ʜᴜɢ

5.4K 885 117
                                    

Sekarang Kara, Jaemin, Misa, Mark, dan Doyoung udah ada di dalam mobilnya Jaemin. Iya, lelaki itu memilih untuk menggunakan supirnya hari ini untuk mengantar jemput mereka ke tempat yang mereka inginkan.

Jadi mobilnya Jaemin itu cukup panjang, barisan kedua setelah pengemudi diisi oleh Kara dan Jaemin yang sibuk bermesraan.

Sedangkan barisan ketiga diisi oleh Doyoung, Misa, dan Mark. Daritadi Mark cuma liat keluar jendela aja, ngga pengen ngeliat Misa yang lagi gandengan tangan sama Doyoung.

Kara noleh kebelakang sambil tersenyum, "yaampun ada yang cemburu tuh," sindir Kara bikin Misa noleh ke kanannya, tempat Mark duduk.

Mark ikut noleh, dia memicingkan matanya, "apasih, diem gak."

"Galak banget euy, yang lagi badmood" Jaemin ikut ngegoda Mark. Misa terkikik, dia ambil tangannya Mark terus dia genggam juga. Kali ini si manis menggenggam dua tangan sekaligus.

"Mark badmood kenapa, kok ngga ngasi tau aku?"

"Engga," Misa naruh dagunya di bahunya Mark, "yakin? Padahal aku mau dengerin lho." Posisi wajah mereka sangat dekat sekarang, apalagi lelaki itu kini berhadapan dengan si manis.

"Hm, aku gapapa Mi."

"Aku? Sejak kapan lo kamu-aku sama Misa?" Jaemin tampak terkejut. Iyalah, kan dia beda kelas. Jadi ngga mengikuti perkembangan hubungan 'top couple' di kelas kekasihnya.

"Sejak pipi gembil ini yang minta," tangannya Mark nyubit pipinya Misa waktu dia ngomong gitu. Misa cuma mencebikkan bibirnya gasuka di cubit dia mah.

Doyoung sibuk nyimak, walaupun di dalem hatinya itu berkobar api cemburu. Apa dia harus mengibarkan bendera perang pada Mark sekarang?

Misa berhenti mencebikkan bibirnya waktu mobil yang mereka tumpangi berhenti di salah satu taman terbesar di kota mereka.

Kelimanya turun dari mobil dan Misa Kara tampak sangat bersemangat. Mereka bahkan sudah bergandengan tangan sambil berlarian di taman itu.

Jaemin, Mark, sama Doyoung cuma liatin dari tempat mereka berdiri sekarang. Ngebiarin kedua gadis itu bahagia berdua.

"Mas Doy, Markli, Jaemin ayo kesini!" Seru Misa waktu dia udah berdiri di depan taman bermain anak yang kebetulan tengah sepi itu.

Ketiganya berlarian mendekat untuk melihat kedua gadis itu. Kara udah naik ayunan, Jaemin jalan ke belakangnya Kara buat ngedorong gadis itu.

Sedangkan Misa sudah berada di atas perosotan. Dia tampak menggemaskan, ditambah rambutnya yang tertiup angin di atas sana.

Drrrt Drrt

Ponsel Doyoung berbunyi, lelaki itu berjalan sedikit lebih dekat dengan si manis, "Misa, saya angkat telepon dulu ya."

Misa ngangguk, walaupun sedikit kecewa karena Doyoung tetap bekerja ketika mereka tengah bersenang-senang.

Mark yang ngeliat tatapan kecewa Misa reflek jongkok di bagian paling bawah dari perosotan itu. Lelaki itu membuka kedua tangannya, "ayo turun!"

Misa noleh ke Mark. Senyum gadis itu kembali mengembang, Mark membuatnya kembali bahagia dengan cara paling sederhana.

Misa membiarkan tubuhnya turun di atas perosotan itu dan,

HAP

Tubuh kecilnya di tangkap oleh Mark. Bahkan sekarang si manis tengah memeluk erat leher lelaki itu. Dia nyaman, kalau kalian mau tau.

"Gimana?" Tanya Mark sambil lepasin pelukan mereka. Tangannya Misa masih dia kalungkan di leher lelaki itu. Misa mengangguk, "seru!"poni si manis bergerak seirama dengan anggukannya.

