dengan cemas.

"Memangnya ada apa ya pak?"

"Ada seorang ob yang menemukan tiga mayat di kamar mandi."

"Hah?!" Mereka terkejut.

"Siapa yang meninggal pak?!" Tanya Chan ikutan panik.

"Jeongin, Jisung, dan Felix."




Deg




Chan langsung menatap Hyunjin yang berdiri di depan pintu yang kini tertutup, diikuti oleh Seungmin, Woojin, Minho, dan Changbin juga sutradara mereka.

"Gue cuma mau bilang," Hyunjin menjeda ucapannya sambil mengeluarkan sebilah pisau dari balik jaketnya.

"Ajal kalian udah datang! HAHAHAHA!"
























































Beberapa jam kemudian, seseorang yang penasaran mendobrak pintu ruangan, dan langsung terkejut melihat tujuh mayat di dalam ruangan dengan kondisi menggenaskan.

"Apakah anda yakin tidak melihat pembunuhnya?" Tanya seorang polisi yang sedang memeriksa tempat kejadian.

Laki-laki tersebut menggelengkan kepalanya. "Ketika saya datang kesini, saya sudah menemukan mayat mereka dalam kondisi tak bernyawa, pak."

Polisi tersebut mengangguk lalu menyodorkan sebuah surat. "Saya menemukan ini di dekat meja, dan ini ditujukan untuk anda."

Laki-laki tersebut menerima surat tersebut kemudian membukanya, lalu membacanya.











Sampai jumpa nanti, haha! Gue bakal balik dan bunuh lo, Bae Jinyoung.

-HHJ







"P-pak, surat ini-"







DOR!






Belum sempat dia memberi tahu polisi tersebut, suara tembakan menggelegar.

Disusul ambruknya tubuh si pemuda tersebur dengan kondisi pelipis yang berdarah.

Para polisi seketika panik. Namun, seseorang tertawa puas melihatnya.

"Habis ini gue bunuh Kak Woojin, Kak Lucas, sama Kak Jihoon aja ah. HAHA!"











THE END
































































HAPPY 100K READERS ULULULU 🎉🎉🎉🎉

Aku berterima kasih kepada kalian yang baca cerita ini. Dan yang udah baca cerita ini sejak dipublish/sebelum cerita ini end, aku berterima kasih banget T_T

Tenang aja, chapter ini gak nyambung sama ceritanya kok, chapter ini cuma prank aja awokwokwok.

Hng, adakah yang masih baca book ini?

Aku mau nanya dong, kalian tahu cerita who ini dari mana?

Menurut kalian cerita ini bagaimana? Mau kasih saran atau pesan juga boleh :")

Btw, hayuk lah mampir ke ceritaku yang lain ehe. Kalo ga mau ya gak apa-apa, aku gak maksa kok :")

Oke sekian, dari author lucu nan imut jodohnya Wonjin >.<

Luv u ♡♡♡


[1] Who? | Stray Kids ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang