[4] Understand

5.8K 511 47
                                    

Atmosfer yang berada diruangan ini terasa seakan mencekik. Bayangan-bayangan negatif mulai memenuhi pikiran pria itu. Ia memainkan jarinya gelisah diatas meja. Diruangan inilah, berbagai berita buruk satu persatu ia terima.

Apakah ia akan menerima berita buruk lagi?

Seokjin menatap pria yang 2 tahun lebih muda dihadapannya itu. Dokter yang selama ini menangani adiknya. Walau masih muda namun skill kedokterannya tidak perlu diragukan.

"Namjoon-ah? Bagaimana adikku?" Seokjin membuka suara setelah terdiam 5 menit. Ia memang tak memanggil Namjoon dengan embel-embel 'uisa' atas permintaan Namjoon sendiri.

"Hyung, aku tidak ingin mengatakan ini, tapi— kondisi Taehyung semakin memburuk."

Seokjin menahan nafas sejenak, memejamkan mata dan menghembuskan nafasnya lagi. Ia tau ini akan terjadi, sekuat apapun hatinya menolak.

"Jelaskan Joon, perlahan." Pintanya.

Namjoon mengangguk, walau hatinya merasa amat berat untuk menjelaskan ini. Ia sudah menanggap Taehyung sebagai adiknya sendiri, ia tau persis bagaimana kondisi Taehyung sekarang. Dan itu membuat hatinya sakit.

"Kau tau kan, hyung? Penyakit multiple myeloma yang diderita Taehyung adalah penyakit yang langka. Belum ada cara spesifik yang benar-benar bisa menyembuhkannya." Namjoon menarik nafas sejenak, ia akan menjelaskan secara perlahan seperti yang diminta Seokjin.

"Dan selama ini penyakit itu terus berkembang, memperluas cakupannya. Sel-sel myeloma itu bukan hanya menyerang sel tulang dan sarafnya, namun juga sudah menyerang organ lain. Sepertinya myeloma Taehyung sudah mulai memasuki tahap kompleks."

"Apa maksudmu, Joon?" Seokjin mencoba menolak mentah-mentah kalimat negatif dari Namjoon itu. Walau sebenarnya ia sudah dapat menangkap maksudnya.

"Sel myeloma itu sudah menyerang organ ginjalnya."

"Apa?!" Seokjin membelalakkan matanya kaget. Dadanya langsung sesak mendengarnya, ia serasa hancur mendengar penjelasan Namjoon. Sejak kapan adiknya itu menjadi bertambah parah? Selama beberapa hari ini ia tak melihat apapun yang buruk kecuali tawa Taehyung yang tampak baik-baik saja. Apa adiknya itu kembali tertutup perihal kondisinya?

"A-apa yang harus kita lakukan, Joon?" Ucap Seokjin lirih, mati-matian ia menahan air matanya.

Namjoon menghela nafas, sebenarnya ia tak tega mengatakan ini. Namun ia tau apa yang terbaik dilakukan untuk Taehyung saat kondisinya begini.

"Kita harus mulai melakukan pengobatan rutin, dan Taehyung harus meninggalkan segala rutinitas yang ia lakukan saat ini."

"Apa maksudmu?" Seokjin tampak frustrasi.

"Ada beberapa pengobatan yang bisa kita terapkan. Yang paling umum kita bisa melakukan kemoterapi. Terapi sampingan kita bisa melakukan terapi biologis dan kortikosteroid, yaitu pemberian obat secara rutin untuk melumpuhkan sel kanker dan menguatkan imunnya." Namjoon memberi jeda sejenak, memberi waktu untuk Seokjin mencerna ucapannya.

"Dan terapi itu harus kita lakukan bertahap, dan rutin. Taehyung harus benar-benar fokus pada pengobatannya. Dan dia harus meninggalkan segala aktifitas yang mungkin menguras tenaga dan pikirannya, jika tidak---"

"Jika tidak apa?"

Namjoon terdiam, bibirnya terasa kelu untuk menyampaikan ini, "Jika tidak akan fatal. Taehyung bisa kehilangan fungsi ginjalnya, kerusakan pada tulang, dan... Taehyung bahkan bisa mengalami kelumpuhan."

Seokjin mengacak-acak rambutnya frustrasi. Tidak pernah terpikir olehnya Taehyung adik yang selalu dijaganya akan mengalami hal-hal yang disebutkan Namjoon tadi. Tidak, itu tidak boleh terjadi. Adiknya harus sembuh apapun yang terjadi. Seokjin tidak terima jika rasa sakit itu terus menerus membayangi adiknya.

something i can't get || kthWhere stories live. Discover now