Wattpad Original
C'è 4 più parte gratuita

Bab 2 - Rencana

53.1K 4K 172
                                    

Ada tiga fakta WOW yang Aleah dapatkan tentang tunangannya:

Pertama, Darwin Avaniswara kerja sebagai staf IT di kantor Aleah. Rupanya, dia yang ngurusin kalau jaringan kantor Aleah lemot.

Kedua, lulusan teknik komputer PTN favorit. Lulus tepat 4 tahun dengan predikat cum laude.

Ketiga, sosok asli Darwin lebih ganteng daripada foto profil LinkedIn-nya.

Laki-laki itu lebih cocok jadi artis drakor daripada seorang kutu buku yang ngurusin jaringan internet kantoran. Meski tubuhnya bukan produk gym, tapi Darwin tinggi dan rupawan. Padahal Aleah sempat berpikir Darwin adalah laki-laki cupu berusia akhir 30-an yang hopeless romantic atau macam refrain lagunya Wali, alias enggak laku-laku. Tipe laki-laki yang lebih pilih cara instan menikah daripada berakhir memegang predikat jomblo of the year.

Ugh, tetap saja Aleah menentang pertunangan buta ini. Masa kenal saja belum, tapi sudah main tunangan saja? Memangnya ini abad berapa?

"Mamaaaa, Aleah enggak mau tunangan sama Awi!" rengek Aleah menghampiri Desi yang lagi sibuk menghitung uang di ruang tengah rumahnya.

Rutinitas Bu Jenderal hari Sabtu begini, kalau bukan ngapelin arisan, ya, menghitung uang arisan. Pokoknya tidak jauh-jauh perkara ibu jiwa sosialita gitu, deh! Aleah curiga mamanya itu diam-diam cari calon jodoh Aleah selagi arisan. Ternyata multitasking juga wanita itu!

"Sek, tho ... mama ini lagi ngitung uang arisan!" desis Desi memelototi tajam putrinya. Lalu kasak-kusuk sendiri dengan uang di tangannya. "Emangnya kenapa enggak mau? Kemarin kamu udah ketemu sama anaknya Pak Guruh, kan? Ganteng, tho?"

Ingatan Aleah langsung ditarik ke kejadian semalam. Dia memang sudah bertemu Darwin di Starbucks lobi kantornya. Itu pun menjadi pertemuan paling awkward dan tercepat yang pernah Aleah alami. Pertemuannya cuma satu menit 15 detik, coy! Aleah tidak sengaja menghitungnya dan itu pun gara-gara dia ketahuan sedang melihat profil LinkedIn Darwin. Asli, gadis itu lupa fitur LinkedIn bisa tahu kalau ada yang kepo-kepo profil kita dan Aleah malu banget pas terciduk sama Darwin. Apalagi laki-laki itu memasang tampang menahan geli.

"Udah! Tapi pokoknya Aleah enggak mau tunangan sama dia. Kenal aja belom!" ujar Aleah sambil mengempaskan diri di samping mamanya.

Gadis itu menarik napas dalam-dalam. Pandangannya beralih ke ruang tengah rumahnya. Dia melihat lemari kaca berisi patung kristal di sudut ruangan. Desi memang hobi mengoleksi patung-patung kristal. Sedangkan suaminya, yang pensiunan ABRI, lebih suka mengoleksi bacaan-bacaan. Aleah bisa melihat deretan buku politik sampai sejarah di lemari buku dari kayu jati yang letaknya tidak jauh dari lemari kaca mamanya.

"Terus gimana?" tanya Desi penasaran.

"Gimana apanya?" balas Aleah heran. "Aleah pokoknya enggak mau tunangan sekarang!"

"Bukan itu. Anaknya Pak Guruh. Ganteng, tho?"

Aleah mengerang. Wajah gadis itu ditekuk. "Yaaa, ganteng. Tapi kenapa tiba-tiba pake ada tunangan dadakan segala, sih? Walau jomblo gini ... Aleah, kan, enggak ngenes banget gitu, Ma."

"Lho, karena kamu jomblo terus anaknya Pak Guruh juga jomblo, ya, kenapa enggak dicoba aja?" balas Desi sekenanya.

"Ih, Mama! Kan, ada jargon, kalo buat anak, tuh, enggak boleh coba-coba!"

Mata Desi mendelik ke arah Alea. "Kamu itu udah ketuaan buat ngutip jargon gitu! Lagian, kenapa, sih, enggak mau? Masih sama-sama jomblo juga. Kantornya satu gedung. Gampang mau ngapa-ngapain bareng. Cocok, tho?"

Cocok dari Wakanda! Aleah membulatkan mata tak percaya. "Ma, ini pertunangan. Artinya Mama sama Pak Guruh ngarep aku sama Awi ke tahap yang lebih serius!"

(Soul) MateDove le storie prendono vita. Scoprilo ora