Boring Saturday (Kyuwook)

542 62 28
                                    

Sabtu adalah hari yang membosankan bagi Kim Ryeowook.
Karena gadis bermata caramel itu tidak memiliki rencana hari sabtu ini maka ia memutuskan untuk menemani tunangannya—Cho Kyuhyun—di kantornya.

Tapi tentu saja setelah tiga puluh menit bokong seksinya mendarat dikursi kulit tepat dihadapan Kyuhyun, Ryeowook segera menyadari betapa membosankan pekerjaannya.

Sulit untuk memahami mengapa Kyuhyun sangat menyukai pekerjaannya;  hari itu Kyuhyun hanya memiliki satu meeting dalam satu jam sebelum makan siang dan setelahnya Kyuhyun lebih fokus pada banyak dokumen.

Meskipun demikian, Ryeowook dapat melihat betapa Kyuhyun menikmatinya dan ia sendiri hanya ikut senang bahwa Kyuhyun adalah salah satu dari sedikit orang yang bisa dengan jujur ​​mengatakan mereka menyukai pekerjaan mereka.

Ryeowook membuka tas selempangnya dan ia berterimakasih pada dirinya sendiri yang memiliki inisiatif untuk membawa buku—berjaga-jaga jika menemani Kyuhyun akan menjadi hari yang begitu membosankan.
Dan benar saja bahwa pemikirannya tidak meleset sama sekali.

Gadis berusia dua puluh lima tahun itu mulai membaca novelnya dengan teliti, sesekali ia tersenyum dan mendengus geli ketika mendapati beberapa kalimat lucu dalam novel yang ia pegang. Kyuhyun didepannya masih begitu terpaku dengan dokumennya. Sehingga ruangan besar itu begitu sunyi seolah-olah tidak ada manusia didalamnya.

Namun setelah dua jam berlalu, nyatanya Novel yang tengah ia baca pun tak sanggup menopang kebosanan yang dialami oleh Ryeowook sepanjang hari.

Ryeowook menutup novelnya lalu bangkit berdiri. Perutnya lapar dan tenggorokannya terasa begitu haus. "Aku mau ke kantin. Mau menitip sesuatu?"

"Hn." Menanggapi sekenanya. "Mau—menitip—sesuatu?" Mengulang pertanyaan dengan penuh penekanan disetiap kata. "Aku sudah makan setelah rapat siang tadi." Mata Kyuhyun sama sekali tidak berpindah dari dokumen dimejanya.

"Tapi ini sudah mau jam empat sore. Apa tidak lapar lagi?"

"Aku bukan kamu, Wookie-ah."

"Apa maksudmu?"

"Mudah lapar dan suka nyemil."

Ryeowook mendengus kesal. Bibirnya mencebik. "Ya sudah kalau tidak mau nitip apa-apa." Katanya ketus. Ia membalikkan badannya dan mulai berjalan keluar ruangan. Namun tepat saat ia memegang knop pintu, ia kembali mendekati Kyuhyun.

Pria muda kaya raya itu mendongak. Alisnya terangkat sebelah memperhatikan Ryeowook yang tangannya sedang menengadah tepat didepan wajahnya.

"Apa?"

"Uang."

Dan kali ini gantian Kyuhyun Yang mendengus kesal. Sedikit mengangkat tubuhnya, ia mengeluarkan dompetnya dan memberikan langsung kepada Ryeowoook. "Terimakasih tunanganku yang murah hati." Katanya sambil ngacir.
.

.

.
"Wookie?"

Ryeowook menoleh. "Jaejongie~" ia yang tadi sedang menyeruput susu coklatnya kini bangkit berdiri dari duduknya dan memeluk gadis cantik yang bernama Jaejong. "Ya Tuhan... kau semakin cantik saja."

"Ah, Terimakasih untukmu yang lebih cantik." Jawab Ryeowook sambil mempersilahkan Jaejoong untuk duduk dihadapannya berbagi meja bersama. "Jadi, aku baru tau kalau kau disini. Menemani Kyuhyun, eh?"

Ryeowook mengangguk. "Ya begitulah~ aku sedang bosan jadi kuputuskan untuk ikut Kyuhyun dikantor. Tapi, tidak menyangka bahwa aku menjadi lebih bosan berada disini."

Jaejoong tertawa mendengar penuturan adik kelasnya dulu semasa disekolah. "Kyuhyun pasti sangat sibuk dengan pekerjaannya, ne?"

"Eonnie tahu sendiri kan bagaimana perfeksionisnya dia, aku bahkan akan mengira dia patung jika saja aku tidak memperhatikan bahwa dia masih bernafas." Celoteh Ryeowook sambil sesekali menyisir poni depannya yang lepek.

It's all about Kim Ryeowook Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang