Re : N I N E

794 90 2
                                    

Naruto yang duduk di teras menatap sendu ke arah langit malam, bintang dan bulan terlihat sangat bersinar malam ini, tiba-tiba saja bayangan hitam menghalang pandangannya pada langit malam itu membuatnya menghela, "Sasuke, ada apa lagi?"

Sasuke menatap datar pada Naruto, "tak seharusnya ingatan mu kembali sekarang"

Naruto yang mendengar itu menatap tajam kearah Sasuke, "lalu kapan?! sampai Danzo menyerang kita?! jika seperti itu semua akan terlambat!"

Sasuke berjalan mendekat ke arah Naruto ia kemudian membungkuk menatapnya dengan mata hitam nya dengan lekat, "kau pikir kenapa Dewa menghapus ingatanmu? agar kau tidak bertindak gegabah seperti ini" ujar Sasuke, ia kemudian menggenggam erat lengan kanan Naruto dengan tangan kirinya

Naruto menghembuskan nafas kasar, "jadi kau mau apa? menghapus ingatanku?"

Sasuke terdiam sejenak sebelum ia melepaskan genggamannya dari lengan Naruto.

"kau takut aku menghilang, hingga kau tidak berani menghapusnya sebelum aku kembali" Naruto tersenyum sinis pada Sasuke yang berada di depannya ia kemudian menarik kerah kimono Sasuke erat ke arahnya, mendekatkan bibirnya ke arah bibir Sasuke dan mengecup lembut pada bibir Sasuke, "lakukan saja jika kau sudah siap menghapus 'Naruto' mu seutuhnya" ujarnya dengan suara yang sangat pelan tepat di telinga Sasuke, ia kemudian mendorong tubuh Sasuke menjauh, kemudian berjalan masuk kedalam kamarnya.

Sasuke terdiam, ia menyentuh lembut bibirnya, ia menatap sendu ke arah pintu kamar Naruto, ia harus memilih, antara keserakahan atau kejujuran.

Naruto yang berada di dalam kamarnya memandang futon - nya dengan tatapan yang kosong, ia kemudian menghelakan nafasnya berat, ia meremas erat surai pirangnya, kepalanya sakit, kepalanya terus sakit sejak ia mengurung ingatan tentang dirinya di masa depan dan menggantinya dengan ingatan dirinya di masa lampau, Naruto yang berada di masa depan tak akan mampu membalaskan dendamnya pada Danzo Shimura karena sifat pecundangnya.

Naruto kembali menghela sebelum ia berjalan menghampiri futon -nya sembari melepas satu persatu lapisan kimono tidurnya, besok adalah hari penting dimana ia akhirnya akan pergi dan terjun sendiri ke medan perang, dia harus melepaskan semua pikirannya dan bersikap tenang besok, untuk itu semua dia harus memiliki tenaga yang cukup.

***

Kushina menatap dengan sedih pada putra bungsu nya, "hati-hati ya" hanya itu yang bisa dikatakan oleh sang permaisuri saat melihat salah satu putra kesayangannya berjalan dengan gagah menuju pintu keluar istana dengan tali kekang kuda di tangannya, Kushina tahu bahwa dia tidak akan dapat melihat anaknya untuk waktu yang cukup lama setelah hari ini dan ia tahu risiko yang akan di dapat saat berada di medan perang tak memungkinkan untuk tidak mendapatkan sebercak bekas luka satupun di tubuh sang anak, tentu membayangkannya saja sudah menggores luka di hati sang ibu, bagaimana jika anaknya benar-benar terluka parah?

Naruto tersenyum lemah pada sang ibu, "aku akan berhati-hati haha-ue" ujarnya sebelum membalikkan tubuhnya, berjalan keluar dari istana yang tidak pernah ia tinggalkan seumur hidupnya itu

Sasuke sang malaikat hanya dapat menatap kepergian Naruto dari atas sana, untung saja tak ada seorangpun yang dapat melihatnya, dia menghela nafas saat Naruto kembali beranjak pergi.

Gerbang pintu istana terbuka, saat itulah beberapa pasukan dapat terlihat di luar sana, pasukan yang di utus untuk melindungi sang pangeran.

Seorang kasim dengan pakaian merah yang menunjukkan bahwa dia adalah salah satu kasim dengan tingkat yang tinggi kemudian maju menghadapi para pasukan yang di pimpin oleh para perwakilan kerajaan negeri api, ia membuka sebuah gulungan biru di tangannya dengan tegap, "Perwakilan, Putra dari Kerajaan Uchiha, Pangeran Uchiha Sasuke" ia berteriak dengan lantang memanggil salah satu dari sekian banyak perwakilan dari berbagai Kerajaan yang mengabdi pada kerajaan Namikaze

The Rewind TimesWhere stories live. Discover now