2

1.1K 72 28
                                    

Tiga minggu berlalu setelah kejadian itu, dan dua hari lagi adalah hari dimana Audisi itu akan dilangsungkan.

Naruto masih belum menceritakan hal ini pada temannya, Toneri dan Juugo; anak pemilik mini market di mana Ia bekerja.

Kesehariannya masih seperti biasanya, pagi hari dia menjadi pengantar koran dan susu ke rumah orang-orang, siangnya Ia akan tertidur sebentar hingga kemudian sore hari bekerja di mini market milik orang tua temannya itu.

Naruto hanya sekolah hingga SMP, membuatnya sangat sulit mencari pekerjaan yang layak.

Dia juga tidak memiliki orang tua, dari kecil dirinya hidup di panti asuhan di Kota kecil, dan saat berumur 7 tahun Ia di adopsi oleh nenek tua yang bekerja sebagai penjahit di kampung halamannya.

Nenek itu tidak memiliki anak maupun saudara, di umurnya yang sudah tua itu, Ia ingin ada seseorang yang bisa menemaninya hingga tutup usia, jadi dia mendatangi panti asuhan dan mengadopsi Naruto.

Naruto termasuk anak yang bandel, dia sering menjahili anak-anak disana maupun orang tua angkat yang datang kesana untuk mencari anak adopsi.

Itu pula yang membuatnya tidak pernah di adopsi oleh orang tua manapun, sehingga Ia tinggal cukup lama disana.

Namun Naruto senang saat seorang nenek datang padanya, Ia menyukai nenek itu karena baik hati.

Naruto tumbuh dengan mendapat kasih sayang dari sang nenek, namun tidak seperti anak lainnya, Naruto tidak bisa mendapatkan apapun yang diinginkannya karena bukan dari keluarga kaya. Ia harus berusaha dahulu untuk hanya sekedar membeli mainan murah kesukaannya.

Namun dia tidak pernah mengeluh, Naruto merasa tidak seharusnya Ia mengeluh disaat Neneknya itu berjuang mencari uang dengan menjahit.

Saat menginjak SMP, Naruto harus mencari uang sendiri untuk membiayai sekolahnya dan kehidupannya bersama sang nenek, karena beliau sudah tidak bisa bekerja diakibatkan sering sakit-sakitan.

Neneknya bahkan pernah meminta Naruto untuk kembali ke panti asuhan agar tidak perlu hidup susah lagi dengannya, namun Naruto menolak. Ia tidak akan setega itu meninggalkan sang nenek demi hidup enak.

Saat pulang sekolah Naruto akan mendatangi rumah tetangga untuk meminta pekerjaan dengan gaji seadanya, Ia akan disuruh membersihkan kandang hewan, mencuci pakaian, memotong rumput halaman atau apapun itu.

Para tetangga pun sering menolongnya karena kasihan.

Dan saat kelulusan SMP, Naruto yang kala itu pulang dengan semangat seraya membawa kertas kelulusannya yang mendapat nilai tertinggi dikelas harus menerima kenyataan pahit.

Neneknya meninggal.

Orang-orang berkumpul didepan rumahnya dan menatapnya dengan pandangan kasihan. Naruto tidak percaya, Ia tidak menyangka sang nenek akan meninggalkannya seorang diri.

Setelah sang nenek meninggal, Naruto memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya; walaupun Ia memiliki otak yang cukup pintar, ia sudah menyerah.

Naruto pun tidak bisa lagi membagi antara sekolah dan mencari uang, jadi dia pun memutuskan salah satunya, yaitu dengan mencari uang.

Tahun terus berganti, Naruto semakin beranjak dewasa. Ia pun memutuskan meninggalkan kampung sang nenek, kampung halamannya dan pergi ke kota berharap akan mendapatkan kehidupan yang lebih layak.

Namun tidak semudah yang dibayangkannya, hidup di kota lebih keras dari hidup dikampung.

Naruto yang hanya lulusan SMP tidak pernah mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Ia hanya terus-terusan berakhir menjadi pekerja bangunan di sebuah proyek dengan gaji kecil, tapi Ia bertahan, Ia masih mempercayai perkataan Neneknya jika keajaiban itu ada. Naruto percaya jika Ia pun akan mendapatkan keajaiban di hidupnya nanti.

BROKEN DREAM'SWhere stories live. Discover now