🍀 4. Pisah kamar 🍀

5.9K 402 124
                                    

Arumi pov.

"Kak Nathannn." bisik gue tepat di telinga Kak Nathan.

Gue liat, kening Kak Nathan pun berkerut sebelum menggeliatkan badannya untuk merubah posisinya Memunggungi gue.

'Cup'

"Kak Nathan... Bangun dong udah sianggg." ucap gue pelan lalu mencium pipi Kak Nathan lagi.

Bukannya bangun, Kak Nathan malah mengambil bantal lalu di taruh nya diatas kepalanya. Sedangkan selimut yang di pakai cuman sampai pinggang.

"Bentarrr Rummm, masih ngantuk." ucap Kak Nathan serak.

Gue pun membelalakan mata gue ketika mendengar suara seksi Kak Nathan setelah bangun tidur.

'Kuat Rum, kuat.' ucap batin gue.

Tapi, bukannya kuat iman, gue malah makin tergoda pas Kak Nathan merubah posisi nya kembali menghadap kearah gue lalu tangannya pun terulur memeluk pinggang gue.

"Kak.." cicit gue pelan sambil menyingkirkan bantal yang menutupi wajah Kak Nathan.

"Hmm." gumam nya sambil mengecup-ngecup dada gue yang polos.

Huaaa gue makin terangsang sih?! Kak Nathan kok jadi makin cute sih pas udah gue nikahin.

"Kak geliii." rengek gue yang dibalas kekehan oleh Kak Nathan.

"Bangun yuk Kak, udah siang." ucap gue lagi.

Akhirnya Kak Nathan pun membuka matanya lalu mendongakan wajah nya menatap kearah gue.

'Deg'

Kak Nathan kok abis bangun tidur kalo di liat sedeket ini makin sexy sih? Beda banget sama gue yang bulukan kek tai kebo gini. Hufttt.

"Morning kiss." ucap Kak Nathan pelan.

Gue pun masih terdiam mematung menatap wajah Kak Nathan.

"Yanggg."

"HAH?!!!" ucap gue kaget bercampur teriak.

Astagaaa, Kak Nathan ngomong apa tadi?! 'YANG' ????????.

Duh jantung, mompa darah nya jangan buru-buru dong nanti gue mati Kak Nathan jadi duda lagi.

"Lebay." ketus Kak Nathan lalu bangkit dari rebahannya, ia pun merenggangkan kedua tangan nya sembari menguap lebar.

"Udah mandi?." tanya Kak Nathan sambil menatap kearah gue.

Gue pun menggeleng dengan polos. Kak Nathan pun tersenyum miring lalu membuang selimut yang membungkus tubuh telanjang gue.

"AAAAAAAAAAAAA" teriak gue sambil menutup mata saat Kak Natha tiba-tiba menggendong gue dengan tubuh nya yang sama-sama telanjang.

"Kak Nathannn, Rumi maluuuu." rengek gue lalu melingkarkan tangan gue di leher Kak Nathan.

"Tadi malem emangnya Lo gak malu?!."

"Kan itu beda lagi Kak."

Kak Nathan pun mendengus kasar lalu berjalan kearah kamar mandi.

"Lo harus tanggung jawab Rum, lo udah buat gue kecanduan. Gue bakal buat lo gak bisa jalan sedikit pun."

***

Gue pun menggerutu dengan sebal di samping nya Kak Nathan, ya omongan Kak Nathan benar-benar terbukti. Gue susah jalan sekarang. Mana sepanjang jalan gue diliatin banyak orang lagi. Oh shit!!!

"Mau gendong gak?." tanya Kak Nathan kesekian kalinya.

Gue pun menggeleng dengan tegas.
"NO!!! nanti orang-orang makin curiga Kak." ucap gue final.

Nathan Untuk ArumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang