🌲95. What A Life At There🌲

1.5K 205 144
                                    

Chanyeol dan Sena saling pandang. Sesaat seolah berkomunikasi lewat tatapan mata mereka.

"Ada pasar"

Mereka kembali menoleh ke depan dimana dihadapan mereka sekarang terpampang sebuah kerumunan lengkap dengan orang-orangnya yang berjualan barang dagangan mereka.

Tapi yang aneh adalah pakaian mereka semua.

Mereka semua memakai baju yang hampir sama dengan Chanyeol. Pakaian zaman dulu.

"Sen, menurut kamu.. ini aneh ngga sih?" Chanyeol berbicara pelan kepada Sena masih dengan matanya menatap bingung keadaan di depannya.

"Aku juga mikir gitu, Kak." Sena melakukan hal yang sama.

"Kak, aku yakin mereka bukan manusia." ucap Sena berhasil membuat Chanyeol pucat.

"Sebenernya ini tempat apa sih?" Chanyeol benar-benar butuh penjelasan.

Sena menggeleng. Dia juga tidak tahu. Tapi terbesit dipikirannya hanya ada dua hal.

Mereka masih ada di dunia manusia, tapi hanya saja sedang bertemu dengan yang ghaib.

Atau..

"Kita juga cuma arwah di sini, Kak."

"..."

"Aku rasa, arwah kita yang dibawa ke sini. " Sena memberi penjelasan singatnya. Chanyeol tergugu. Dia menggeleng seolah menolak apa yang baru saja dia dengar.

"Terus gimana caranya kita balik, Sena?!"

"Aku juga ngga tahu, Kak..."

Mereka terus berbincang berdua tanpa sadar jika kini mereka telah menjadi pusat perhatian. Lebih tepatnya Sena. Ini semua karena bajunya yang berbeda sendiri. 'Orang-orang' itu sadar jika Sena adalah 'pendatang'

Mereka menatap Sena sangat intens.

Kedua saudara itu tersadar seperti diawasi. Mereka menoleh ke depan dan benar saja, mereka berjengit ketika melihat situasi yang ada.

"Cah Ayu, Cah Bagus..."

Sena langsung merapat ke Chanyeol, bersembunyi di balik tubuh tinggi kakaknya.

Chanyeol gugup berdiri di depan kerumunan serta seorang bapak yang mendekat ke mereka.

"Tapi kalau ini hantu, seenggaknya wujudnya manusia, engga aneh kayak yang tadi." batin Chanyeol.

"Tapi kok ngga pucet ya?" batinnya lagi.

"Kowe nyasar, Nang?" (Kamu nyasar,Nak?" tanya bapak itu.

Chanyeol menelan ludahnya. Perlahan dia mengangguk. Pria di depannya ini perawakannya kecil, kurus, dan tidak terlihat menyeramkan kendati tatapan dingin dari yang lain masih dilayangkan pada mereka berdua.

Seperti tidak suka.

"Kok iso Nang, sopo sing nggowo?"
(Kok bisa Nak, siapa yang bawa?)

Chanyeol menggeleng. Dia mendadak kelu tak bisa menjawab. Rasa takut menyeruak di hatinya.

"Diwawancara sama Hantu dong! Anjayyyy!" batinnya nelangsa.

Sena semakin bersembunyi di belakang tubuhnya.

Tapi seketika suara geraman dan auman dari kejauhan membuyarkan perhatian semua 'orang'. Mereka lari tunggang langgang, berhamburan ke segala arah seolah hendak bersembunyi, menyelamatkan diri.

Sena dan Chanyeol terkesiap. Mereka bingung. Ada gerangan apa yang terjadi?

Bapak tadi juga sama terlihat panik. Dia berkata dengan cepat menyuruh Chanyeol untuk pergi. Lalu setelahnya bapak itu juga ikut lari tunggang langgang seperti yang lain.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang