"yah ujan lagi" gerutuku ketika ingin pulang, keadaan sekolah sudah sepi karena jam pulang sekolah berlangsung tiga jam yang lalu tapi karena aku harus ikut rapat osis akhirnya aku harus pulang terlambat. Bahkan sekarang tidak ada angkutan umum yang lewat depan sekolahan karena jam sudah menunjukkan jam lima lewat.
"belom pulang?" tanya seseorang yang tiba-tiba berdiri disampingku, kulirik cowok tinggi dengan penampilannya yang selalu tak rapi dan jaket jeansnya yang selalu ia kenakan. Aku hanya diam tak merespon pertanyaannya dan dia pun juga memilih diam, hening berlangsung agak lama hingga akhirnya aku mau membuka suara
"lo sendiri ga pulang?"
"nanti aja nunggu reda, sekalian mau nganterin lo pulang" tuturnya yang membuatku menoleh kearahnya
"gausah, gue bisa pulang sendiri"
"yaudah" jawabnya yang sempat membuatku terkejut. Baru kali ini cowok gak ngemis ngemis biar cewenya mau pulang sama dia, nah ini 'yaudah'. Gak ngarep juga sih. Satu jam, dua jam berlalu hari mulai sedikit gelap dan kini hujan sudah mulai reda. Jendra pun bersiap-siap naik keatas motornya "yok" ajaknya sambil menyerahkan helm yang ia bawa kepadaku
"gausah, lo duluan aja"
"ini udah mau malem, mana ada bus yang lewat depan sekolah jam segini. Nanti lo dicariin nyokap lo lagi. Yuk ah" dia menggoyang goyangkan helmnya kearahku dan akhirnya kuterima ajakannya setelah mendengar celotehannya yang masuk akal dan naik keatas motornya "jangan bikin gue sia-sia diomelin Elena gara-gara minjem helmnya"
"ha?" tanyaku setelah berada diatas motornya, Jendra tak menjawab dan mulai menjalankan motornya
"Elena anak osis kelas 11 IPA 1, kenal kan lo?"
"kok bisa?" tanyaku penasaran
"cie kepo" aku hanya mengerucutkan bibirku ketika mendengar jawabannya. Percuma bertanya jika akhirnya begitulah jawabannya "woy bentar, gue mau nganter pulang dulu" teriak Jendra menghentikan motornya disalah satu warung dekat sekolah dimana disana sudah ada gerombolannya seperti biasa, sekitar enam orang termasuk Revan yang dulu awal masuk sekolah berantem sama Jendra
"wets gesit juga lo" kata Revan sedikit berteriak dari tempat duduknya
"gak gesit keburu diincer Juan kan repot gue" jawab Jendra sembari tertawa "yaudah gue duluan ya"
"yoi tiati" Jendra kembali menjalan motornya kembali
"udah gakpapa sama Revan?" tanyaku
"emang pernah ada apa-apa?" Ia balik bertanua yang malah membuatku bingung "kita sih berantem ya berantem pas saat itu doang, kalo udah beres yaudah gak kenapa lagi. Emang cewe? Hari ini berantem taun depan aja masih musuhan" tutur Jendra yang sempat membuatku mengangguk, benar apa yang dikatakannya perbedaan cewek dan cowok waktu berantem
-
Kuhembuskan nafasku berat sembari kuletakkan kepalaku diatas buku ketika kepalaku sudah mulai pening memikirkan tugas untuk osis yang kami kebut untuk acara classmeet setelah semesteran nanti. Ternyata tugas osis terlalu banyak untuk dipikirkan dibanding tugasku sendiri sebagai siswi, untunglah tugas tidak terlalu banyak sehingga aku tak terbebani terlalu berat. Yah memang sudah resiko bagiku jika harus menjadi pengurus OSIS harus mampu membagi waktu antara OSIS dan sekolahku
"makan dulu, jangan mikir mulu" ucap seseorang sembari meletakkan sesuatu diatas meja. Kuangkat kepalaku dan sudah mendapati Jendra duduk disampingku beserta dengan sebungkus cilok disana "nih makan" tanpa berkomentar kuambil cilok tersebut dan langsung kulahap karena aku memang benar benar lapar "pantes aja lo dipanggil cilok, lo aja segitunya" ucapnya sembari tertawa kecil membuatku menghentikan makan dan menatap tajam kearahnya
YOU ARE READING
bad liar | na jaemin
Fanfiction"Kapan lo bakal berenti berantem?" "Kalo gue udah bisa dapetin lo" -jendra
