Ending

434 54 27
                                    

Rio sibuk menatapi Lisa yang sedang fokus pada buku resep, keduanya memang memutuskan untuk berkencan tapi bukan jalan-jalan atau ke restoran mewah, tetapi ke rumah Lisa. Mereka akan memasak bersama-sama, kata Rio supaya romantis.

"Bagaimana kalau kita membuat Brownies?" Tanya Lisa masih fokus pada buku resepnya.

Tangan Rio terulur untuk mengusap lembut kepala sang kekasih. "Apa saja terserah." Pipi Lisa merona.

"Kalau begitu ayo buat!"

Setelah selesai membuat kue, Lisa meletakan kuenya di dalam oven.

"Sudah selesai sayang?"

"Iya, tinggal tunggu matang." Lisa duduk di sebelah Rio, kemudian menghapus sisa tepung yang tertinggal di pipi Rio.

"Ada apa?"

"Tepung." Darah Rio berdesir, jarak keduanya sangat dekat.

Kalau dipertemuan pertama Rio merasakan kehadiran Laras untuk saat ini dan mungkin selamanya Rio sadar bahwa gadis di dekatnya ini Lisa, Lisa seutuhnya.

Tangan Rio tergerak untuk memeluk Lisa.
"Rio, coba katakan dengan jujur." Rio mengangguk.

"Apa itu?"

"Kamu seperti ini bukan karena wajah ku yang mirip Laras kan? Apa kamu tulus? Maaf bertanya begini, aku hanya ingin tahu." Rio terdiam.

"Aku tidak berpikiran ke sana Lisa, yang aku tau aku mencintaimu, bukan karena wajah mu yang mirip Laras." Mata Lisa berbinar.

"Benarkah?"

"Iya, kamu dan Laras berbeda, aku menyadari itu, awalnya ku pikir kamu adalah Laras kedua yang dikirim tuhan untukku, tapi nyatanya tidak, wajah kalian sama tapi kalian jelas sangat berbeda, dia bukan kamu dan kamu bukan dia." Lisa tersenyum.

"Tapi dari sekian banyak wanita kenapa aku?"

"Maaf, awalnya karena wajah mu yang mirip Laras, tapi jangan salah faham, itu hanya awalnya, ingat saat kamu hampir jatuh?" Lisa mengangguk.

"Disitu aku sadar kalian berbeda, mata mu dan Laras berbeda, saat itu jantungku berdetak cepat saat menatap matamu." Ucap Rio menyakinkan.

"Apa kamu yakin?"

"Kamu ragu?"

"Kenapa balik bertanya?"

"Kamu juga balik bertanya!"

Lisa menghela nafas, laku mengerucutkan bibirnya sebal.
"Bagaimana aku tahu?"

"Kamu bisa merasakannya dengan hatimu." Mata Rio menatap Lisa lembut, dan itu membuat Lisa turut hanyut dalam tatapannya.

"Aku bisa merasakannya." Rio tersenyum.

"Jangan cemburu, aku masih tetap mencintai Laras, tapi dengan cara yang berbeda, kamu bisa mengerti kan?" Lisa mengangguk semangat.

"Bisa ajak aku bertemu dia?" Jantung Rio berdetak kuat.

"Kamu mau bertemu Laras?"

"Iya, aku mau minta izin untuk mencintai suaminya." Rio terenyuh.

"Boleh sayang, kapan kamu bisa?"

"Secepatnya."

Lisa terdiam seketika. "Rio kue nya!"

•••

"Bawakan ini untuk Sasha ya, sisanya kita makan." Ucap Lisa setelah memotong kuenya menjadi beberapa bagian.

She's not You (Similar but Different)Where stories live. Discover now