BAB 5 ~ ANEH

3.2K 599 166
                                    

Yok masih semangat dirumah aja?

Kalian baca ini pas sahur gak? Soalnya aku update setiap menjelang sahur.

~Selamat membaca~

'Clung'

PENGABDI JOMBLO

Sudah 24 jam, kita sudah tahu siapa saja yang tidak mengikuti aturan. Lihat apa yang akan kalian rasakan! Jangan macam-macam.

Sebuah pesan masuk di grup Pengabdi Jomblo, Mister RM kembali membuat peringatan bagi mereka yang tidak mengikuti aturan. Dan gue sampai detik ini belum melakukan apa-apa, bahkan gue menolak mentah-mentah syarat dari ketua grup itu.

"Alfa!" Giant berlarian dengan panik menemui gue yang tengah santai nongkrong di kantin ditemani kacang garuda.

"Kenapa?" tanya gue heran melihat begitu antusias nya Giant menyapa gue siang ini.

"Gue tahu lu ngefans sama gue, tapi ya udah lah kita kan temenan. Gak usah seantusias itu dong kalau ketemu gue."

"Bentar," jawab Giant dengan napas yang masih terengah-engah.

"Gue mau marah tapi masih capek."

"Santai-santai, minum dulu." Gue menyodorkan minuman yang ada di atas meja.

"Lu udah baca grup?"

"Udah."

"Lu ... gak takut apa?" tanya Giant yang panik dengan nasib gue. Padahal gue santai, karena terlalu bodoh untuk mengikuti aturan aneh di grup itu.

"Lah takut kenapa?"

"Ancaman grup loh, lu belum dekein si Merry."

"Halah, apa sih yang bisa mereka lakuin sama gue."

"Serius, Al. Lu jangan macam-macam," saran Giant. Bagi gue ancaman di grup bukanlah ancaman yang serius, menurut gue itu hanya geretak sambal saja. Lagian sekolah mana yang mau menghum muridnya gara-gara grup jomblo, dikira gue bodoh apa.

"Lu deketin Merry kek, dikit aja. Setidaknya lu aman kalau mencoba."

"Apaan sih, lu maksa gue deketin orang yang gue gak suka sama sekali?" Gue jelas keberatan jika terus dipaksa untuk mendekati Merry. Lagi pula gue gak paham apa tujuan grup ini memaksa anggotanya untuk mendekati Merry.

Gue lihat wajah Giant sudah tidak karuan, dia nampak panik dan gusar. Entah apa yang dia ketahui, namun dia tidak bisa menyembunyikan rasa khawatir dan takutnya.

"Udah lu gak usah panik gitu, gak akan terjadi apa-apa." Gue mencoba menenangkan dia yang begitu khawatir.

"Lihat itu Aisah, pasti bakal ke sini buat minta maaf," Gue membuka percakapan baru, menunjuk Aisah yang sedang berjalan menuju meja kita.

"Minta maaf soal?"

"Ya kemarin gue kehujanan, lihat aja." Gue pede dua ratus persen jika Aisah akan meminta maaf sama gue soal kemarin, wajah gue udah berseri-seri melihat Aisah semakin mendekat.

"Alfa ...." sapa Aisah.

"Iya gak apa-apa kok Aisah, jangan merasa gak enak gitu aku masih baik-baik aja," potong gue.

"Eh?" jawab Aisah bingung.

Melihat ekspresi Aisah yang kebigungan membuat gue ikutan bingung, "kamu mau minta maaf kan?" tanya gue meyakinkan.

"Maaf soal? Gak, aku disuruh Pak Edward buat manggil ke ruangannya. Aku ke sana dulu ya," pamit Aisah setelah menyampaikan pesan buat gue dari guru BP.

"Pede lu!" cibir Giant sembari tertawa.

Pengabdi JombloWhere stories live. Discover now