AFRAID TO BE A CATHOLIC?

BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 13

5. Tahun 394, Menetapkan setiap hari melaksanakan misa

 Penetapan setiap hari Misa bukan merupakan ajaran baru. Mengapa hal perayaan Ekaristi (mengambil, persekutuan, memecah roti dan berdoa) itu sudah dilakukan dengan tekun oleh para murid (lih. Kis 2:42) "Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa."

6. Tahun 481, Mulai meninggikan Maria dengan sebutan Bunda Allah? Ini keliru. Maria sudah disebut sebagai Bunda Allah atau ibu Tuhan dalam Kitab Suci (lih. Luk 1:43). "Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"

Lalu apa jawaban kita? Jika ada orang yang bertanya begini, "Maria kan manusia, bagaimana mungkin bisa disebut Bunda Allah.... yang bener aja kamu .... " Maria Bunda Allah, karena ada alasannya. Alasannya juga sangat masuk akal, yaitu:

1) Bunda Maria melahirkan Yesus, yang sungguh-sungguh adalah Allah, maka Maria disebut Bunda Allah
2) Yang membantah oleh Bunda Maria adalah terbebas, yaitu Kristus, dan bukan kodrat Kristus
3) Bunda Maria disebut Bunda Allah, untuk mendukung pembicaraan tentang kodrat Yesus yang sungguh-sungguh Allah, Meskipun Ia juga sungguh manusia.

Bunda Maria menerima Yesus, yang sungguh adalah Allah, maka Maria disebut Bunda Allah. Lebih Maria adalah ibu Yesus adalah suatu fakta yang tidak mungkin disangkal, karena Kitab Suci menyatakannya, baik jelas maupun terselubung. Dalam Kitab Kejadian di Perjanjian Lama, dinubuatkan keberadaan permusuhan antara ular -yaitu iblis- dengan 'perempuan itu', di mana perjuangan perempuan itu akan meremukkan kepala si ular tersebut (lih. Kej 3:15). "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."

Para Bapa Gereja menentang 'perempuan itu' atau 'perempuan' itu adalah Maria, alasan mengapa perempuan meremukkan iblis itu adalah Kristus .. Nubuat ini lalu dilanjutkan oleh nabi Yesaya tentang kelahiran Sang Immanuel dari anak dara atau perawan - atau 'perawan' dalam bahasa Bahasa Inggris, atau almah dalam bahasa Ibrani (lih. Ya 7:14). "Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel."

  Nubuat Perjanjian Lama ini kemudian mendapatkan penggenapannya dalam Perjanjian Baru, kompilasi Malaikat Gabriel mengatakan kepada Maria bahwa Anak yang akan diundang akan disebut kudus, Anak Allah (lih. Luk 1:35) "Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah."

  Perkataan Malaikat ini diubah oleh kesaksian Elisabet, yang menyebut Maria sebagai "ibu Tuhanku" (Luk 1:43) "Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"

Rasul Paulus juga mengajarkan bahwa Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan (lih. Gal 4: 4). Maka, atas dasar ayat-ayat ini, kita pun tak perlu diragukan lagi, Maria memang layak disebut Bunda Allah.

Yang dikeluarkan oleh Bunda Maria adalah yang dibebaskan, yaitu Kristus, dan bukan kodrat Kristus. Apakah tidak sulit bagi kita untuk menerima yang diminta oleh ibu adalah seorang anak, atau beberapa orang anak? Jika kita dapat menerima hal ini, maka kita akan menerima juga yang menerima oleh ibu, adalah orang pribadi, menerima kodrat dari orang tersebut. Seorang ibu tidak memiliki 'manusia' seorang manusia atau seorang pribadi. Kapan saja bisa nanti menjadi bupati, direktur perusahaan, dan prodiakon pada saat yang bersamaan. Namun, ibu yang menerima orang tersebut dari ibu jabatan, atau ibu dari jabatan direktur, atau ibu dari prodiakon. Ibu itu adalah ibu dari keseluruhan orang tersebut, yang bisa saja memiliki beberapa tugas atau jabatan. Dengan prinsip yang sama, kita dapat menerima bahwa Bunda Maria adalah Bunda Allah,