6. Meninggalkan Dante, Pergi Bersama Edgar

4.3K 475 223
                                    

"Dante, aku akan merayakan Thanksgiving bersama Kelly. Aku sudah janji padanya jauh-jauh hari. Kami akan berangkat dari sini. Kelly akan menjemputku di sini." Calla beralasan dan mencoba meyakinkan Dante sesaat setelah Dante mematikan mesin mobilnya di depan kampus mereka.

Air muka Dante mendadak muram. Pria itu tampak tidak senang dengan keputusan Calla. "Memang tidak bisa kau batalkan?" Akhirnya protes Dante tercetus.

"Tidak bisa. Kalau dibatalkan, aku akan merasa tidak enak pada keluarga Kelly. Mereka mengundangku sejak jauh-jauh hari." Calla kembali memberi alasan. Gadis yang mengenakan cardigan rajut di atas kaus merah mudanya itu melemparkan senyum. "Mungkin tahun depan kita bisa merayakannya bersama."

Iris perak Dante secara otomatis terpatri pada Calla. Pemilik kulit kecokelatan yang menakjubkan itu menatap Calla penuh damba. "Kau serius? Kau mau jadi gadisku sampai tahun depan?"

Calla membulatkan matanya. Dia tidak sadar dengan apa yang baru saja dikatakannya pada Dante. Sebenarnya ia hanya bermaksud membuat alasan, tapi sialnya Dante menanggapi dengan serius.

"Mmm. Aku ...." Calla menggantung ucapannya. Ia bingung untuk menjawab.

"Iya. Aku mengerti," sambar Dante. Ia kemudian beringsut mendekat ke konsol tengah mobilnya dan tanpa ragu mencium pipi Calla. "Kau pasti tidak mau lepas dariku. Thank you, baby."

Ya Tuhan. Bodoh sekali aku ini! Kenapa harus bicara seperti itu pada Dante, rutuk Calla dalam hati.

"Ya sudah, sampai ketemu hari Minggu. Terima kasih sudah mengantarku." Calla ke luar dari mobil Dante dan berjalan ke lobi kampus.

"Cal!" Panggilan Dante menghentikan langkah Calla yang baru berjalan beberapa meter dan membuat gadis itu menoleh ke belakang. "I'll miss you already!" Dengan bangga Dante mengumumkan perasaannya.

Calla merespons dengan senyuman. Ia terpaksa melakukan hal itu demi pekerjaan barunya sebagai mata-mata. Tidak. Calla meralat pemikiran lawasnya. Dante tidak seperti dugaannya dan tidak sebrengsek yang ia kira.

Dari dalam supercar-nya, Dante menatap punggung Calla yang semakin menjauh. Pria itu tersenyum penuh kemenangan. Cita-citanya menjadikan Calla sebagai kekasih akhirnya bisa ia realisasikan.

***

Pintu lift terbuka. Edgar melangkah keluar dengan percaya diri. Kedua tangannya terkubur ke saku celana jeans dan tatapannya tertuju ke lorong yang mengarah ke unit apartemen Calla. Sementara itu, Calla tengah menantikan kedatangan Edgar di depan unit apartemennya. Gadis itu melirik arloji di tangan kirinya, lalu mengembalikan pandangannya ke lorong apartemen.

"Kau sangat tepat waktu, Harrison," tutur Calla ketika Edgar tiba di hadapannya.

Tidak menjawab, Edgar justru menatap gadis yang mengenakan 90s mini dress bermotif bunga yang dilapisi jaket kulit cokelat tersebut. Tatapannya menjelajahi tubuh Calla dari atas ke bawah. Sejumput rasa aneh tiba-tiba saja menyeruak di dalam hatinya. Entah itu apa, tetapi Edgar merasakan getaran yang memunculkan dirinya memuji Calla. Damn! Dia sangat cantik.

"Aku terbiasa hidup dengan disiplin yang tinggi. "Ngaret" bukan nama tengahku." Edgar menanggapi dengan serius dan tanpa basa-basi. Namun, tatapannya kembali terpatri pada penampilan Calla. Gadis itu bagai magnet yang menarik seluruh perhatiannya.

Nyaris merasakan hal yang sama, Calla menjadi sedikit gugup oleh tatapan intens Edgar yang menjelajahi dirinya. Ia bahkan merasakan serangan panik ketika Edar melangkah lebih mendekat. Jantungnya pun berdenyut kencang seperti sedang merasakan ketakutan atau jatuh cinta yang sangat parah.

"Kenapa kau memakai baju jelek seperti ini? Aku kan memintamu untuk membeli baju yang bagus," ucap Edgar kemudian.

Kepanikan Calla seketika memudar dan tergantikan benih emosi. Calla pikir Edgar sengaja menatapnya seperti tadi hanya untuk menilai. Ia mengerucutkan bibirnya, lalu melontarkan alasan. "Aku tidak punya waktu untuk berbelanja. Memangnya kenapa dengan baju ini? Ada masalah?"

Terjebak Cinta Dua Penguasa (Chasing Commitment)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang