Bogosipeo

87 10 0
                                    

“ Jika kau terganggu dengan kehadiranku, katakan saja. Aku tak akan marah karena ketika aku memutuskan untuk hadir di hidupmu, aku menginginkan kau tersenyum bahagia, Jadi jika kehadiranku hanya menyiksamu, dengan berat hati aku akan melepaskan harapanku.”

°

>

Two months later.

   Aku mendapatkan tepuk tangan dari banyaknya murid dan guru di sekolah ini. Barusan aku melakukan English Speech, mewakili kelasku karena sekolah ini sedang mengadakan lomba antar kelas. Atas menyambut hari ulang tahun sekolah ini yang ke lima puluh satu.

Sudah dua bulan aku menjadi siswa kelas akhir (12), banyak sekali teman-teman ku yang ketakutan untuk menghadapi ujian kelulusan nasional nanti. Tetapi aku berbeda dengan mereka, kehidupanku enjoy-enjoy saja, semenjak aku menjadi diriku yang baru, aku melakukan semua hal dengan santai. Terutama untuk melupakan Jaemin. Slow.

  Setelah melakukan perlombaan tadi, aku mengunjungi perpustakaan. Mencari tempat yang tenang nan damai untuk mengerjakan tugas yang barusan kemarin diberikan oleh Yuri Saeng.

Bagaimana dengan hasil perlombaan tadi? Besok akan diumumkan tiga siswa yang mendapat nilai tertinggi.

Aku membuka laptop ku, mulai mengetik beberapa kalimat yang menjadi barisan untuk membuat makalah. Kurasakan ada sepasang mata yang menatapku dengan lekat dari belakang. Aku melihat ke belakang untuk memastikan perasaanku. Dan aku benar-benat terkejut, dia lagi!

Namja itu menatap lekat mataku. Dia adalah namja yang aku temui di ruangan Namhyun Saeng dan ia adalah namja yang menggodaku di dalam bus tempo hari. Seminggu yang lalu, sempat Sehya menceritakan tentang namja itu. Dia adalah murid baru di sekolah ini, dan katanya dia memiliki prestasi yang lebih tinggi dariku. Untuk apa aku harus tahu? Toh, aku juga tidak akan berkenalan dengannya. Tidak penting, kan?

"Mwo?!" Tanyaku sinis padanya.

"Aku bangga memiliki teman sepintar dirimu." Katanya.

"Lalu?"

"Aku menyukaimu." Jawabnya dengan tersenyum manis hingga tidak terlihat matanya.

Aku kembali mengerjakan tugasku, membuat pendahuluan sebelum membuat isi bab dari makalah yang akan ku kumpulkan. Namja itu berdiri, menghampiri mejaku, dan duduk di bangku kosong depanku.

"Kamu tahu, dibalik sifat dinginmu itu, kau terlihat manis jika sedang serius di depan laptopmu seperti sekarang," katanya tersenyum.

Aku tetap tak mempedulikannya. Namja ini sudah cukup menggangguku. Buruknya lagi, Sehya hari ini tidak masuk sekolah, jadi tidak ada yang menemaniku.

"Ya', bisakah kau berbicara sebentar?" Tanyanya memohon.

Aku mengangkat wajahku dari laptop, menatap matanya. Ada sesuatu yang bercahaya di matanya. "Mwoya?" Tanya ku datar.

Dia tersenyum lagi dengan menunjukan eyesmile nya. "Akhirnya kau mau berbicara denganku, walaupun masih dengan nada yang datar seperti itu."

"Jadi, apa yang akan dibicarakan?"

"Apa kau pernah berciuman?"

Aku terkejut mendengar pertanyaan itu. Pertanyaan macam apa itu?!!

Aku mematikan laptopku, memasukannya ke dalam tas dan beranjak dari bangku ku. Namja itu menahan tanganku, "mianhae, aku hanya bercanda."

[1]THE MOON // 𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora