Si Pengecut Tak Tahu Malu
bahkan rupa malang yang dingin dalam setiap sudutnya menuliskan wajahmu
Meskipun hanya hitam putih, dia tetap cantik dengan kelap kelip lampu pinggir jalan
Sungguh
Tak ada duanya
Meskipun aku tau jakarta lebih cantik, jogja lebih manis, bandung lebih dingin, malang tidak mengecewakan
Biarpun mereka asik bercumbu, iri tak pernah menyapaku
Sendiri masih sanggup menemaniku dalam setiap penantianku
Kamu
Penantian termanisku
Selalu hadir di setiap doaku
Yang kuharap
Kamu juga menantiku
Jangan pernah berlari
Walau aku tak pernah berhenti
Tubuh ini tau batas diri
Dariku, si pengecut tak tahu malu
7 September 2019
Terperangkap di antara rak buku
YOU ARE READING
Deklarasi Kepengecutan
PoetryKetika seorang pengecut mencoba membuat karya Ketika seorang pengecut mencoba menerima apa adanya dirinya
