Di sebuah hamparan padang rumput yang sangat luas.
"Di mana ini?"terlihat Seonghwa yang sedang berkeliling di padang rumput tersebut seorang diri.
"Kenapa aku ada disini? Hal terakhir yang aku ingat adalah aku berada di perpustakaan mansion"bingung Seonghwa begitu mendapati dirinya berada di tempat yang antah beranta.
"Seonghwa......"
Deg!
"Tidak mungkin suara ini...."seketika tubuh Seonghwa menegang.
"Seonghwa....apa kabar?"
"Luna itukah kau!"teriak Seonghwa.
"Apa kau sudah lupa denganku?"
"Dimana kau Luna!?"teriak Seonghwa mencari darimana suara tersebut berasal.
"Aku selalu berada di sini....Seonghwa. Dan ada satu hal yang harus aku beritahukan kepadamu. Jadi aku mohon dengarkanlah dengan baik-baik"
"Apa maksudmu?"
"Garis takdir abadi akan berubah jika perbedaan saling bersatu. Dan akhirnya sang penakluk akan tewas. Ingatlah kata-kata itu Seonghwa"
"Oh ya dan satu lagi.....aku merindukanmu, tetapi jangan terlalu cepat menyusulku. Dihidupmu masih banyak hal yang harus kau hadapi"
"Tapi....bagaimana denganmu?"
"Jangan khawatir aku tidaklah sendirian.....Seonghwa"
"Luna....aku minta maaf atas kejadian itu. Seandainya aku....."
"Seonghwa janganlah terus menyalahkan dirimu. Ini bukan salah siapapun, itu karena takdir yang telah mengunci hidupku dan hal itu tidak dapat berubah. Jaga dirimu ya Park Seonghwa Eternalia"
"Luna? LUNAAAA!"
"SEONGHWA HYUNG BANGUN!"
Seonghwa langsung membuka matanya lebar lantaran terkejut begitu ada yang meneriaki namanya. Dan ternyata itu adalah San.
"Hyung kau tidak apa-apa?"tanya San panik begitu mendapati kakak tertuanya yang terlihat sangat terkejut.
"San ambilkan aku kertas dan pena, secepatnya!"perintah Seonghwa tanpa menjawab pertanyaan San tadi.
San yang sebenarnya masih kebingungan langsung mengambil apa yang dimintai oleh Seonghwa tadi.
"Ini hyung"
Seonghwa lantas mengambil kedua benda tersebut dari tangan San dan menuliskan kata-kata yang bermunculan di mimpinya.
San melihat apa yang dituliskan Seonghwa.
Garis takdir abadi akan berubah jika perbedaan saling bersatu. Dan akhirnya sang penakluk akan tewas
"Hyung kenapa kau tiba-tiba menulis kalimat-kalimat tidak jelas? Kau baik-baik saja?" Tanya San mengira kalau kepala Seonghwa sempat terbentur.
"Hah? Iya aku baik"jawab Seonghwa pada akhirnya setelah kesadarannya kembali pulih.
"Maaf kalau hyung sempat membuatmu terkejut"lanjut Seonghwa menatap San.
"Tidak apa hyung. Ngomong-ngomong apa maksud dari kalimat yang kau tulis itu?"
"Ini adalah kalimat yang aku dapatkan dari mimpiku tadi"
"Hah!?"jawaban Seonghwa sukses membuat San tercengang.
"Hyung sebaiknya kau istirahat, aku yakin kau terlalu banyak pikiran"
Seonghwan memijit pelipis kepalanya
"Mungkin kau benar San"ia pun beranjak dari kursi yang ia duduki sedari tadi.
"Hyung akan berdiam diri di kamar. Dan hyung tidak ingin diganggu dulu"ucap Seonghwa kemudian meninggalkan ruang perpustakaan.
San menatap kepergian si sulung penuh dengan kebingungan.
"Apa yang terjadi padanya?"
===
Seonghwa Pov
Apa benar yang kumimpikan itu adalah Luna..
Dari suaranya.....itu adalah suara Luna
Sialan! Mimpi tadi membuatku menjadi semakin gelisah dengan keadaan sekarang
Ngomong-ngomong pesan yang diberikan oleh Luna tadi pasti memiliki makna tertentu
Huh.......
Seadainya aku bisa bicara lebih lama dengannya pasti aku sudah tahu apa artinya dan....
Kenapa ia bisa berada di mimpiku?
Padahal selama ini aku selalu berusaha untuk melupakannya
Tapi..pada akhirnya aku tidak akan pernah bisa melupakanmu, Luna
Karena kau telah menjadi hal terindah yang pernah ada dalam hidup seorang Park Seonghwa Eternalia.
Seonghwa Pov End
___
Note :
Masih adakah yang menantikan cerita ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Werewolf And Vampire [DISCONTINUED]
FantasyAkankah ada perdamaian diantara kedua ras tersebut? Main cast : All member Ateez