Part 18: Day-Off

21.9K 3.5K 919
                                    

Namjoon menguap pelan seraya menyalakan coffee makernya untuk membuat kopi. Satu-satunya peralatan dapur yang rajin disentuh oleh Namjoon adalah coffee makernya karena dia memang butuh kopi di pagi hari untuk memberikan semangat.

Akan tetapi di pagi ini Namjoon memang sangat membutuhkan kopi untuk menghilangkan kantuknya. Ucapan Seojin saat di kantornya kemarin berhasil menghancurkan semua fokus Namjoon, pekerjaannya menjadi jauh lebih lambat dan akhirnya setelah Jimin mengomelinya selama tiga puluh menit penuh, Namjoon memutuskan untuk menyelesaikan semua pekerjaannya dan itu membuatnya harus lembur hingga jam satu pagi.

Biasanya Namjoon akan memilih untuk tidur di kantornya demi mendapatkan satu-dua jam tambahan waktu tidur daripada pulang ke rumahnya dan nantinya akan mendapat waktu tidur lebih singkat. Namun kali ini entah kenapa Namjoon tetap memilih untuk kembali pulang ke rumahnya.

Ini adalah lembur pertama yang Namjoon lakukan sejak hampir dua bulan belakangan dia selalu pulang tepat waktu.

Namjoon meregangkan lehernya seraya menghela napas pelan, dia sudah terbiasa bekerja keras seperti ini dan sebenarnya lembur tidak pernah terlalu mengganggu Namjoon. Namjoon menuang kopinya yang sudah siap dan menyesapnya perlahan seraya berjalan keluar dari dapur, ketika Namjoon berjalan keluar dari dapur, dia berpapasan dengan Seokjin.

Dahi Namjoon berkerut melihat Seokjin, saat ini sudah jam tujuh pagi namun Seokjin masih memakai piyamanya. Piyama berwarna merah muda dengan hiasan gambar animasi karakter yang terlihat seperti... domba? Serta bedhair yang luar biasa berantakan.

"Kau tidak siap-siap untuk bekerja?" tanya Namjoon.

Seokjin mengangkat pandangannya untuk menatap Namjoon, "Hmm? Oh, tidak, hari ini aku libur." Seokjin tersenyum lebar, "Karena aku libur, makanya aku bangun sedikit lebih siang daripada biasanya."

Namjoon mengangguk pelan, dia duduk di meja makan dengan membawa mug berisi kopinya.

"Mau kubuatkan sarapan?" seru Seokjin dari dapur, "Atau kau sudah akan berangkat?"

Namjoon menyesap kopinya lagi, "Aku.." Namjoon tertegun sebentar, dia terdiam memikirkan beberapa hal kemudian melirik jam dinding di dekat meja makan. Namjoon harus berangkat ke kantor lima belas menit lagi.

"Hei, Seokjin." seru Namjoon.

"Ya?"

"Apa rencanamu hari ini?" Namjoon menoleh ke arah dapur dan dia melihat Seokjin sedang memotong-motong sesuatu, kelihatannya dia sudah mulai membuat sarapan.

"Eh? Rencanaku?" Seokjin terdiam sebentar, "Tidak ada." Seokjin mengangkat bahunya, "Mungkin aku akan tidur seharian atau semacamnya."

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan?"

Seokjin jelas terkejut mendengar itu, pisaunya menghentak cutting board dengan keras dan dia merasa sangat bersyukur jarinya tidak teriris. Seokjin melebarkan matanya seraya menatap Namjoon, "Apa?"

Namjoon mengangguk pelan, "Ya, bagaimana kalau kita jalan-jalan?" Dia berujar kemudian mengangkat bahunya, "Kita bisa pergi ke suatu tempat yang agak jauh dari kota, kau pasti bosan melihat suasana kota."

"Bukan itu maksudku.." Seokjin mengerutkan dahinya, "Bukankah kau harus bekerja?" Seokjin menuding pakaian Namjoon, "Kau bahkan sudah rapi."

Namjoon menunduk menatap dirinya sendiri, "Ah, ini? Aku bisa ganti baju nanti."

"Tapi, pekerjaanmu.."

"Kalau kau setuju, aku akan menghubungi Jimin dan mengatakan padanya kalau aku tidak ke kantor hari ini."

Legally BoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang