[Film] Booksmart (2019)

1.1K 48 8
                                    

Udah lama saya ga nonton film remaja high school (coming-of-age) se-menyenangkan dan se-segar ini. Padahal sebelumnya film ini sudah pernah direkomendasikan sama teman di Wattpad ini, but honestly, at that time I hadn't checked it out yet. So sorry, bud! Tapi tadi, gegara ada yang me-mention film ini lagi, saya jadi teringat dan penasaran. Maka, di malam minggu yang gabut ditambah mood yang mendukung, akhirnya saya pun men-download dan menonton film ini!

And you know what, I'M HAVING SUCH A GOOD TIME.....!

Film ini mengingatkan saya sama beberapa film se-genre kayak Fast Times at Ridgemont High dan Dazed and Confused, yang mana kita sebagai penonton disuguhkan dengan ramainya ragam karakter anak SMA senior dari yang b-b aja hingga yang unik dan ajaib. Ada yang jadi jocks, ada yang easy-going, bossy, activist, ada yang slutty, nerd, cool, smart, eccentric, loyal, serious, dramatic, etc. Many of those! Tapi yang jelas, those (adjective) word(s) can not describe them fully. Karena, enggak ada satu pun hal (apalagi yang bernyawa) yang benar-benar hitam atau putih. Itu lah sedikit yang bisa saya petik dari film ini; kalau apapun "label" yang pernah disematkan orang lain terhadap kita, should not define who we really are--the truth about us--however, we can't control people's opinions about us yet we can control our reaction towards those. So, let them be. Azehk.

Back to the movie. Film ini berkisah tentang Molly dan Amy, dua sahabat yang saling melengkapi satu sama lain: Molly sang class president yang ambisius dan Amy yang penurut dan baik hati (juga lesbian). Di sekolah, mereka berdua sangat mendalami peran mereka sebagai murid, artinya, hidup mereka kebanyakan terpusat dengan hal-hal yang berbau akademik saja. Bisa dibilang keduanya tersisihkan dari pergaulan di sekolah dan teman-teman mereka menganggap mereka sok dan suka cari muka. Tapi itu tidak membuat Molly dan Amy acuh, karena sejujurnya mereka begitu menikmati kehidupan sekolah mereka yang mulus dan tidak neko-neko. Sampai akhirnya...

Molly ter-triggered untuk datang ke pesta Nick (untuk yang pertama dan terakhir kali before graduating) karena merasa hidupnya selama ini hanya dihabiskan untuk belajar dan belajar, di saat teman-temannya yang lain menikmati waktu mereka dengan berpesta dan bersenang-senang selayaknya remaja pada umumnya--namun anehnya tetap dapat berkuliah / bekerja di tempat yang bergengsi. Ini terekam dalam reaksi Molly yang tidak percaya ketika temannya membalas omongannya yang meremehkan:

M: "This... this isn't possible. You guys don't even care about school."
Triple A: "No. We just don't only care about school."

Boom! Terpelatuque.

Molly pun mengungkapkan keresahannya itu pada sahabatnya, Amy, yang sebenarnya tidak begitu ambil pusing:

M: "We chose. We didn't party because we wanted to focus on school and get into good colleges."
A: "And it worked."
M: "But the irresponsible people who partied also got into those colleges. They did both."
A: "So?"
M: "So we messed up. We didn't have to choose. They did both. We are the only assholes who did one."

Selanjutnya adalah cerita tentang petualangan mereka menuju lokasi party dan hal-hal setelah itu. Banyak karakter yang mengambil peran sesuai dengan porsinya masing-masing dan menghibur dengan cara-cara yang tak terduga, entah itu teman-teman mereka, si ibu guru, si bapak kepala sekolah, si pengantar pizza, dll. You'll be surprised.

Overall, saya suka chemistry dan dialog antara Molly dan Amy, terutama tiap kali mereka memuji dan melengkapi kalimat satu sama lain dengan cara yang norak, lebay, namun tak pernah luput mengundang tawa. Bestfriends goals banget, kompak dan koplak. Saya juga suka dengan dialog mereka yang berisi pengetahuan trivial tentang gender berikut (adegan setelah Amy mencoba menghampiri Ryan, perempuan yang dia taksir di sekolah):

LGBT dalam Film, Musik, Buku, DLLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang