[6] Runaway

4.1K 391 62
                                    

Taehyung mengeratkan selimut yang membalut tubuhnya. Entah kenapa malam ini terasa amat dingin. Ia pun merasa tubuhnya amat lemas. Ia merasa kelelahan padahal ia tidak melakukan pekerjaan apapun.

"Ugh, pusing." Keluhnya. Biasanya disaat begini ada Jimin yang selalu menggenggam tangannya, menguatkannya. Namun saat ini Jimin sedang berada diluar untuk membeli persedian cemilan mereka.

Taehyung bangkit dan duduk dipinggir kasur. Rasanya lemas sekali, seperti tulangnya telah berubah menjadi lunak. Taehyung merasa ia harus mendatangi Jin sebelum ia pingsan disini dan tak seorangpun tau.

Dengan masih membalut tubuhnya dengan selimut, iapun berjalan perlahan menuju kamar hyung nya. Saat sudah berada didepan kamar Jin, Taehyung ingin membuka pintunya namun suara yang ia dengar dari dalam menghentikan pergerakannya,

"Mau tak mau aku harus melakukannya, Joon. Demi Taehyung."

Itu suara Jin. Sepertinya hyungnya itu sedang bertelepon dengan Namjoon dan membicarakan tentang dirinya. Taehyung tau selama ini baik Jin maupun Namjoon selalu menutupi hal-hal yang buruk tentang kondisinya. Dan untuk kali ini tak salah kan, jika Taehyung ingin mendengarnya sekali saja?


"Aku tau Taehyung akan marah. Tapi ini untuk kebaikannya. Bukankah kau sendiri yang bilang kondisinya semakin tak memungkinkan?"

"Ya, aku yakin dengan keputusanku, Joon."


Taehyung berdiri dengan jantung berdebar. Kondisinya semakin tidak memungkinkan? Ia tak terkejut. Tapi keputusan apa yang dimaksud Jin? Sehingga akan membuatnya marah?

"Jungkook setuju, ia bilang yang terbaik untuk Taehyung. Tapi Jimin tidak."

"Aku bisa membujuknya. Dan untuk Taehyung, kita semua harus bisa meyakinkannya."

Bahkan Jungkook dan Jimin sudah mengetahui tentang ini? Ah, Taehyung merasa ia yang paling tidak tau apa-apa disini. Bahkan Jimin biasanya selalu terbuka padanya, tapi sekarang?

Ia pun menajamkan lagi pendengarannya. Ia sungguh penasaran apa inti masalahnya disini. Taehyung terus mendengar kata demi kata yang dilontarkan oleh hyung nya. Namun, kata terakhir yang diucapkan oleh Jin seakan merubuhkan dunianya saat itu juga,



"Mau tak mau, kita harus membatalkan konsernya."


Selimut yang ia pakai meluruh ke lantai. Nafas Taehyung memburu, ia mengepalkan kedua telapak tangannya. Apa-apaan dengan membatalkan konsernya? Ia tidak terima, ia tidak mau.

Brak

"Hyung!"

Seokjin tampak sangat terkejut dengan pintu yang dibuka tiba-tiba. Apalagi dengan wajah adiknya yang jelas menunjukan gurat emosi disana. Jin tercekat mengingat pembicaraannya dengan Namjoon, apakah Taehyung mendengarnya?

"Taehyungie? Se-sejak kapan kau disana?" Jin mendadak gugup.

Taehyung menghela nafas kasar, "Sejak tadi, cukup untuk mendengar pembicaraanmu dengan Namjoon hyung."

Deg

Seokjin mematung ditempatnya. Adiknya mendengar semuanya. Ini bukanlah hal yang baik. Mungkin sekarang ia harus menjelaskan semuanya pada adiknya.

"Tae, dengar hyung," Jin meraih tangan Taehyung namun langsung dihempaskan oleh adiknya itu.

"Hyung! Apa maksudmu membatalkan konsernya?!" Nafasnya memburu, suaranya bergetar. Taehyung mengabaikan rasa sakitnya dan membiarkan emosi mengendalikan dirinya.

something i can't get || kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang