7#GMO

669 39 0
                                    

Kaila merasakan kepalanya sangat pusing, lantai yang dipijaknya serasa bergoyang. Saat hendak melangkahkan kakinya kekuar pintu, tubuh Kaila tidak sanggup lagi menahan pusing yang dirasakannya dan jatuh pingsan.

Sontak Zanna, Dafa,Evha dan Ajun kaget dan berteriak. "Kaila."

Dengan segera, Dafa langsung mengangkat tubuh Kaila dan membawanya keluar dari mall. Ajun melajukan mobilnya di atas rata-rata menuju rumah sakit terdekat.

*****

Wajah khawatir jelas kentara pada mereka berempat, sudah setengah jam mereka menunggu untuk mendengar kondisi Kaila dan dokternya tidak kunjung keluar.

Tidak jauh dari mereka, seorang pria dan wanita paruh baya dengan raut khawatir sedikit berlari menghampiri mereka.

"Kalian temannya Kaila?" Tanya Handoko.

Mereka semua mengangguk secara bersamaan. "Bagaimana keadaan anak saya?"

"Kami juga belum tau, Om. Dari tadi dokternya belum keluar sama sekali." Jawab Dafa dengan nada khawatirnya.

"Pa, Bagaimana kalau Kaila kenapa-kenapa?" Dahlia-Ibu-Kaila memeluk suaminya dengan derai air mata.

Handoko merangkul istrinya dan menenangkannya. "Mama tenang aja, Kaila pasti baik-baik aja kok. Kita serahkan semuanya pada yang di atas."

Beberapa menit kemudian seorang dokter keluar dari ruang rawat Kaila. Handoko dan Dahlia langsung menghampiri dokter itu, begitu juga dengan Dafa, Zanna, Evha dan Ajun.

"Bagaimana keadaan anak saya, Dok?" Tanya Handoko mendesak.

"Anak bapak sudah stabil, dia juga sudah sadar. Kalau ingin menjenguk juga sudah bisa. Tapi Kaila harus di rawat disini dulu selama dua hari agar lebih menjamin kesehatannya." Terangnya dengan ramah.

"Baik, Dok. Terima kasih banyak." Ucap Dahlia. Dokter itu mengangguk dan kemudian berlalu pergi.

Handoko dan Dahlia bernafas legah. "Saya masuk duluan, setelah saya dan istri saya melihat kondisi Kaila, kalian boleh jenguk dia juga." Mereka mengangguk bersamaan.

Handoko dan Dahlia memasuki ruang rawat Kaila. Dahlia yang melihat anaknya terbaring lemas di atas brangkar langsung memeluk Kaila dengan hangat.

"Kenapa bisa gini sih, Kai? Mama kan udah bilang jangan terlalu capek."

Kaila hanya tersenyum melihat kekhawatiran yang tampak jelas di wajah Mamanya."Kaila gak apa-apa kok, Ma. Liat sekarang, Kaila baik-baik aja kan?"

Dahlia mengusap air matanya dan mencubit pipi Kaila. "Kamu ini ya. Dibilangin selalu aja kayak gitu, mama tu khawatir tau gak."

"Iya, Ma. Maaf buat mama khawatir." Kaila menoleh pada Ayah nya. "Temen-temen Kaila mana, Yah?"

"Ada di depan, gantian nanti jenguk kamu."

Kaila menggenggam tangan Ayahnya."Yah, jangan bilang sama mereka ya tentang Kaila. Kaila gak mau mereka khawatir, Kaila gak mau mereka berteman sama Kaila cuma karena rasa kasihan. Biarkan Kaila merasakan gimana rasanya benar-benar punya teman." Pinta Kaila memohon.

"Tapi kan, Kai. Nanti kalau kamu kelelahan lagi karena mereka gak tau tentang kamu, Gimana?" Tanya Dahlia khawatir.

"Kaila gak apa-apa, Ma. Tadi Kaila hanya terlalu bersemangat main, udah lama Kaila gak ngerasain hal kayak gitu. Kaila bakalan jaga diri kok, Kaila janji."

"Tapi-"

"Udah, Ma. Gak apa-apa, percaya aja sama Kaila." Potong Handoko meyakinkan. Dahlia hanya menghela nafasnya pasrah, kalau sudah Handoko yang membela Kaila, Dahlia tidak akan bisa lagi mencari alasan yang lainnya.

"Yaudah, kamu istirahat ya. Ayah sama Mama harus pulang dulu jemput baju ganti kamu, kata dokter kamu harus dirawat selama dua hari untuk melihat perkembangan kesehatan kamu." Dahlia mencium kening Kaila sayang begitupun dengan Handoko.

