Salah Paham (Yewook)

957 76 25
                                    

Ryeowook menekan bel sambil menujukkan label plastik yang dibawanya pada interkom didepannya. Gadis mungil dengan seragam khas pegawai dari restoran cepat saji—pizza—itu kini sedang mengantarkan pesanan pizza milik seorang pelanggan.

Matanya sedikit mengintip dari lubang kecil digerbang rumah mewah itu. Mulutnya mengaga melihat kedalam, mengetahui betapa mewah dan besar rumah itu. Gadis itu percaya bahwa pemilik sang rumah pastilah seorang Konglomerat besar yang sukses di Korea Selatan.

Ia menegakkan kembali badannya saat mata caramel cerahnya menangkap sesosok pria yang berjalan menuju kearahnya. Jangan sampai ia disangka tidak sopan karena mengintip rumah orang seenak jidatnya.

Lalu ketika gerbang besar dan tinggi itu dibuka, muncul seorang pria—dengan kaos hitam casual berkera V neck dan celana levis pendek—menyeringai kepadanya.

"Kau!" Gadis mungil itu menunjuk tepat didepan hidung sang pria. "Sedang apa kau disini, huh?" Alisnya naik sebelah. Bibirnya mengerucut kesal.

Yesung mendengus kecil. "Ini adalah rumahku. Dan aku yang memesan Pizza itu." Dagunya menunjuk pada pizza disebelah kiri tangan sang gadis berperawakan mungil.

Ryeowook menyentuh tengkuknya yang tidak gatal. Sedikit malu dengan pipi merona. "Mmmhh... ini." Ia menyodorkan bungkusan pizza menggunakan tangan kirinya. Persetan dengan sopan santun. Lalu secepat kilat ia membalikkan badannya.

"Kau menraktirku pizza ini?" Mengangkat bungkusan pizza sejajar dengan tinggi telinganya, tidak lupa dengan senyum menyebalkan ia tampilkan kepada sang pengantar pizza.

"Enak saja!" Sungutnya dengan kembali menghadap Yesung. Tangan kanannya terulur "Mana uangnya!"—berkata ketus dengan membuang muka. Yesung menahan tawanya yang sudah hampir meledak.

"Masuklah, aku lupa membawa uang."
Tanpa menunggu ocehan Ryeowook pria itu berjalan lebih dulu, mau tak mau Ryeowook mengikutinya—tentu saja dengan kaki yang menghentak-hentak seperti anak kecil. Diam-diam Yesung menyunggingkan senyumnya.

Selama menunggu Yesung mengambil uangnya dikamar, Ryeowook memandangi penuh takjub isi rumah pria berkepala besar itu. Desain interiornya benar-benar mewah. Dan di setiap dindingnya terdapat piagam-piagam atas namanya.

"Jadi dia benar-benar dokter hebat, ya?" Gumamnya bertanya pada diri sendiri.

Ada juga beberapa foto yang menggantung disalah satu dinding disana. Ryeowook yang penasaran akhirnya bangkit dari duduknya. Mata caramel cerahnya memandang foto-foto disana.

Ada foto ketika Yesung saat kecil—Ryeowook sedikit tertawa melihat anak kecil menangis dengan wajah merahnya. "Ternyata dia lucu juga saat kecil." Masih menggumam. Dan ada foto ketika pria itu lulus dari Universitas terkenal di Inggris. Foto keluarga dan foto-foto ketika pria itu beranjak remaja.

Keningnya sedikit mengkerut ketika matanya menangkap sebuah foto dengan latar belakang pantai. Bukan. Bukan pantainya yang membuatnya mengkerutkan kening melainkan sosok dalam foto tersebut.

Disana—di foto itu—Yesung merangkul seorang gadis begitu dekat dengan senyum yang lebar. Sang gadis dalam foto itupun juga terlihat bahagia dan dari pancaran matanya ia bisa melihat bahwa ia sangat berseri-seri. Kulitnya sangat putih dan bersih, rambutnya ikal bagian bawah, bulu matanya sangan lentik. Tak lupa dengan buah dadanya yang begitu montok.

Ryeowook menggigit bibir bawahnya. Mendesis sedih dan tanpa bisa dicegah kepercayaan dirinya langsung menghilang begitu saja seperti menguap.

Gadis difoto itu bahkan hanya memakai kaos T-shirt putih dengan celana kulot pendek berwarna hitam. Tanpa riasan make up tanpa berlian menggantung dibadannya. Namun entah bagaimana caranya ia tetap terlihat sempurna difoto itu—dimata Ryeowook juga.

It's all about Kim Ryeowook Where stories live. Discover now