14.Possessive brother

20 0 0
                                    

Tin tinn

Aslan mengklakson dengan terburu-buru didepan sebuah rumah yang untuk kedua kalinya dia kunjungi ini,melupakan segala kesopanan karna yang ada dipikirannya sekarang hanya satu. Kaisya, perempuan yang beberapa hari ini selalu diganggunya

Aslan keluar dari mobil saat melihat seorang satpam berlari-lari terpogoh-pogoh menuju gerbang untuk melihat siapa yang datang

"Cari siapa ya den? "tanya satpam itu sedikit kesal karna aslan mengklakson seperti orang kesetanan

"kaisya"ujar aslan cepat

"non sasya?" satpam itu menatap bingung aslan yang menanyakan putri tunggal pemilik rumah ini

"Iya saya temannya"aslan memegangi kepalanya yang masih terasa pusing

"ah iya saya ingat, yang waktu itu nganterin non sasyakan? Tapi memangnya aden nggak tau kalau non sasya udah nggak tinggal disini?" satpam itu segera menutup mulutnya yang sudah mengatakan sesuatu yang tak seharusnya dikatakan

"maksudnya? "pertanyaan aslan teralihkan karna suara klakson dari belakang

Seorang perempuan yang mungkin seusia ayahnya turun dari mobil dan berjalan kearah aslan

"Ada apa ya? "tanya perempuan itu sambil tersenyum

"Ini ada temannya non sasya bu" ujar satpam itu sambil menunjuk aslan

"Oh temannya sasya, saya fandiya,mamanya sasya" mama sasya mengulurkan tangannya tapi aslan hanya menatap tangan itu lalu menaikkan sebelah alisnya

"Saya mau ketemu sasya"ujar aslan to the point membuat Fandiya menarik kembali tangannya dengan wajah heran

"Ada perlu apa? "Fandiya bertanya sambil melipat tangan didada,dia mulai menunjukkan ketidaksukaan terhadap aslan

"Saya cuman mau ketemu"ujar aslan seadanya

"Oh ya,dan kamu tau berapa orang yang datang kesini dengan alasan yang sama?"Fandiya menatap aslan dengan seksama karna bocah ddepannya ini benar-benar tidak disukainya.

"Dan anda tau berapa banyak orang yang ingin bertemu anak tunggal keluarga wijaya? "aslan tersenyum pongah. Dia benar-benar tak ada rasa hormat sedikitpun dengan Fandiya yang sama usia dengan ayahnya. Satu hal yang pasti, dia tidak peduli

''Sepertinya anda menilai diri terlalu tinggi,aslan wijaya" Fandiya tersenyum tapi tak ada ejekan lagi didalamnya,dia malah menghela nafas karna berita yang beredar tentang putra tunggal wijaya yang anti dengan perempuan itu bukan sekedar gosip. Dan tingkah aslan saat ini sudah lebih dari cukup sebagai bukti.

"Saya tidak punya banyak waktu nyonya bramantyo"ujar aslan

"Kalau begitu bisa kita masuk. Saya bukan tipe orang yang suka berbicara dijalan''fandiya melenggang masuk kedalam mobil

Satpam membukakan pintu gerbang lalu membiarkan mobil aslan masuk diiringi mobil fandiya dan kembali menutup gerbang

Fandiya keluar dari mobil lalu seorang laki-laki yang menggunakan celana pendek dan kaos oblong keluar dari rumah dan membuka pintu mobil belakang. Aslan melihat dia keluar sambil menggendong seorang perempuan ala bridal style lalu mengikutinya dari belakang bersama fandiya

Sesampainya didalam laki-laki yang aslan tak tau namanya itu naik kelantai atas bersama perempuan digendongannya.Fandiya meminta aslan untuk duduk tapi aslan malah menanyakan hal yang sama

"Dimana sasya?"

"Ngapain lo nyari sasya? " aslan menoleh keasal suara dan melihat laki-laki tadi sudah turun

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang