8

876 56 15
                                    

Naruto berjalan dengan langkah gontai menuju kamarnya,  ia tidak mengatakan apapun kepada keempat orang yang sebentar lagi akan menjadi satu group dengannya.  Dan keempatnya pun hanya diam saat melihat si pirang keluar,  mereka terlalu larut dalam lamunan masing-masing.

Mata shappire Naruto menangkap sosok perempuan yang berdiri didepan kamarnya dengan raut cemas, "Shion?" Panggilnya. Naruto mempercepat jalannya untuk segera menghampiri gadis tersebut.

"Kak,  apa itu benar?" Tanya Shion tiba-tiba.

"Soal apa?" Naruto balas bertanya dengan bingung.

"Kau akan bergabung di kelas Trainee eksklusif dan akan segera debut bersama ARATA?"

Lidah Naruto menjadi kelu, mata Shion yang berkaca-kaca, siap untuk menumpahkan air mata membuat Naruto hanya bisa terdiam. Naruto tidak menyangka jika Shion akan mengetahui berita ini dengan cepat, bahkan sebelum ia sendiri yang memberitahunya.

Siapa yang menyebarkannya secepat ini? Apa yang lainnya juga sudah mengetahuinya?

"Itu..." Naruto mencoba menjelaskan namun ia tidak tahu harus memulai dari mana.

"Aku tidak menyangka..." Shion memotong ucapan Naruto,  matanya sudah tidak sanggup membendung air mata yang keluar membasahi pipinya. ".. Bahkan Kakak pun akan meninggalkanku...." Lirihnya.

Sedetik kemudian, Shion pun berlari meninggalkan Naruto yang hanya bisa berdiri terpaku di tempatnya.

Naruto mengepalkan kedua tangannya, menahan dirinya untuk tidak mengejar Shion. Tidak bisa! Dia tidak bisa melihat Shion menangis karena hal itu akan membuatnya melemah, ada impian empat orang yang kini harus dia jaga.

"Ck!" Decak Naruto tak mampu manahan kekesalannya.

Kenapa situasinya kini menjadi rumit seperti ini?

Naruto memang ingin debut dan menjadi penyanyi terkenal, namun bukan di situasi seperti sekarang ini. Bahkan kalau bisa, ia ingin debut bersama dengan Shion.

Naruto sangat paham dengan perasaan Shion saat ini,  ditinggalkan oleh orang-orang yang selama ini berjuang bersamanya dan kini dirinya sebagai orang yang dianggapnya Kakak,  juga meninggalkannya sendirian dibelakang.

Setelah berhasil menenangkan dirinya, Naruto pun segera masuk kedalam kamarnya. Ia harus segera membereskan pakaiannya untuk pindah ke dorm ARATA.

Dan perihal Shion, Naruto akan menemui adiknya itu nanti untuk menjelaskan dan meminta pengertian darinya. Naruto hanya berharap jika semuanya akan berjalan dengan baik.

"Wah.. Wah..  Selamat ya.." Ujar seorang pemuda dengan rambut putih sebahu. Dia dan Naruto sudah menjadi teman sekamar selama sebulan ini,  namanya Sakon.

Sakon bersama ketiga temannya termasuk saudara kembarnya sudah dua tahun menjadi Trainee di agensi ini. Perjuangannya untuk bisa diterima masuk ke Agensi ini tidaklah mudah, berkali-kali tertolak dan berkali-kali dirinya menjalani audisi ketat di manapun di beberapa Agensi.

Naruto melirik Sakon sejenak,  pemuda itu jarang berbicara dengannya jika tidak untuk mem-bully nya. Dia bahkan membatasi ruang gerak Naruto didalam kamar tersebut.

Sakon juga sering sekali menghina Naruto untuk tidak menyentuh barang-barang mahalnya dan juga mengatakan jika salah satu barangnya hilang,  itu artinya Naruto yang mengambilnya.

"Kenapa diam saja? Kau sudah mulai sombong ya? Mentang-mentang akan debut dengan ARATA,  kau bahkan tidak menanggapi ucapan selamatku yang tulus ini." Ujar Sakon dengan nada kasar seraya menendang lemari yang berisi pakaian Naruto.

BROKEN DREAM'SWhere stories live. Discover now