EMPAT

6.8K 393 9
                                    

Pria kerdil dengan tempurung kura-kura di punggungnya itu tengah duduk santai seraya bersandar pada sebuah batu berukuran besar. Sesekali menguap lebar hingga sudut matanya berair dikala rasa ngantuk melanda. Dengan malas dia bersihkan kotoran pada kuku-kuku panjangnya dengan lidi yang entah dia dapatkan dari mana. Memekik kesakitan saat lidi tak sengaja menusuk daging jarinya.

Lantas dia melirik ke arah sosok pria yang tengah duduk bersila di tengah-tengah gua. Sosok itu seorang pria dengan rambut putih bersinarnya yang mencapai punggung. Dilihat dari samping, tampak jelas pria tersebut memiliki garis rahang yang tegas nan kokoh. Hidung bangir dan bibir tipis menggoda. Kulitnya bersinar senada dengan warna rambutnya. Telinga runcing ciri khas telinga yang dimiliki bangsa siluman. Jubah putih diiringi bordiran rumit berwarna biru langit dengan ukiran bermotif rubah itu berkibar-kibar laksana tertiup angin. Bulu-bulu halus yang membingkai jubah di bagian bahunya, membuat siapa pun bisa menebak betapa hangatnya jubah megah yang dikenakan si pria.

Ditilik dari sudut mana pun pria itu tampak mempesona. Dan jika dilihat dari arah depan, jelas paras si pria bak lukisan teramat indah yang membuat siapa pun yang melihatnya akan tersipu malu karena terlalu terpesona.

Siluman kura-kura yang bernama Jeros itu terperanjat ketika cahaya putih menyilaukan mengelilingi tubuh si pria. Aura siluman mematikan memancar dari tubuhnya yang sukses membuat siluman lemah selevel Jeros gemetar ketakutan. Dia pun bergegas bangun dari posisi duduknya, menyembunyikan diri di balik batu besar yang dia sandari tadi seraya mengintip memperhatikan apa gerangan yang tengah terjadi pada si pria.

Pria yang sejak tadi memejamkan matanya, perlahan namun pasti mulai membuka kedua mata tajamnya. Seketika iris mata sebiru langitnya terekspos jelas, menambah kesan mempesona sekaligus menyeramkan dari penampilannya.

Pria itu bangun dari posisi duduknya. Cahaya putih semakin membungkus tubuhnya dan Jeros merasa ingin melarikan diri detik ini juga begitu melihat iris mata sebiru langit pria itu berubah total menjadi semerah darah. Bibir tipis nan menggoda pria itu pun ikut maju ke depan bersamaan dengan hidungnya. Berubah bentuk menjadi wajah seekor rubah.

Satu demi satu ekor pria itu muncul. Delapan ... ekor pria itu berjumlah delapan berapa kali pun Jeros menghitungnya, tidak salah lagi jumlah ekornya memang delapan.

Di balik batu, Jeros semakin gemetaran tatkala menyaksikan perubahan pada tubuh si pria. Kuku-kuku sang pria memanjang membentuk cakaran yang dengan sekali ayunan saja bisa merobek benda apa pun di dekatnya. Taring-taring tajamnya yang ikut memanjang serta suara geraman yang meluncur mulus dari mulutnya kali ini sukses membuat Jeros jatuh berlutut di tempat persembunyiannya.

" ARRRGGGHHH!!"

Suara teriakan sarat akan ringisan kesakitan menggelegar di dalam gua. Sesuatu terjadi pada si pria hingga dirinya tampak begitu kesakitan. Dia menjatuhkan dirinya ke depan hingga kedua tangannya menapak di tanah. Kini dia sepenuhnya terlihat seperti seekor rubah.

Jeros meneguk salivanya susah payah, kedua matanya membulat sempurna menyaksikan pemandangan di depannya. Satu ekor terlihat mulai tumbuh dengan amat perlahan, suara teriakan kesakitan tak hentinya meluncur dari mulut si pria seiring dengan memanjangnya ekor itu.

Saat panjang ekor itu menyamai panjang kedelapan ekor lainnya, si pria sepenuhnya berubah menjadi sosok rubah bersurai putih dengan kesembilan ekornya yang mengeluarkan cahaya. Tak ada lagi yang bisa Jeros lakukan selain meringkuk memeluk kedua lututnya saat suara ledakan terdengar bersahut-sahutan.

Sang rubah tengah mengamuk, mengibaskan kesembilan ekornya hingga menghancurkan seluruh batu berukuran raksasa yang menancap sempurna di dalam tanah. Gua itu berguncang bak tengah terjadi gempa bumi yang sesaat lagi akan merobohkan seisi gua. Jeros semakin meringkuk di balik batu yang bagian atasnya telah hancur terkena kibasan salah satu ekor siluman rubah.

THE WHITE FOX LOVE [COMPLETED]Where stories live. Discover now