sleep like a winter bear.

1.9K 71 1
                                    

Kamu itu indah sekali.




Deru napas memburu, terukir dengan begitu indahnya di udara. Kedua lenganku memeluk tubuhmu erat. Malam itu tengah musim dingin, tanpa ada orang pun selain bulan, aku, dan dirimu.

Aku merasakan, bagaimana detak jantungmu perlahan melemah, berbanding terbalik dengan milikku. Aku menyaksikan, bagaimana kedua bibir itu memucat, serta tatapan penuh keputusasaan yang kau layangkan padaku.

Malam itu, aku ingin mengatakan kepada bintang-bintang, untuk menyampaikan maafku padamu.

Manik kelammu perlahan tertutup.

Aku ingat benar, aku berteriak, memanggil namamu.

Dan akhirnya kedua bibirmu terbuka, berucap lirih, namun cukup keras untukku mendengarnya,

"Hiduplah dengan baik, Baby Bear, aku pamit."

Katamu, laki-laki tidak boleh menangis. Maaf, aku melanggarnya. Aku berharap kau tidak melihatku yang benar-benar hancur malam itu.

Genggaman tangan terlepas. Saat itu aku menyadari, aku kembali kehilangan kebahagiaanku.

Waktu kembali merebut kebahagiaanku. Takdir kembali mempermainkanku.

Aku hanya bisa meraung, berusaha meraih dan mendapatkanmu kembali. Apakah sudah terlalu terlambat untuk mengucapkan selamat malam? Apakah aku terlambat?

Mengapa malam itu tidak seperti malam-malam biasanyaㅡketika aku mengantarmu pulang pada ibumu, lalu aku yang mengucapkan selamat malam dan esok hari kembali melihatmu tertawa bersama teman-teman sekelasmu?

Benar kata orang, Tuhan tidak bisa jauh-jauh dari orang-orang baik sepertimu. Tapi ketahuilah, aku juga membutuhkanmu untuk selalu berjalan di sisiku, memperlakukanmu dengan baik, agar aku tidak akan kehilanganmu lagi.

Nyatanya aku salah.

Aku lalai menjagamu. Aku melanggar janjiku. Maafkan aku atas segala ketidaktahuanku, atas kenyataan bahwa walaupun kau milikku, kesendirian selalu menyelimutimu, membelenggumu.

Senyum itu, dulunya begitu manis. Benar, karena aku yang tidak pernah menanggapi keluh kesahmu.

Berhenti bersikap sok kuat! Aku akan menjadi sandaranmu.

Andai waktu boleh diulang kembali, aku akan kembali meraih tanganmu, menjagamu, membuatmu merasa jauh lebih baik.

Berhenti menyakiti dirimu sendiri! Setidaknya jika kau belum sepenuhnya mencintai dirimu, lakukanlah demi diriku.

Malam itu kau tertidur. Aku tidak membangunkanmu.

Kau lelah, kau butuh istirahat.

Aku melepaskanmu.

Aku berjanji untuk selalu berbahagia.

Bahkan aku masih ingat benar, bagaimana kedua kaleidoskop indah itu berbinar sore tadi, menjelang senja. Maafkan aku yang tidak menyadari bahwa itu senja terakhirmu.

Matahari seakan membawamu ikut tenggelam di ufuk Barat bersamanya. Maka aku melepaskanmu.

Dunia,
Waktu,
Takdir,

Bahkan hidup itu sendiri.

Tidak ada yang sepenuhnya adil memang.

Kamu dengan segala ketidaksempurnaanmu, dan aku yang bahkan tidak bisa melengkapi ketidaksempurnaanmu itu.

Mungkin disinilah kisah kita harus berakhir.

Nyatanya, dongeng yang selalu kau baca saat kecil itu, bualan belaka.

Tidak semua cerita berakhir indah, cerita kita salah satunya.

Aku menyayangimu sangat, ketahuilah itu.

Malam itu aku telah belajar merelakan.

Merelakanmu yang tertidur nyenyak dalam pelukanku, di atas hamparan salju bulan Agustus.

Aneh memang, namun seperti lagu yang pernah aku tulis,







You looked like a winter bear,
Because on that night,
You slept so happily on my arms.











END.



WINTER BEAR | TAEHYUNGWhere stories live. Discover now