8. Ingin Menciummu

4.1K 397 131
                                    

Kelanjutannya bisa dibaca di Karyakarsa atau di Hinovel.

=======

Setelah acara makan malam, Edgar membawa Calla kembali ke rumah peristirahatannya di Queens. Namun, Edgar berencana mendiskusikan tugas Calla selanjutnya sebelum mereka beristirahat. Pria itu kemudian membawa Calla ke halaman belakang rumah di mana terdapat taman yang indah dan kolam renang. Keduanya duduk berhadap-hadapan di bangku jati di pingggir kolam renang. Angin yang berembus di penghujung musim gugur terasa menusuk kulit. Calla mengencangkan tali mantel, lalu menggosok-gosok telapak tangannya sendiri.

"Kalau kau kedinginan, kita bicara di dalam saja," Edgar menawarkan pilihan pada Calla.

"Di sini lebih baik."

"Oke. Kau mau bir?"

"Tidak. Air mineral saja."

Edgar bangkit dari duduknya lalu berjalan masuk ke ruang penyimpanan makanan dan minuman di samping dapur. Beberapa menit kemudian ia kembali dengan membawa dua botol kecil bir dan air mineral, lalu kembali duduk di tempatnya semula.

"Setelah tugasmu selesai di sini, aku minta kau lebih mengawasi gerak-gerik Dante. Kalau bisa, kau harus lebih dekatnya supaya mengetahui apa saja yang akan dia lakukan dan ke mana dia akan pergi." Edgar menjelaskan tugas yang harus diemban Calla nanti.

"Kau jangan khawatir soal itu. Aku dan Dante memang dekat. Bisa dibilang, kami berpacaran."

Edgar mengernyitkan dahi sambil menatap Calla. Pengakuan Calla tidak bisa disangkal telah memunculkan sengatan keterkejutan bagi dirinya. "Kalian pacaran? Sejak kapan? Kenapa kau baru memberi tahuku?"

"Sehari sebelum kau memintaku memata-matainya."

Edgar memalis ke arah lain sambil mengembus napas, lalu kembali menatap Calla dengan sedikit tajam. "Wow! Seharusnya—"

"Bukankah itu bagus?" Calla memotong reaksi keberatan Edgar. "Dante tidak akan mencurigaiku kalau aku sedang mengawasinya," imbuh Calla.

Edgar mengedikkan pundak, lalu melepaskan dasi kupu-kupu dari kerah kemejanya, dan membuka dua kancing atas kemeja tersebut sehingga bulu-bulu halus di dada bidangnya terekspos. Pria itu tampak seperti sedang menantang dinginnya angin di musim gugur. "Terserah kau akan melakukan apa untuk mendekati Dante. Aku hanya menginginkan laporan, apa yang dia lakukan dan ke mana saja dia pergi," ucapnya kemudian.

"Ed."

Panggilan Calla membuat Edgar kembali menelaah wajah gadis itu. Edgar kemudian mengangkat alis cokelat tebalnya seraya melayangkan tanya, 'apa?' melalui tatapannya.

"Kau ini sebenarnya siapa?" Dengan polos Calla bertanya.

Edgar tersenyum tipis. "Kau tahu siapa aku. Berita di TV dan gosip di berbagai media pasti sudah menjelaskan siapa aku."

Calla mengerucutkan bibir, kesal lantaran pertanyaannya tidak dijawab serius oleh Edgar. "Kau terlalu percaya diri, Harrison. Tidak semua orang menonton TV dan mendengarkan gosip."

"Aku pemilik Harrison Enterprise," jawab Edgar.

"Iya aku tahu itu."

"Kalau tahu, kenapa harus bertanya?"

Calla memajukan bibir bawahnya sambil mengangkat bahu. "Um, kenapa orang kaya, miliarder sepertimu tidak punya pengawal pribadi? Kulihat di sini banyak petugas keamanan, tapi kau memilih jalan sendirian tanpa pengawalan mereka."

"Aku lebih suka jalan sendirian. Semakin banyak orang di sekitarku, aku semakin tidak punya privasi. Mereka akan tahu apa yang kulakukan, aku pergi ke mana, dan dengan siapa. You know, it sucks. Aku tidak suka privasiku terganggu, apalagi sengaja diganggu."

Terjebak Cinta Dua Penguasa (Chasing Commitment)Where stories live. Discover now