Cp 35

201 31 21
                                    




"Maksud lu apa ngomong kayak gitu, hah?!"

Donghyuk langsung mendorong tubuh Jinhwan yang tak berdosa. Jinhwan yang sudah sangat mengerti bagaimana menghadapi Donghyuk saat sedang emosi, hanya bisa terdiam dan membiarkan tubuhnya terhuyung ke belakang.

"Maksud lu gua gila gitu?!" Tanya Donghyuk masih dengan emosinya.

"Hyuk, gak gitu--"

"Terus dari tadi gua ngomong sama hantu gitu?? Hhaa, lelucon lu basi tau gak!"

Melihat keadaan semakin menegang, Jinhwan pun akhirnya lebih memilih mengalah dan tak menanggapi emosi Donghyuk. Jinhwan tau, Donghyuk sangat merasa kehilangan, terlebih lagi dua orang sekaligus, Chanwoo dan Chaerin.

"Udah berapa lama Chaerin disini?" Tanya Jinhwan mencoba menimpali.

Jinhwan dapat melihat dengan jelas emosi Donghyuk mereda. Rahangnya tidak mengeras seperti saat tadi Donghyuk emosi, deru napasnya juga kembali normal.

























.













"Seriusan lu Nan?"

"Iya Bob, lu pikir gua ngarang gitu? Gua juga sebenernya percaya gak percaya."

Jinhwan kembali menceritakan sesuatu yang ganjil saat ia bertemu Donghyuk kemarin malam di rumahnya. Hanya Bobby dan Yunhyeong yang menjadi pendengar setianya. Tidak seperti dulu, disaat semuanya masih sempurna dan tak berduri. Dulu mereka bertujuh, Donghyuk, Jinhwan, Hanbin, Bobby, Yunhyeong, June, dan Chanwoo, selalu berkumpul di kantin kampus, entah untuk makan, minum, mengerjakan tugas, atau hanya sekedar melepas penat sambil membicarakan wanita-wanita cantik yang mereka temui di kelab semalam. Sekali lagi itu dulu. Tidak untuk sekarang.

Ya, hanya Jinhwan, Yunhyeong, dan Bobby yang masih setia dengan basecamp mereka.

"Ah itumah mata lu kali yang salah liat, bukannya lu pernah bilang kalo mata lu min gara-gara sering main hp di tempat gelap, kelab lu kan gelap parah." sanggah Yunhyeong masih merasa tak percaya dengan cerita Jinhwan.

Jinhwan mendecak pelan sambil memejamkan mata sipitnya, berharap kesabarannya semakin bertambah. Ia sudah bisa menebak kalau tak akan ada yang percaya dengan pengalamannya semalam.

"Yunhyeong, mata gua cuma min bukan buta dan guema masih bisa liat dengan jelas." bela Jinhwan.

Yunhyeong tak bisa menyanggah Jinhwan lagi. Ketiganya terdiam, bingung menerima apa yang terjadi dengan Donghyuk. Tidak mungkin Donghyuk menjadi gila, tidak mungkin. Yang mereka yakini Donghyuk hanya depresi. Siapa yang tidak depresi ditinggal oleh dua orang sekaligus.

"Lu pada tau dimana Donghyuk sekarang?" tanya Yunhyeong.

Bobby menjawab di tengah keasyikannya meraih stik mozarella dari piring pipih berwarna putih mengkilap, "Tadi terakhir dia masih di kelas, gua ajak kesini, katanya duluan aja."

Bobby memang satu jurusan dengan Donghyuk, beda dengan Jinhwan yang memilih jurusan Ekonomi Bisnis  dan Yunhyeong yang lebih memilih jurusan DKV Creative Advertising.

"Gimana kalo kita samperin Donghyuk? Gue pikir dia butuh kita di kondisinya saat ini." Ajak Yunhyeong.

Jinhwan dan Bobby pun mengangguk setuju. Yunhyeong benar, Donghyuk butuh seseorang untuk bisa lari dari depresinya.


















































tbc













































Maafkan aku kawan2, aku baru sempet update lagi, sekalinya update begini, iya iya aku tau kalian pasti mau ngehujat aku, gpp kok.








Love To Death | Kim DonghyukWhere stories live. Discover now