Part 18

213 17 21
                                    

Haloo... apa kabar kalian semua? Tiga tahun kemudian part ini baru lanjut. Maafkan diriku.. Awal mula ada tekad dan inspirasi kembali itu setelah Juli kemarin bertemu langsung dengan Greyson. Dia sosok yang sangat mengagumkan jika di temui aslinya >.<

Mohon maaf yah jika part ini pendek, tidak seru karena mohon maklum ide brilian yg dulu suka di tuangkan sedang membeku :(

Pemanasan dulu ya shaay...

oh iya aku nulis cerita baru judulnya Ranum Karsa , jika berminat bisa di cek yak :D

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

oh iya aku nulis cerita baru judulnya Ranum Karsa , jika berminat bisa di cek yak :D

Happy reading!!





~Greyson's POV~

Kami bertiga akhirnya pergi ke restoran terdekat setelah aku dan Zachary beradu argumen bahwa aku harus ikut juga untuk makan malam bersama. Entah sejak kapan anak itu pintar sekali mengeluarkan kalimat-kalimat rayuan.

"Sansa...," panggil Zach pada Sansa yang sedang menyesap air putih. Sansa menaikan kedua alisnya untuk menjawab panggilan, "Kau tahu cita-cita ku saat besar nanti ingin menjadi dokter," ujarnya secara tiba-tiba. Aku melotot, kentang yang ingin ku jejalkan kemulutku sendiri, ku taruh kembali, "Nak, bukankah cita-citamu ingin menjadi musisi?" protes ku. Zachary mengulurkan jari telunjuknya di udara tanda aku harus diam. Aku pun diam.

" Kenapa kau ingin menjadi dokter?" sahut Sansa.

"Aku ingin menjadi dokter karena dokter bisa mengobati, bukan menyakiti," ujar Zachary dengan senyum yang di lebih-lebihkan. Aku hampir tersedak kentang goreng karena ucapan anak ku sendiri pada Sansa.

"Jadi maksud mu,jika aku bersamamu maka aku tidak akan pernah merasakan sakit terutama sakit hati?" timpal Sansa di sertai tawa renyahnya. Zachary mengangguk cepat, "Tepat sekali,"

Demi Tuhan aku ingin sekali mengubur diri, aku tidak tahu perasaan macam apa ini. Antara malu dan kesal. Mungkin setibanya dirumah, aku harus menginterogasi dari mana Zachary bisa belajar kata-kata itu.

Selesai makan, aku menawari diri untuk mengantar Sansa pulang namun ia menolak karena melihat Zachary yang sudah mulai mengantuk, "Pulang lah duluan, aku bisa memesan uber," terangnya. Aku pun terpaksa mengiyakan permintaannya. Kami berpamitan dan berpisah setelah keluar dari restoran.

***

Di musim semi kali ini terasa sedikit berbeda. Aku memejamkan mata sambil terduduk santai di teras belakang rumahku, menikmati sepoian angin sore yang menenangkan.

"Dad..." panggil Quinn dari dalam rumah

"Aku disini," sahutku.

Quinn datang dan langsung duduk diatas pangkuanku. Kami berdua tidak banyak berbicara, hanya diam sembari menikmati udara sore. Ku sandarkan daguku tepat di bahu Quinn. Baru beberapa detik bersandar ia menoleh, "Dad kenapa belum cukur?" aku tersenyum kecil, "Apa kau tidak suka jika ada rambut halus di area ini?" jawabku sambil sengaja mengusapkan janggut pada pipi Quinn.

New Journey [Greyson Chance]Where stories live. Discover now