 Misa mengangguk, "seru!"poni si manis bergerak seirama dengan anggukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lihat, Mark tidak bisa menahan senyumnya.

"Naik lagi?"

Misa ngangguk, Mark lepasin Misa dan ngebiarin gadis manis itu berlari lagi menuju tangga dan menaiki perosotan itu.

Mark juga udah balik jongkok sambil buka tangannya. Misa kembali turun dan mendaratkan tubuhnya di pelukan lelaki itu.

Kali ini pelukannya lebih lama. Mark suka menghabiskan waktu dengan gadis manis itu, bahkan hanya sekedar berpelukan saja ia tetap menyukainya.

Kara sama Jaemin liatin keduanya sambil senyum, entah kenapa sekarang malah keduanya yang bingung. Pada akhirnya Misa akan berakhir dengan siapa? Mark yang berjuang mati-matian untuk mendapat cinta si manis atau Doyoung yang lebih dulu ada tetapi baru mencintai gadis itu?

Misa lepasin pelukannya terus dia usap pipi tirusnya Mark, "aku harus main apa lagi?" Kepalanya menoleh ke kanan dan kiri, melihat permainan lain apa yang ada disana.

"Jungkat-jungkit?" Usul Mark yang dibalas anggukan cepat gadis itu. Misa yang emang lagi dalam kukungan Mark dengan mudahnya di angkat oleh lelaki itu dan di bawa ke jungkat jungkit ngga jauh dari mereka.

Mark duduk di seberang si manis dan mulai bergerak. Misa tampak sangat gembira, terlihat sekali dari wajahnya itu. Mark juga gembira, apapun untuk si manis, iyakan?

Doyoung balik dari telponannya ke tempat anak-anak itu bermain. Kara sama Jaemin masih main ayunan sedangkan Misa dan Mark masih main jungkat-jungkit.

Lelaki jangkung itu mendekati si manis, mengusak surai hitamnya, "kamu udah mau kelas dua SMA mainnya gini ya."

"Aku suka main ini." Sahut Misa masih menikmati permainan itu. Mark sih cuek aja sama Doyoung. Kalo dia pikirin malah nanti mereka bisa baku hantam.

"Misa?" Panggil seseorang bikin kelimanya noleh, orang pertama yang mereka lihat adalah Jaehyun yang tengah tersenyum kearahnya.

"Kak Jaehyun?"

Doyoung memicingkan matanya, kenapa lelaki itu ada disini? Menyebalkan sekali, batinnya.

Jaehyun mendekat terus senyum ke Misa, "gak nyangka bisa ketemu kamu disini." Misa ngangguk, "iya aku juga ngga nyangka kalo bisa ketemu Kakak."

Jaehyun perhatiin Misa yang masih main jungkat-jungkit walaupun dia lagi ngobrol sama dirinya, "umur kamu berapa sih? Main jungkat-jungkit."

"Umur aku 16 Kak"

"Kok ngga kelihatan? Kamu kayak umur 6 tahun tau."

"Ehm," Doyoung berdeham, tidak suka lelaki itu terlalu sok akrab dengan si manis yang seharusnya berada dalam pengawasannya.

Jaehyun sih juga bodo amat sama Doyoung, yang penting dia bisa lihat Misa disini rasanya perasaannya sangat senang.

Perut Misa berbunyi ketika semua orang saling berpandangan. Tatapan mereka teralih pada Misa yang lagi terkekeh sambil mengusap perutnya, "Kara, disana ada café kan? Kesana yuk!" Ajak Misa.

Kara ngangguk semangat, dia dan Misa sama semangatnya dalam hal makanan. Kara sama Misa udah gandengan tangan dan berlarian menuju café itu ninggalin Jaemin, Mark, Doyoung sama Jaehyun disana.

Mark turun dari jungkat jungkit itu kemudian mengikuti langkah si manis dari belakang bersamaan dengan Jaemin.

Sedangkan Jaehyun dan Doyoung masih saling bertatapan, "saya permisi."

"Kebetulan kita mau ketempat yang sama, kenapa harus duluan?"

Keduanya kembali bertatapan, sepertinya saingan Doyoung di dalam mimpinya menjadi kenyataan.

Dear Dream [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang