7.A Secret

2.4K 356 14
                                    

San sudah mengunci dirinya di dalam kamarnya. Dan ia masih saja menutup kedua telinganya karena suara-suara itu masih ada dan masih saja mengajaknya untuk bicara.

"Tinggalkan aku!"pekik San yang sudah tak tahan dengan suara-suara itu.

"Kukira vampire adalah makhluk yang paling pemberani, ternyata ekspretasiku salah"

"Apa maumu!?"

"Aku sudah melakukannya sejak tadi sampai sekarang"

"Tck!"San hanya bisa berdecak sebal kemudian memejamkan kedua matanya.

'Tenang San! Ingat apa yang telah ayah ajarkan padamu. Tarik nafas yang dalam lalu hembuskan, fokuskan pikiran dan hadapi ketakutanmu' ucap San dalam hati dan mengulangi kalimat yang sama secara berulang.

Lambat laun nafas San yang tadinya sempat memburu mulai agak tenang, dan kedua telinganya sudah tidak ia tutupi lagi dengan kedua telapak tangannya.

"Oh, kau boleh juga"

"Apa tujuanmu datang padaku?"tanya San datar.

"Hanya ingin mengajakmu"

"Mengajakku? Untuk apa?"

"Cepat atau lambat kau akan tau. Dan saat itu tiba aku jamin kau pasti sudah ada di pihakku pada saat itu"

"Heh? Bagaimana bisa kau begitu yakin?"

"Karena aku sudah melihatnya"

"Maksudmu?"

"Kau membuatku kagum karena mampu menenangkan dirimu, tapi berikutnya aku ragu kau akan mampu melakukan hal yang sama. Senang bisa berbicara denganmu
Choi San Eternalia"

"Hei tunggu!"

Hening.

Tidak ada balasan apapun. Nampaknya suara tersebut benar-benar sudah pergi meninggalkannya.

"Apa maksudnya aku akan berada di pihaknya? Itu tidak mungkin....bukan?"lirih San mengingat kembali kalimat yang dilontarkan suara tadi.

"Ah! Sudahlah, kepalaku sangat sakit jika memikirkannya!"langsung saja San berbaring di atas kasurnya.

"Tapi bagaimana jika dia benar?"

===

Di Perpustakaan

"Seonghwa"

Merasa dirinya terpanggil Seonghwa pun menoleh dan ternyata itu Soeun.

"Ah ibu"tanya Seonghwa kemudian meletakkan buku yang sedang ia baca tadi ke raknya dan menghampiri Soeun.

"Ada apa?"

"Kau sedang sibuk?"tanya Soeun balik.

"Tidak. Kenapa?"tanya Seonghwa lagi.

"Ibu ingin memberikan sesuatu kepadamu. Ikuti ibu"tutur Soeun menarik tangan Seonghwa. Seonghwa hanya bisa menurut.

Di Ruang Bawah Tanah

"Kenapa ibu mengajakku kesini?"tanya Seonghwa.

"Ibu ingin memberikan sesuatu yang sangat penting untukmu"Soeun mengambil salah satu obor yang sudah menyala untuk menerangi jalan mereka.

Seonghwa hanya bisa diam dan mengekori Soeun di belakang.

"Jalan buntu"beo Seonghwa begitu melihat ujung dari lorong yang telah mereka berdua lewati.

"Tidak selamanya jalan yang tertutup adalah jalan buntu"ujar Soeun kemudian mematikan obor tersebut. Alhasil semuanya menjadi gelap gulita.

"Kau tetap di belakang ibu dan diam saja jangan lakukan apapun"Soeun berpesan, Seonghwa mengangguk patuh meski ia tahu bahwa Soeun tidak dapat melihat itu.

Soeun mulai membacakan kalimat-kalimat yang sepertinya mantra dan kalimat-kalimat yang diucapkan oleh Soeun Seonghwa sama sekali mengerti. Bahkan ini pertama kalinya ia mendengar ada mantra seperti itu.

"fur albaabka noo horseedi doona iftiinka kana tag mugdiga" ia membacanya sebanyak tiga kali.

"Tidak terjadi apa-apa"gumam Seonghwa merasa tidak ada yang berbeda.

"Tunggu"

Beberapa saat kemudian tembok yang tadinya jalan buntu kini mulai terbuka dan masih sama suasana di sana sangatlah gelap.

"Ingat begitu memasuki ini kamu harus terus memegangi tangan ibu. Jangan biarkan pikiranmu kosong. Jangan dengarkan suara-suara itu. Dan yang lebih utama jangan bicara!"tegas Soeun

Seonghwa yang sebenarnya agak bingung hanya mengatakan kalau ia mengerti.

"Baguslah kalau begitu. Ayo kita tidak punya banyak waktu"lagi-lagu Soeun menarik pergelangan tangan Seonghwa dan memasuki ruangan yang gelap gulita tersebut.

Dan mereka berdua hilang tertelan dalam gelapnya ruangan itu.

===

"Yunho hyung apa kau ibu atau Seonghwa hyung maupun San hyung?"tanya Jongho yang menghampiri Yunho yang sedang berdiam diri di kamarnya.

Yunho yang awalnya tidak menyadari keberadaan adiknya terkejut begitu mendengar suara Jongho yang membuyarkan lamunannya.

"Yak Jongho! Setidaknya ketuk dulu pintunya sebelum masuk"pekik Yunho kaget.

Jongho hanya bisa menyengir.

"Hehe maaf hyung"

"Kau bilang apa tadi? Hyung tidak mendengarkan"

"Aku bertanya apakah hyung melihat Ibu, Seonghwa hyung, dan San hyung?"Jongho mengulangi pertanyaannya tadi.

"Bukankah ibu bilang dia akan beristirahat di kamar?"heran Yunho

"Aku mencarinya di kamar, tidak ada siapapun di sana"jawab Jongho

"Mungkin ibu sedang berkeliling mansion"

"Mungkin saja. Dan juga aku tidak melihat Seonghwa hyung sedari tadi"

"Berpikir positif saja kalau dia sedang menemani ibu jalan-jalan"

"Kalau San hyung?"

"Anak itu pasti ada di kamarnya"jawab Yunho yang sudah yakin kalau San memang benar ada di kamarnya.

"Ngomong-ngomong hyung sedang memikirkan apa tadi? Sepertinya serius sekali"

"Hanya memikirkan masa lalu"jawab Yunho

"Dan teman lama"lanjut Yunho tapi dengan nada yang sangat rendah.

"Dan apa?"ternyata kalimat terakhir yang diucapkan Yunho sedikit tertangkap oleh telinga Jongho.

"Eh? Bukan apa-apa"sahut Yunho cepat.

Tidak ada lagi yang membuka suara. Keduanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Yunho hyung"panggil Jongho memecah keheningan diantara mereka.

"Hm?"

"Boleh aku tanyakan sesuatu?"

"Apa itu?"

"Kenapa kemarin malam aku melihat hyung menangis di balkon?"

Deg!

"I-itu.....se-sebenarnya..."

___

Note :
Maaf karena ini updatenya lama
Semoga kalian enjoy sama cerita ini

Werewolf And Vampire [DISCONTINUED]Where stories live. Discover now