🍀 1. tukang intip 🍀

8K 536 85
                                    

Arumi pov.

Nama gue Arumi. Orang yang cantik, baik hati dan tidak sombong menurut keluarga gue. Gue sekolah di SMA Pancasila. Dan baru masuk di kelas X. Kalo kalian mau tanya apa cita-cita gue, cita-cita gue itu simple gak neko-neko dan sangat mulia sekali, yaitu menikah. Menikah sama Kak Nathan pastinya.

Hari ini, seperti biasa gue selalu bangun diatas jam 5 pagi. Alasannya, ya untuk ngintip Kak Nathan pake baju lah.

Gue pun melirik jam yang ada di dinding dekat pintu. Yes! Udah jam 5 pagi dan itu tandanya Kak Nathan udah beres mandi dan bakalan pake baju.

Dengan gerakan gesit, gue pun turun dari atas ranjang lalu mengambil teropong yang ada di samping tempat tidur tadi.

Gorden pun gue buka setengah nya lalu mulai menggunakan teropong untuk mengintip Kak Nathan yang lagi pake baju.

Dari mulai gerakan nya memakai celana sekolah lalu mulai mengancingkan baju seragam itupun tidak luput dari penglihatan gue.

Kak Nathan pun berbalik perlahan lalu tatapannya tepat menoleh kearah gue. Matanya pun membelalak marah lalu berjalan kearah gorden di kamarnya.

Buru-buru, gue pun menutup gorden di kamar gue lalu menutup telinga gue kuat-kuat.

"ARUMIIIIII."

Yap, setiap pagi Kak Nathan selalu neriakin gue kek gitu. Gatau juga kenapa dia suka banget teriak-teriak manggil nama gue di pagi hari kek gini.

Dan inilah rutinitas kehidupan gue seperti biasanya!.

***

Gue pun berlari dengan kencang kearah pintu keluar. Udah jam 7 dan itu tandanya Kak Nathan bakalan berangkat sekolah.

"Rumiii sarapan dulu." kata Nyokap galak.

Gue pun berbalik badan lalu menghampiri Nyokap yang menatap gue galak sembari berkacak pinggang.

"Gak ada waktu Ma. Kak Nathan bentar lagi mau berangkat." ucap gue cepat lalu mencium punggung tangan nyokap dan mencubit pipi adek gue sebentar.

Tanpa mempedulikan ucapan Nyokap setelahnya, gue pun berlari kearah pintu keluar dan menemukan Kak Nathan yang sudah menaiki motor ninja warna hitam kesayangannya.

Gue pun buru-buru berlari kearah gerbang di depan rumah gue sembari berteriak...

"KAK NATHANNNN."

Mata Kak Nathan pun membelalak lebar, ia sudah siap untuk men-stater motornya meninggalkan gue. Tapi kali ini, gue jamin Kak Nathan gak bakalan bisa lari dari gue.

'Ckittttt'

Kak Nathan pun langsung mengerem motornya ketika gue loncat sembari merentangkan kedua tangan gue di hadapannya.

Mata gue pun terpejam dengan mulut yang komat-kamit.

'Lindungi Rumi ya allah' batin gue berbicara.

Mata gue pun mengerjab-ngerjab pelan lalu menemukan sosok Kak Nathan yang sedang duduk di atas motornya itu. Gue pun maju beberapa langkah sampai jarak wajah gue dan wajah Kak Nathan yang tertutupi helm tinggal beberapa jarak lagi.

"Sekali lagi lo mendekat, gue doain lu gah punya jodoh." ucap Kak Nathan sembari menunjuk kearah gue.

Gue pun tersenyum ceria seperti biasanya lalu semakin mendekatkan wajah gue kearah Kak Nathan yang sekarang tinggal beberapa senti lagi.

"Gapapa, Kan jodoh Rumi, Kak Nathan. Hihi." ucap gue sembari terkikik geli.

Di balik helm full face nya gue liat mata dia udah melotot lebar. Menandakan bahwa Kak Nathan tengah marah.

Nathan Untuk ArumiWhere stories live. Discover now