decalcomania.

767 27 1
                                    




disclaimer : a jjk × kth × oc fic. 

"berhenti, kau hanya akan membuatku jatuh lebih dalam," pemuda itu menghela napasnya, "and for the first time ever, i'm scared of falling."

Sore itu aku kembali. Masih dalam balutan celana kargo bersih yang sama sejak tadi pagi, dan sweater hijau tua yang baru saja kuambil dari laundry di ujung jalan. Aku membawa buku kecil dan pena bersamaku. Nyatanya, sejak tadi ada suatu pertanyaan sederhana yang mengganggu pikiranku. Pernyataan yang sulit sekali dijawab, yang dilayangkan seorang pemuda tepat 5 tahun lalu dari hari ini,


Jeon Jungkook.

Aku ingat bahwa aku begitu bodoh, untuk tidak menyadari semua perasaan yang dikuburnya dalam-dalam, kepada sang mentari dalam kisahnya, sang malaikat yang tidak memberinya sepasang sayap, melainkan mengajarinya terbang.

Lagu sepanjang dua menit, lima puluh lima detik itu terus mengalun. Aku teringat betapa hancurnya dia, dan betapa ia berusaha menahan segalanya.

Jungkook meninggalkan sekelumit cinta pada kasihku,

Dan aku yang begitu bodoh menyatakan cinta pada Minsoo, si blue parrot dari kelas 12 unggulan, yang saat itu juga mengiyakan ajakanku, tanpa tahu ada hati yang terluka. Tanpa tahu, kami menyakitnya.

Jungkook selalu terlihat paling antusias jika itu sudah menyangkut kami. Ia akan menyarankan hadiah-hadiah yang pantas kuberikan untuk si hati yang kujaga.


🐻

Tae POV to JK.

Hingga suatu sore, di musim gugur, Minsoo menolak pulang bersamaku. Saat itu aku melihatnya pulang bersamamu, Jungkook.

Kekecewaan sontak mengisi relung hatiku, memenuhinya hingga terlampau sesak rasanya.

Saat itu aku marah, tanpa mendengarkan penjelasanmu, maupun penjelasan Minsoo.

Ketika aku dan Minsoo berakhir, kau masih berdiri dalam diam di hadapanku. Buku-buku jarimu memutih, namun kemudian tangismu pecah.

"Maafkan aku, aku menghancurkan kalian. Maafkan aku yang membiarkan perasaan bodoh ini tumbuh. Seharusnya aku tahu, Kak, Minsoo pantas bersanding denganmu. Aku memghargaimu sebagai seorang Kakak, oleh sebab itu, aku mundur.

Maafkan aku yang mencintai Minsoo, Kak,


Dan satu kata lagi yang membuatku merasakan nyeri yang begitu kentara,



Aku pergi,"




5 tahun lalu, aku kehilangan kalian. Andai saja, Jungkook, kau tidak egois. Andai saja, aku mau mendengarkanmu. Andai saja, tidak terjadi pertengkaran hebat di antara kita bertiga. Andai saja, kau tidak nekat pergi bersamanya ke pinggir kota meskipun aku sudah memanggil namamu. Andai saja, kecelakaan itu tidak terjadi. Andai saja, tidak ada lagi hati yang terluka.

Aku membuatmu takut, Jungkook. Aku membuatmu takut merasa.

Tidak ada yang salah dalam rasa,
Dan bodohnya aku yang terlambat memahaminya.

Maka di buku yang kubawa tadi, aku kembali membuka sebuah halaman yang ditandai dengan sticky notes kecil di bagian tepinya,

2 buah polaroid yang tertempel kembali kulihat lagi,

Fotoku dengannya,

Dan fotomu yang tersenyum begitu lebar.

Sore itu, ketika aku kembali, aku telah menentukan jawaban dari pertanyaan sederhana-mu,

Jika kau dapat berbincang dengan 'waktu', apa yang ingin kau bicarakan dengannya?

I'd like to tell the time, on how cruel he was to take you both away from me

I'd like to tell the time a little story, about how I tragically lost a brother, and a lover

I'd like to tell the time about all of the things you both like and dislike

I'd like to ask the time to take me back, to the good old days,

and I promise that I would make you both the happiest,




Without involving in any of the stories.












END.





























WINTER BEAR | TAEHYUNGTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon