Chapter 01

1.2K 85 6
                                    

.

Choi Yena, Jo Yuri, Kim Chaewon

Tiga orang yang hampir tiap hari selalu bersama-sama itu terlihat asik memakan odeng dipinggir jalan. Sesekali ketiga anak kecil itu tertawa ketika dilihatnya mulut Yena yang nampak penuh lantaran memakan odeng terlalu banyak.

"Yah, Yena. Kau seperti mau menghabiskan seluruh odeng ini saja!" tawa Yuri sambil memukul-mukul bahu Yena.

"Selagi aku bisa membelinya banyak-banyak kenapa tidak.." sahut Yena sambil menyuapkan satu tusuk odeng lagi kedalam mulutnya. "Eomma ku pasti sebentar lagi datang kesini. Sebelum ia datang, aku mau memakan sebanyak apapun yang kumau.."

"Heol, jangan bilang kau mencuri uang Eomma mu lagi!" timpal Chaewon disebelahnya.

"Hehehe.. Aku cuma mengambilnya sedikit!"

"Dasar! Kalau kau cuma mengambil sedikit, Eomma mu takkan repot-repot datang kesini untuk memarahimu!"





"Choi Yena!"

Benar seperti dugaan Yena, beberapa detik setelah ia mengucapkan kalimatnya tadi, sosok orang diramalnya akan datang itu sudah berdiri tepat dibelakang bocah laki-laki itu.

"Dasar anak nakal! Kau mengambil dompet Eomma lagi, hah?!" Seorang Ahjumma yang diketahui sebagai ibunya Yena itu langsung menjewer telinga anak laki-lakinya itu dengan keras.

"Aaakkhh! Ampun Eomma!" Yena mengaduh kesakitan sambil memegangi telinganya yang masih dijewer itu. Dia tak sempat lari karena ibunya datang dengan tiba-tiba seperti itu.

Chaewon, Yuri dan Ahjusshi penjual odeng itu cuma melihatnya dengan melongo.

Setelah membayar semua odeng yang dimakan Yena yang lumayan banyak itu, ibu Yena segera mengajak bocah nakal itu sekaligus kedua teman perempuannya itu pulang.

"Yuri, Chaewon.. Yena ini nakal, kalian jangan ikut-ikutan nakal seperti dia ya!" Nasihat ibu Yena sambil menatap tajam kearah putranya yang terlihat menunduk dengan bibir cemberut.

"Nee, tante.." ucap Chaewon dan Yuri patuh.








Tapi, bukan Yena namanya kalau ia tak membuat masalah sehari saja. Yena itu tak bisa diam. Entah apa yang ada didalam pikiran anak itu, yang jelas hampir setiap hari kelakuannya itu membuat Nyonya Choi tak tenang.

Diam-diam mengambil uang untuk jajan, mencuri mangga tetangga, berkelahi dengan teman sekelasnya, merobek-robek buku catatannya, mencoret-coret dinding rumah, menghilangkan tupper ware milik ibunya, kabur dari rumah, malas mandi dan masih banyak lainnya yang membuat keluarga Choi benar-benar pusing menghadapi tingkah laku putra semata wayangnya itu.



























"Ahaha dasar Choi Yena banci! Masa iya mainnya sama anak perempuan!" ejek salah satu teman sekelasnya, ketika dilihatnya Yena tengah asyik bermain bersama dengan kedua teman perempuannya itu.

Mendengar ejekan itu Yena langsung memanas. Siapa juga yang bakalan terima dikatakan banci seperti itu? Jelas Yena tak terima.

Dengan cepat bocah itu langsung beranjak dari tempat duduknya dan mendorong anak menyebalkan itu sampai terjatuh kelantai.

"Yakk! Dasar Yena banci! Beraninya kau mendorongku?!" teriak anak itu tak terima.

"Yakk! Siapa yang kau bilang banci, hah?!" teriak Yena tak kalah kerasnya.

Anak yang didorong Yena itu langsung bangkit dan menghajar wajah Yena saat itu juga. Yena tak terima, ia juga balas menghajar anak nakal itu dengan keras. Perkelahian tak dapat dielakkan. Jadilah kedua anak itu saling menghajar satu sama lain.

My Heart [SsamYen | YenYul] (END)Where stories live. Discover now