Wattpad Original
This is the last free part

Bab 6 - Cemburu

43.1K 4.1K 658
                                    

"Eh, Pecel Lele! Tumbenan banget lo enggak mau ikut makan siang. Ada angin apaan?" seru Hadi menghampiri Aleah di kubikelnya pas jam makan siang. Alis laki-laki itu menyatu.

Aleah menyandarkan punggung di sandaran kursi. Biasanya gadis itu memang tidak pernah melewatkan makan siang bareng teman-temannya. "Masuk angin!" jawabnya ngasal. "Darwin mau ngomong sama gue dulu."

"Darwin yang anak IT itu?" celetuk Gina tahu-tahu ikutan muncul ke kubikel Aleah. Gadis rambut pendek itu menatap Aleah dengan mata berbinar di balik kacamatanya yang modis. "Mau nge-date, ya, kalian? Ciyee, ciyeee! Makin akrab aja, nih!"

Bibir Aleah mencebik. "Ya kali. Ngarep banget, ya, lo liat gue nge-date? Mending tanya, tuh, si Hadi udah punya gandengan belon!" sungutnya.

"Lah, lah. Bawa-bawa gue," ujar Hadi tersinggung. Meski begitu sudut bibirnya tertarik hingga membentuk seulas senyum. "Tapi progres hubungan lo sama Darwin gimana, tuh? Ada wangi-wangi kebucinan enggak, nih?"

Gina pun terpingkal-pingkal.

"Woi, woi! Sori, ya, say no to bucin!" kata Aleah dengan super pedenya. "Jangan ngarep gue jadi bucin Darwin! Apalagi zodiak gue Aries. Apa, tuh, bucin?"

"Halah, Aries, kan, aslinya bucin tapi gengsian gitu!" cibir Gina seraya mengibaskan tangan. Lalu dia menatap Hadi. "Gue tinggal nunggu dia nangis-nangis ditinggalin lakinya, sih."

"Lah, kan, udah ditinggal nikah sama mantannya. Lupa lo?" kekeh Hadi kian mengompori.

"Oh, udah nikah belom, tuh, ya, mantan lo yang itu, Le? Gue lupa nanyain, tuh, kabarnya. Siapa nama mantan lo, tuh? Nicholas, ya?" cengir Gina polos tanpa dosa.

"Eh, kambing, ya, lo berdua!" umpat Aleah gondok bukan main. Matanya melotot ke arah dua temannya yang tertawa bersamaan. "Liat aja, gue enggak bakal nangis kalo ditinggal Awi!"

Tiba-tiba suara tepuk tangan menarik perhatian Aleah beserta dua temannya. Langsung saja kepala ketiga orang itu menengok ke asal suara dan mendapati Darwin dengan satu anak IT—yang seingat Aleah bernama Ghani di sana. Kedua laki-laki itu berdiri tak jauh dari kubikel Aleah juga. Wajah Ghani kelihatan terhibur banget.

"Dar, katanya dia enggak bakal nangis kalo lo tinggal, lho!" goda Ghani melirik Darwin yang berdiri mematung di sampingnya. "Gimana, tuh? Gue, sih, udah nangis-nangis! Lo suka enggak ngabarin, sih, kalo lagi pergi! Mana tau lo pergi cuma sementara atau selamanya."

Tawa orang-orang di ruangan itu langsung menggema. Jahat banget itu si Ghani ngomong. Meski begitu Aleah menyadari Darwin sama sekali tidak tertawa. Laki-laki itu justru sedang memandanginya dari balik kacamata. Entah apa yang ada di benak Darwin. Raut wajah laki-laki itu pun tidak bisa dideskripsikan Aleah saking datar-datar saja.

"Kalian kalo mau pandang-pandangan penuh mesra, kita dengan senang hati keluar, lho!" celetuk Hadi kemudian.

Mata Aleah lansung mendelik ke arah Hadi yang menyeringai polos. "Ye, ye, ye! Sono, deh, lo pada keluar! Kesel banget gue di-bully melulu sama kalian!" sungutnya.

"Baperan banget, sih, yang lagi kasmaran," goda Gina jail.

"Gue lagi enggak kasmaran ye!" bantah Aleah cepat. Lalu gadis itu mengibaskan tangan saking gemasnya. "Husss ... huss! Buru pergi, elah!"

"Ya ampun, segitunya amat yang mau berduaan! Baik-baik, semua ruangan ada CCTV, lho! Jangan bikin video live Fifty Shades, ya!" seloroh Ghani.

Tawa teman-teman Aleah makin pecah. Kemudian Hadi mengajak Gina dan Ghani pergi dari sana yang langsung diiyakan. Entah sejak kapan mereka bertiga jadi akrab dan mau makan bareng. Padahal biasanya juga sendiri-sendiri.

icon lock

Show your support for icel, and continue reading this story

by icel
@nonalada
Aleah sulit menerima keberadaan sang tunangan yang sering menyebabkan...
Unlock a new story part or the entire story. Either way, your Coins help writers earn money for the stories you love.

This story has 32 remaining parts

See how Coins support your favorite writers like @nonalada.
(Soul) MateWhere stories live. Discover now