PG 34

1.6K 80 2
                                    

Calvin pov

Hai, mau dengar kabar tentang gue? Ya, setelah gue memutuskan untuk pergi dari kehidupan Jeslyn, ah ralat, Jeslyn sendiri yang pergi dan gak mau ngedengerin penjelasan dari gue. Padahal..yah sudahlah mungkin emang ini takdirnya. Sepahit apapun takdir gue, gue sadar gue harus bisa ngelewatin ini semua.

Gue emang pernah putus asa, 1 kali. Waktu gue gak lolos dari audisi nyanyi di Amerika dulu. Waktu itu emang umur gue sekitar 14 tahun, masih remaja dan masa remaja itu masa masa yang sulit mengendalikan emosi. Gue sedih, kecewa dan marah, karena di benak gue cuma ada kata kata 'kenapa gue gak lolos!?'

Sampai akhirnya gue ngelampiasin rasa marah gue ke hal hal yang negatif. Kayak balapan liar,clubbing,dsb. Ya u know lah gimana bebasnya pergaulan di Amerika. Sangat sangat berbeda jauh dengan di Indonesia.

Tapi untung aja, adek gue, si Cathleen, selalu support gue. Ya meskipun dia itu bawel, ngeselin, ribet dsb, tapi dia lebih peduli sama gue, dibanding kedua orang tua gue. Mungkin karena Cathleen juga merasa kalau orang tuanya kurang peduli atau perhatian sama anak anaknya, jadi dia ngelampiasin rasa manja nya ke gue. Ya gapapa sih, itu wajar. Toh juga dia peduli banget sama gue dan dia adek gue satu satunya.

Dan karena itu, gue gak mau putus asa buat yang kedua kalinya. Gue akan tetep ngejalanin kehidupan gue seperti biasa.

Ngomong ngomong soal Jeslyn, gue tau sekarang dia di Korea, sama 3 sahabatnya. Pengen banget rasanya gue nyusulin dia, terus peluk dia dan bilang ke dia kalo gue bener bener kangen sama dia.

Seandainya aja gue bisa ngelakuin itu semua, hanya sebatas kata andai. Gue gamau berharap lebih. Tapi bisa gue pastiin kalau perasaan ini gak akan hilang dalam waktu dekat. Butuh waktu yang lama karena gue sadar, perasaan gue sangat besar buat Jeslyn.

"Calvin."

Author pov

"Calvin."

Sang pemilik nama pun menoleh ke belakang dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui yang sedang memanggilnya adalah gadis yang selalu memenuhi pikirannya.

"Je-Jeslyn?" Calvin mengerjapkan kedua matanya

Jelas Calvin tidak percaya, ia yakin ia pasti sekarang sedang berhalusinasi. Gadis di depannya ini pasti bukan Jeslyn, bukannya Jeslyn sedang di Korea? iya kan? Lalu siapa gadis berwajah mirip Jeslyn ini?

Brak

Calvin melihat gadis itu sedang terduduk lemas dengan tatapan sedihnya. Calvin sadar, ini bukan mimpi, ini nyata. Gadis itu memang Jeslyn. Lalu apa yang membuat Jeslyn menemuinya? Bukannya Jeslyn membencinya?

"Jeslyn, kenapa? Ada apa?" tanya Calvin sembari menyamakan tingginya dengan Jeslyn yang sedang berlutut

"Gue ga berguna Vin." lirih Jeslyn tanpa mengalihkan pandangannya

Kening Calvin mengerut,
"Ga berguna? Jes ada apa? Bukannya lo sama ketiga sahabat lo lagi liburan di Korea? Kenapa lo bisa ada disini? Ada apa sebenernya Jes?"

Jeslyn menatap Calvin, cukup lama. Lalu ia mulai bercerita apa yang terjadi.

.

.

.

.

.

Flashback on

Pagi itu Jeslyn dan ketiga sahabatnya sudah siap pergi ke pemotretan. Karena pemotretan ini pagi, jadi keempat gadis itu sarapan dengan sandwich buatan Raline.

"Mau aku buatkan makanan lain nona?" tawar Raline

"Tidak perlu, kami sedang buru buru." jawab Monela

Psycho girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang