Chapter 38☑️

4.6K 371 3
                                    

Seminggu usai diperbolehkan pulang, Valerie melakukan aktivitasnya seperti biasa. Namun, kali ini pengawasan yang diberikan lebih ketat.

Ia harus ijin kemana pun ia pergi, walau hanya pergi sebentar ke kafe yang terletak di seberang gedung kantornya.

Ia benar-benar di bawah pengawasan Jimin. Jika Valerie tak mau dikawal oleh bodyguard bayaran Jimin, maka tak boleh melangkahkan kakinya keluar dari rumah besar milik Jimin.

Bahkan Jimin juga memantau media sosial milik Valerie. Jimin melakukan semua itu untuk menjaga kekasihnya agar aman. Tidak boleh ada yang menyakiti seorang Valeriw sedikit pun seperti kemarin.

Terlebih Jimin belum menemukan pelaku yang menculik Valerie. Pria brengsek itu masih berkeliaran dengan bebas di luar sana. Membuat Jimin semakin cemas akan Valerie jika wanita itu sedang tidak bersamanya.

Jimin sudah memikirkan siapa saja yang mungkin jadi dalang dari penculikan Valerie. Ia menduga bahwa itu salah satu orang yang mengenalnya karena Valerie mengatakan bahwa pria yang menculiknya menjadikan Jimin sebagai alasan kenapa ia diculik.

Jika dalang dan pelaku tersebut ditemukan, tak segan-segan ia akan langsung menghabisi nyawanya. Jimin tak akan membiarkan orang yang telah menyakiti kekasihnya itu hidup dengan bebas. Tidak. Akan.

*

Valerie menghampiri Jimin yang sedang duduk pada kursi kayu di halaman rumah. Pria itu termenung menghadap air kolam renang yang tenang.

Tangan Valerie bergerak untuk mengusap bahu Jimin dengan lembut, "semuanya akan baik-baik saja." Jimin menoleh ke sebelah kanannya, terlihat Valerie yang tersenyum manis ke arahnya yang mampu membangkitkan kepercayaan Jimin.

Hari ini, mereka akan memberi tahu Jungkook perihal Jiya. Mereka tidak bisa mengulur waktu terlalu lama lagi. Ini sudah saatnya Jungkook tahu anaknya masih hidup.

Valerie mengulurkan tangannya agar Jimin berdiri, dengan cekatan Jimin meraih tangan Valerie dan menuntunnya keluar dari rumah. Mereka sudah membuat janji dengan Jungkook di sebuah restoran yang telah Jimin sewa.

Jiya tidak ikut karena Jimin berpikir bahwa Jiya masih terlalu kecil untuk diikutsertakan dalam pembahasan yang mungkin akan mengganggu mentalnya. Jadi, dia akan stay di rumah bersama babysitter.

Jimin tidak tega melihat Jiya nanti saat mengetahui bahwa selama ini tinggal dan dirawat oleh pria yang telah menyebabkan ibunya tiada lalu memisahkannya dengan ayah kandungnya. Jimin tidak sanggup.

Sesampainya di tempat yang dituju, Jimin segera masuk ke ruangan makan yang private dengan rangkulannya pada bahu Valerie yang tak dilepas dari awal turun dari mobil.

Risih. Itu yang Valerie rasakan ketika masuk ke dalam restoran yang ramai pengunjung. Semuanya menatap mereka dengan tatapan yang berbeda-beda. Namun, Jimin dengan percaya diri terus memasuki lorong restoran.

Sesekali ada yang menyapa dan membungkukkan badannya saat Jimin melintas sembari berucap "Tuan Hwang." Akhirnya, mereka pun duduk di dalam ruangan makan yang tertutup. Tak akan ada yang bisa melihat mereka dari balik belakang kaca hitam yang terdapat pada setiap sisi ruangan.

Valerie memerhatikan Jimin yang terlihat gundah. Ia menggenggam tangan seolah memberi kekuatan untuk Jimin.

Tak lama, Jungkook pun datang. Dia duduk tepat di depan Jimin yang berada di sebelah kiriku setelah menyapa Jimin dan Valerie dengan ramah.

"Maaf membuat kalian menunggu."

Valerie tersenyum dan menggeleng kepada Jungkook, "tidak, kami baru saja sampai."

CONNECTED [end]Where stories live. Discover now