Handoko dan Dahlia keluar dari ruangan Kaila. Handoko sudah melihat teman-teman Kaila yang sudah tidak sabar ingin menjenguk Kaila. Handoko hanya tersenyum, Kaila mendapatkan teman yang begitu perhatian walaupun hari ini hari pertamanya masuk sekolah.

"Kalian boleh jenguk Kaila, saya sama istri saya mau pulang sebentar." Ucap Handoko.

"Terima kasih Om dan Tante." Ucap mereka bersamaan.

Handoko dan Dahlia pun pergi meninggalkan mereka. Zanna, Dafa, Evha dan Ajun langsung masuk kedalam dan menghampiri Kaila.

"Kai, lo gak apa-apa? Ada yang sakit? Lo sakit apa? Sekarang masih sakit?" Tanya Zanna tidak berhenti melihat-lihat tubuh Kaila.

Kaila terkekeh pelan. "Aku gak apa-apa kok. Aku cuma kelelahan, makanya pingsan. Maaf ya ngerrpotin kalian."

Evha menggeleng." Lo gak ngerepotin kok, makanya lo jaga kesehatan biar gak kelelahan lagi. Kami khawatir banget ngeliat lo pingsan di mall tadi."

Kaila hanya tertawa pelan dan mengangguk. "Kalau lo ngerasa lelah, bilang aja sama gue. Gue siap buat gendong lo kemana aja." Kata Dafa penuh semangat.

"Waktu lo pingsan tadi, Dafa langsung gendong lo ke mobil dan bawa lo kerumah sakit ini. Keliatan banget kalau Dafa khawatir banget sama lo."Ungkap Zanna.

Kaila menatap Dafa dan tersenyum padanya. "Makasih ya, udah bawa aku kerumah sakit."

Dafa cengengesan mendengar perkataan Kaila. "Sama-sama."

"Cepat sembuh, Kai." Ucap Ajun yang di angguki oleh Kaila.

Mereka berlima pun mulai mengobrol dari hal yang sangat penting sampai hal yang sangat tidak penting, dari yang terlucu sampai hal yang tergaring. Kaila tidak berhenti tertawa melihat kelakuan teman-temannya itu yang meghiburnya.

Kaila sangat beruntung dipertemukan pada mereka, membuat hidup Kaila lebih berwarna. Kaila tidak meyesal pindah ke Indonesia, karena dia sudah mendapatkan apa yang dia inginkan.

*****

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.  Zanna dan teman-temannya harus pulang karena besok pagi mereka akan sekolah.

"Kami pulang dulu ya, besok kami kesini lagi jenguk lo." Kata Zanna berpamitan.

"Iya, makasih udah nemenin aku disini. Sebentar lagi Ayah sama Mama ku juga datang."

"Iya sama sama."

"Jaga diri lo." Ucap Dafa yang hanya di angguki Kaila.

"Yaudah, kita pulang ya." Kata Evha dan kemudian mereka pergi meninggalkan Kaila.

*****

Sepuluh menit kemudian Ayah dan Mama Kaila datang. "Teman kamh udah pulang?" Tanya Dahlia yang melihat anaknya sudah sendirian.

"Udah, Ma. Ini juga udah malam, besok mereka harus sekolah. Belum lama mereka pulang." Dahlia hanya mengangguk mengerti.

"Ini Mama bawain makanan kesukaan kamu." Dahlia membuka kotak bekal yang berisi pempek.

Mata Kaila langsung berbinar melihat makanan kesukaannya. "Mama tau banget kalau Kaila lagi pengen makan pempek."

"Iya dong, sejak di Paris kamu selalu pengen makan ini, disana kan gak ada makanan kayak gini. Karena sekarang kita udah ke Indonsia lagi, ya mama beliin deh."

Kaila memeluk mamanya gemas."Makasih Mama ku tersayang." Kaila mencium pipi mamanya.

Handoko hanya tersenyum melihat kasih sayang yang sangat kentara antara anak dan ibu itu. Handoko sangat beruntung bisa memiliki keluarga yang penuh akan kasih sayang. Handoko akan menjaga keluarga ini agar tetap bahagia, dia tidak akan pernah membiarkan siapapun merusak kebahagiaan mereka.

Terima kasih, Tuhan. Telah memberikan aku kebahagiaan di dunia ini. Aku bersyukur padamu atas segala yang telah kau berikan pada keluargaku. Ungkap Handoko dalam hatinya.






Up:31 Oktober 2019

Gagal Move On [Selesai✔]Where stories live. Discover now