Jadilah Pacarku

25 4 1
                                    

Resta

Aku tahu kamu datang....

Dan aku tak sabar mengatakannya...

Tentang kita...

Yang pernah ada....

Dalam sebuah ikatan.....

Aku menerangkan materi kepada mahasiswa. Lelah juga mulutku komat kamit menjelaskan materi fisika ini. Saat menerangkan, ku lihat dua gadis seperti sesak napas dan berhenti di dekat pintu. Salah satu dari mereka adalah dia yang kucari.

Aku kenal temannya Fellin, gadis cantik yang amat terkenal di kampus. Namanya Jelita. Tak susah cari namanya, karena dia juga bagian dari masa laluku.

"Jelita" Sapaku, walau yang ku ingin sebut itu Fellin.

"Kok kamu telat?.., Udah jam berapa ini?" aku  bertanya pada Jelita.

Benar saja mereka ketakutan, terutama Fellin. Dari dulu dia suka takut padaku. Bahkan dia pernah tak datang-datang usai kumarahi.

Usai kelas, ku hampiri Fellin dan Jelita. Mereka baru saja berdiri setelah bersimpuh lama di lantai. Ku condongkan wajahku kepada Fellin, lama sudah aku tak menatapnya. Ku lihat wajah takutnya saat ku dekati. Aneh, tak biasanya dia begini, dulu selalu saja dia yang mulai tingkah nakal itu.Tapi kini menatapku saja seolah aku seperti penjahat.

"Maaf kak" Fellin menahan tubuhku dengan dua tangannya, cepat aku menjauh darinya.

"Saya ada urusan sama kamu." Kataku pada Fellin.

"Urusan apa ya, kak. Perasaan saya gak ada salah apapun sama kakak. Ya..., kecuali karena telat tadi." Suara lembutnya tak ada ubahnya dari yang dulu. Aku tersenyum menatapnya.

"Ada..., urusan yang penting." Balasku

"Kalau memang penting, bicarain di sini aja kak." Dia sepertinya menolak ajakanku. Mana bisa rahasia kami ku ceritakan di depan temannya.

Aku menggeleng pelan. "Jelita, bisa tinggalkan kami." Ujarku pada Jelita, gadis itu tak menjawab, dia hanya bengong, terdiam dan menatap Fellin dengan penuh tanda Tanya.

"Jelita..., saya bilang bisa tinggalkan kami sebentar!" Ujarku lagi berharap Jelita patuhi perintahku.

"Baik,kak" Jawab Jelita, "Fel...! Kalau udah selesai, kabarin aku ya.." Pinta Jelita pada Fellin.

Mereka seolah saling memberi kode, aku bahkan sebenarnya tak pedulli, karena ku mau Jelita pergi meninggalkan kami.

Jelita pergi meninggalkan aku dan Fellin

"Kita harus bicara!" Suara tegasku meminta pada Fellin. Gadis itu menatap ragu diriku.

"Bicara? Bicara soal apa ya, kak?" Polos sekali Fellin, sepertinya dia tak tahu apa-apa tentang kisah kami pada masa lalu.

"Apa kamu tidak ingat apapun Fellin?" tanyaku pada Fellin.

Fellin dengan polosnya menggeleng, mata besarnya dibaluti kacamata memandangku dengan iba,. Bagiku itu terlihat sangat imut.

"Apa kamu tahu siapa aku?" tanyaku lagi pada seseorang yang penting dalam hidupku.

Dia menggeleng

"Apa kamu tahu bagaimana hubungan kita?"

Masih menggeleng

"Apa kamu tak tahu masalah kita?

Fellin tetap menggeleng, sepeertinya dia tak ingat apapun, bahkan mungkin tak sedikitpun dia tahu siapa dirinya.

Rasanya aku ingin menangis, Fellin melupakan segalanya adalah hal tersedih dalam hidupku, lama sudah aku mencarinya, begitu lama, bahkan seharusnya kami tak ada lagi di dunia ini. Tapi, demi selesaikan masalah ini, kami masih bisa hidup,. Walau Fellin harus hidup dalam sebuah reinkarnasi.

Aku memegang tangan Fellin. Ku sentuh kedua tangannya, ku belai punggung tangan itu, masih lembut seperti dulu, walau kini hanya aku saja yang miliki rasa padanya.

"Jadilah pacarku!!!" Itu yang hadir dari mulutku.

Only YouWhere stories live. Discover now