Predestined Love Part 8

5.1K 399 19
                                    







•Happy Reading•

{•Jinsoo•}_Predestined Love_{PL}

Seokjin menghela nafasnya sembari memasuki ruangan di kantornya. Entah kenapa, hari ini dia merasa sangat lelah, lebih tepatnya dia lelah karena semua kejadian yang terjadi di rumah sakit tadi. Pukulan dari Beom Seok masih bisa dia rasakan.

Cklek..!
Suara pintu ruangan Seokjin tiba-tiba terbuka membuat Seokjin menoleh ke arah pintu dan disana dia menemukan Jimin yang sekarang berjalan ke arahnya dengan beberapa dokumen yang dia bawa.

Kemudian Jimin langsung meletakkan beberapa berkas yang dia bawa ke meja Seokjin tanpa berkata sepatah katapun seperti biasanya.

Sedangkan Seokjin, dia mergenyitkan keningnya. Ya, dia menyadari keanehan Jimin. Biasanya Seokjin akan mengembangkan senyumnya dan berkata banyak, tapi sekaramg tidak.

"Ini adalah berkas-berkas yang berhubungan dengan proyek besar kita bersama Baekhyun-ssi, kau bisa menbacanya dan jika memang ada yang kurang, kau bisa memanggil Chaeyoung, dia akan membantu" tukas Jimin dengan dingin membuat Seokjin semakin yakin ada yang salah.

"Ada apa Jimin? Kau ada masalah?" tanya Seokjin dengan lembut. Dia tidak mau ada masalah apapun yang menganggu Jimin.

"Tidak ada" jawab Jimin singkat. Kemudian dia langsung berbalik dan berjalan pergi darisana, ingin keluar dari ruangan Seokjin.

"Hei! Tunggu Jimin!!". Seokjin langsung berdiri dari kursinya dan menghentikan langkah Jimin dengan cara berdiri di hadapannya, Jimin hanya diam saja.

"Sebenarnya ada apa? Kau bisa mengatakan semuanya kepadaku Jimin, apa ada yang menganggumu?" tanya Seokjin sekali lagi.

"Ya! Dan yang mengangguku adalah dirimu Kim Seokjin!". Jimin tiba-tiba menaikkan nada bicaranya membuat Seokjin terkejut, terlebih dia bisa melihat amarah Jimin yang terlihat jelas di matanya.

"Apa maksudmu Jimin? Kenapa aku?" tanya Seokjin yang tampak heran.

Jimin membuang nafasnya, kemudian kembali berbicara. "Mungkin kau akan berpikir, apa hakku untuk marah? Tetapi aku marah karena aku sudah tidak bisa menahan amarahku, awalnya aku mau pergi sehingga aku tidak perlu membentakmu seperti tadi, tapi kau memaksa".

"Hyung, kenapa kau tega melakukan semua itu kepada Jisoo noona?" lanjutnya membuat Seokjin seketika langsung mengerti, apa masalah yang membuat Jimin semarah itu.

"Jimin--".

"Aku tahu hyung, kau tidak mencintai Jisoo noona. Tapi kau bisakan tidak mengatakan kalau dirinya adalah sampah? Apa kau tahu betapa sakitnya hati Jisoo noona hyung? Dimana hatimu?!" potong Jimin. Ya, dia mengetahui semuanya dari Chun Hei.

Awalnya dia ingin menanyakan keadaan Jisoo dan Seokjin, Chun Heipun menceritakan semuanya membuat Jimin tidak kalah marah.

"Bagaimana kau bisa tahu kejadian dirumah sakit itu?"tanya Seokjin.

"Kau tidak usah pedulikan itu!". Jimin menaikkan nada bicaranya dan melanjutkannya. "Hyung, kau tahu aku adalah teman Jisoo noona dulu, dia sering membantuku dan aku tidak mau dia terluka sedikitpun. Andai kalau Jisoo noona mau, aku akan membawanya bersamaku agar dia tidak menderita bersamamu".

"Ya sudah, kau paksa dia dan bawa dia keluar dari rumahku" kata Seokjin, dia mulai terbawa amarah juga sekarang. Namun Jimin tampak memperlihatkan senyum miringnya membuat Seokjin mergenyitkan keningnya heran.

"Aku bukan sepertimu, aku ada hati dan aku tidak tega memaksanya untuk bersamaku. Walau aku sangat ingin melakukannya, tetapi membayangkan Jisoo yang menangis saja rasanya aku tidak tega".

Predestined Love [JS]✅Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora