BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 11

8 10 0
                                    

Pace e Bene Fratelli

__________

Konsili Kalsedon (451)

Konsili Kalsedon adalah konsili ekumenis ke -4 yang diadakan oleh perintah kaisar Timur, Marcian, atas prakarsa Paus Leo I.  Sekitar 600 Uskup hadir (mayoritas dari Gereja Timur), dengan 2 orang Uskup dari Afrika, dan 2 orang utusan dari Roma. Konsili ini mengecam ajaran Eutychianism, yang mengajarkan bahwa Yesus hanya mempunyai satu kodrat yaitu kodrat ke- Allahan. Definisi Kalsedon diambil berdasarkan formula yang dituliskan oleh Paus Leo I kepada Flavian, Uskup Konstantinopel, dan surat- surat sinode dari St. Silirus (Cyril) dari Aleksandria kepada Nestorius, yaitu bahwa Kristus mempunyai dua kodrat, yaitu ke-Allah-an dan kemanusiaan, yang tidak terpisahkan, yang ada di dalam diri-Nya. Selain itu konsili mempromulgasikan 27 kanon tentang disiplin gerejawi, hirarki dan peraturan kleris.

Setelah The Tome of Leo dibacakan dalam Konsili, maka tanggapan Uskup yang hadir adalah:

                      "Petrus telah berbicara ini melalui Leo" atau "Peter has spoken this through Leo"       ((Response to Pope Leo's Tome, quoted in John Jay Hughes, Pontiffs: Popes Who Shaped History, (Huntington, Indiana: Our Sunday Visitor, 1994), p.46 ))

Paus Leo I sendiri tidak hadir dalam Konsili ini. Sesudahnya, para Uskup (mayoritas dari Gereja Timur) yang tergabung dalam Konsili menulis surat demikian kepada Paus Leo I:

                      "Dan kami selanjutnya memberitahukan kepadamu bahwa kami telah memutuskan tentang hal-hal lain juga demi kebaikan pengaturan dan stabilitas hal-hal gerejawi, percaya bahwa Yang Mulia akan menerima dan meneguhkan hal-hal tersebut.   Karena itu, berkenanlah, bapa yang tersuci dan terberkati, menerima sebagai kehendakmu sendiri, dan sebagai pemimpin pengaturan yang baik hal-hal yang telah kami putuskan demi menghilangkan kebingungan dan demi peneguhan keteraturan Gereja.  Demikianlah kami memohon dengan sangat, hormatilah keputusan kami dengan persetujuanmu, dan sebagaimana kami telah tunduk kepada sang kepala, (tentang) perjanjian kami mengenai hal-hal yang mulia, semoga sang kepala juga memenuhi anak-anaknya dengan apa yang pantas ...   Sebab agar engkau tahu bahwa kami telah berbuat tidak demi kesenangan ataupun kebencian, tetapi karena telah dibimbing oleh Kehendak Ilahi, kami telah memberitahukan kepadamu keseluruhan jangkauan dari proses untuk memperkuat posisi kami dan untuk meneguhkan dan menetapkan apa yang telah kami lakukan."        ((Letter 98: From the Synod of Chalcedon to Leo, NPNF 2, 12:73))

Pada saat itu Patriarkh Konstantinopel, Anatolius, menulis kepada Paus Leo untuk mengumumkan konsekrasinya dan peneguhannya sebagai pemimpin keuskupan Konstantinopel. (Anatolius ini dipilih menggantikan Flavian yang wafat karena penganiayaan akibat konsili Efesus oleh para pendukung ajaran Eutyches). Untuk menjamin pelestarian ajaran para rasul di keuskupan Konstantinopel, Paus Leo kemudian mensyaratkan Anatolius untuk menandatangani The Tome of Leo, surat kedua St. Sirilus kepada Nestorius dan perikop tulisan para Bapa Gereja yang dilampirkan dalam akta Konsili Efesus. Lalu Pulcheria, Ratu kerajaan, menulis kepada Paus, "Anatolius telah merangkul pengakuan iman Apostolik sebagaimana tertulis dalam surat- suratmu, surat tentang iman Katolik."   Paus Leo menjawab dengan memberi selamat kepada Anatolius, "mereka yang melayani Tuhan kita akan bersukacita bahwa damaimu telah terangkum dalam Tahta Apostolik."     ((S. Herbert Scott, The Eastern Churches and the Papacy, London: Sheed and Ward, 1928), p.189-190)).

St. Sirilius (Cyril) dari Aleksandria (370-444)

St. Sirilus adalah seorang pertapa yang diangkat menjadi Patriarkh Aleksandria (412). Ketika Nestorius (seorang bidat) menjadi uskup Konstantinople (428), keduanya berbeda pandangan. Nestorius menekankan kemanusiaan Yesus sehingga menolak menyebut Bunda Maria sebagai yang mengandung Tuhan (God-bearer orTheotokos), dan memanggilnya 'yang mengandung Kristus' (Christ- bearer), atas dasar ia hanya melahirkan manusia yang kemudian menjadi alat dan bait Allah. Maka Nestorius memisahkan antara kemanusiaan Yesus dengan Sang Firman (Yoh 1:1). Sedangkan St. Sirilus mengatakan, walaupun Kristus mempunyai dua kodrat yang berbeda, yaitu kodrat manusia dan kodrat Allah, namun keduanya bersatu sedemikian (secara hypostatic), sehingga dapat masing-masing kodrat mempunyai sifatnya masing-masing, dalam satu kesatuan Pribadi Yesus. St. Sirilus meminta dukungan kepada Roma (Paus Celestine) untuk klarifikasi dan otoritas dalam menentang ajaran Nestorius.

AFRAID TO BE A CATHOLIC?Where stories live. Discover now