[Film] Kucumbu Tubuh Indahku (2019)

1.2K 42 6
                                    

Tepat satu bulan yang lalu saya bikin status kek gini:

Dan semesta tampaknya berbaik hati mendengarkan keinginan saya dan mengabulkannya dengan kabar gembira ini: (diambil dari IG sang produser, Ifa Isfansyah)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan semesta tampaknya berbaik hati mendengarkan keinginan saya dan mengabulkannya dengan kabar gembira ini: (diambil dari IG sang produser, Ifa Isfansyah)

Sebenarnya saya sendiri mengetahui hal tersebut bukan dari IG atau sosmed sejenisnya, melainkan melalui seorang teman yang bilang ke saya kalau film ini sedang diputar kembali di sekitar tempat kami berdomisili

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebenarnya saya sendiri mengetahui hal tersebut bukan dari IG atau sosmed sejenisnya, melainkan melalui seorang teman yang bilang ke saya kalau film ini sedang diputar kembali di sekitar tempat kami berdomisili. Saya bingung juga kenapa dia tiba-tiba mengabarkan hal itu kepada saya. Dalam hati saya bertanya-tanya, Apakah saya pernah menyinggung film tersebut ke dia dan menyatakan sangat ingin menontonnya? Sampai-sampai dia begitu excited-nya menginfokannya ke saya. Saya lupa, serius.

Anyway, apapun itu, saya perlu berterima kasih sama dia. Karena dua hari setelahnya, saya akhirnya memberanikan diri untuk menonton film itu. Sekalipun sendirian dan diterjang hujan selama perjalanan. Cius, ga lebay.

Kenapa dua hari setelahnya? Sebab hari sebelumnya saya terlalu sibuk bersih-bersih kosan sampai kelupaan, dan hari sebelumnya lagi waktunya terlalu mepet--dan film ini faktanya hanya diputar sekali saja dalam satu hari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kenapa dua hari setelahnya? Sebab hari sebelumnya saya terlalu sibuk bersih-bersih kosan sampai kelupaan, dan hari sebelumnya lagi waktunya terlalu mepet--dan film ini faktanya hanya diputar sekali saja dalam satu hari. Jadinya baru bisa saya tonton hari ini dengan hasil akhir berupa kenikmatan dan perasaan yang sukar saya tuangkan ke dalam kata-kata. Setidaknya untuk saat ini.

Jadi ya, tulisan ini untuk sementara hanya bersifat mengabarkan kepada teman-teman saja, bila kalian kebetulan sedang berada di salah satu dari lima kota di atas (Semarang, Malang, Palu, Padang, dan Solo). Agar tidak ketinggalan menikmati hasil jerih payah sutradara yang sudah tidak perlu diragukan lagi kapasitasnya, Garin Nugroho. Karena, siapa yang tahu kalau besok-besok film ini masih ditayangkan atau tidak? Dan kapan lagi bisa menonton film sekontroversial dan seemosional ini?

Kalau kalian ingin mendukung film Indonesia, maka film ini adalah salah satu film yang paling tepat untuk mendapat dukungan kalian. Dengan kalian membayar tiket dan menontonnya di bioskop dengan khidmat. Entah itu sendiri atau rame-rame. Dan btw, di bioskop tadi saya tidak sedikit melihat penonton yang datang sendiri seperti saya. And honestly, I guess we're really enjoy the story(telling) in our separate way.

Lebay? Yu hu~

Untuk sinopsisnya, teman-teman bisa baca langsung di tirto.id atau historia.id, yang cukup rinci menjabarkan riwayat hidup (tubuh) si Juno, tokoh utamanya. Tapi saya sarankan nggak usah dibaca sebelum menonton filmnya, sebab akan sangat mengurangi unsur kejutannya. Bisa dibaca kemudian apabila teman-teman sudah selesai menonton filmnya. Kenapa begitu? Karena bisa jadi kamu kurang menangkap beberapa adegannya seperti yang saya alami tadi. Tapi kalau sudah paham, yowis, lebih bagus.

FYI, film yang memiliki judul internasional "Memories of My Body" ini telah menggaet beberapa (nominasi) penghargaan ternama di kancah perfilman nasional maupun internasional, seperti Festival Film Indonesia (menang film terbaik, sutradara terbaik, aktor terbaik, dll); Venice International Film Festival (nominasi film terbaik); bahkan masuk seleksi Oscars 2020 pada kategori Best International Feature Film (meski tidak lolos nominasi).

Keunggulan lain yang menjadi daya pikat dari film ini adalah soundtrack-nya, yang digarap oleh Mondo Gascaro, musisi mantan personil band Sore yang sudah beberapa kali mengisi soundtrack film-film terbaik Indonesia. Ada Danilla pula yang menyumbangkan vokal di lagu "Bimbang Tanpa Pegangan" yang menjadi favorit saya.

Kalau sudah atau sedang akan menonton, jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman :)

LGBT dalam Film, Musik, Buku, DLLWhere stories live. Discover now