RASA SAYANG ABANG DAN ADEK

2.1K 119 3
                                    

Selfi, Putri dan Luna tergesa gesa menghampiri pamannya yang menunggu di depan ruang UGD dengan panik, pasalnya setelah mendengar kabar kakak lelakinya masuk rumah sakit mereka langsung kerumah sakit dan kebetulan mereka juga ada dijakarta. Luna terisak isak dalam dekapan Putri sedangkan Selfi diam mendengar kata Irfan yang katanya kondisi kakaknya yang mudah drop akhir akhir ini bahkan sering mimisan, tak lama kemudian dokter yang memeriksa keluar dengan raut wajah sulit diartikan.

"gimana keadaan ponakan saya dok?" tanya Irfan.

"Bisa bicara sebentar diruangan saya?" Irfan mengangguk saja, dokter itupun berlalu.

"Fi om keruangan dokter dulu ya.."pamit Irfan hendak keruangan dokter.

"Fi ikut om, Fi juga berhak tau tentang keadaannya Bang Ali.." ucap Selfi. Irfan mengangguk, Selfipun berpamitan kepada adiknya dan berpesan kepada mereka untuk memjaga kakaknya.

Sesampainya diruangan dokter merekapun dipersilahkan masuk dan duduk. Dokter Satya menatap hasil labnya dan menghela napas gusar lalu memandang Selfi dan Irfan yang menatapnya bingung.

"Pasien terdiagnosa tumor otak stadium dua.."

Jawaban Dokter Satya bak disambar petir disiang bolong untuk Selfi dan Irfan. Selfi mulai terisak setelah menerima hasil labotorium serta ct scant yang diberikan dokter satya sedangkan Irfan diam, tak percaya dengan semua ini. Pantas saja Ali sering mimisan dan sering sakit kepala ternyata ....

"Dokter bohong kan?! kakak saya nggak mengidap penyakit mematikan itukan?!!" Selfi berteriak dengan uraian airmata, memcoba tak percaya dengan semua yang terjadi. Selfi memang sangat akrab dengan kakaknya itu jadi ia tak mungkin percaya dengan ucapan dokter Satya. Irfan berusaha menenangkan namun Selfi terus memberontak dan meninggalkam ruangan dokter. Pria itu berusaha memanggilnya namun panggilannya tak teridahkan oleh Selfi.

Irfan berpamitan kepada dokter Satya dan mencari keberadaan Selfi yang hilang jejak hingga ia bertemu dengan Luna yang barusan dari toilet.

"om, kak selfi mana?" tanya luna celingak celinguk.

"om juga gak tau ..." Irfan menghela napas gusar karena hilangnya jejak Selfi.

"ohya om, kata dokter keadaan abang gimana?" tanya Luna

Irfan terdiam memadang wajah polos ponakannya, rasanya tak tega juga untuk jujur mengenai soal perihal kondisi Ali apalagi ketiga saudara ponakan kesayangannya sangat menyayangi Ali meskipun Ali berada jauh dari ketiga saudaranya usai menikah. Luna mengerutkan dahinya kala tak kunjung mendapat jawaban dari Irfan.

"Om, keadaan abang ali gimana?" tanya Luna mendesak.

Irfan menatap ponakan bungsunya nanar. "kakakmu mengalami tu-tumor otak stadium dua.." lirih irfan membuat shock setengah hidup. Matanya indahnya berkaca kaca dan menggeleng tak percaya. Saking tak kuasa mendengar ucapan Irfan tadi Luna berlari meninggalkan Irfan. Pria paruh baya itu memanggil luna namun gadis itu tak mengidahkannya, Irfan mengacak rambutnya frustrasi.

"Yatuhan mengapa seperti ini!!!"

***

"suaminya di rumah sakit, kamu malah keluyuran!" prilly tersentak kaget kala melihat adik dari Ali berada di rumahnya.

"Selfi?"

Ya, Selfi adik pertama Ali yang datang kerumah Ali dan Prilly. Selfi menatap tak suka prilly, sejak awal pernikahan mereka ia tak suka Prilly apalagi mengingat perlakuan prilly pada Ali yang sangat membenci kakaknya..

Selfi tersenyum sinis. "Kenapa terkejut? kak Prilly darimana aja, dari tadi siang aku telfon telfon kakak tapi nggak diangkat dan kakak tau Bang Ali masuk RS karena drop!" ucap Selfi menahan emosinya.

Tak banyak yang tahu apalagi sang kakak bahwa Selfi adalah seorang detektif handal dan mengetahui semua gerak gerik Prilly meskipun mereka jauh.

Prilly mendengarnya hanya manggut manggut santai. "Ohh masuk rumah sakit ya.. kirain meninggal tuh si perusak!" ucap Prilly santai membuat Selfi ingin menampar Prilly, bisa bisa nya wanita itu mengatakan hal menyakitkan untuk abangnya.

Jujur Selfi sangat tak suka sikap prilly yang tak menghargai perasaan abangnya apalagi mengingat igauan abangnya sore tadi membuat hatinya nyeri melihat kesedihan abangnya. Selfi sangat menyayangi abangnya tapi kenapa laki laki sebaik abangnya harus dipandang hina oleh istrinya hanya karena menerima perjodohan itu?

"Wanita sialan! percuma kakak cantik dan kaya tapi kelakuannya gini, dan begini juga caramu memperlakukan abang aku sebagai suami setiap hari? menyakiti hatinya dengan membenci dan selingkuh?! dimana hatimu kak Prilly! dimana hah?!!! kakak harus beruntung memiliki suami seperti bang ali!!!" sentak Selfi emosi tak terkontrol.

"ASAL KAMU TAU YA? PRIA PEMBAWA SIAL DAN MURAHAN ITU ADALAH PERUSAK HUBUNGANKU DAN ADIT! JIKA SAJA DIA NGGAK NERIMA PERJODOHAN INI DIA GAK AKAN BEGINI, DAN SALAH DIA JUGA DIA MEMPERTAHANKANKU!! DAN UNTUKMU SELFI, BILANG KE ABANG MU ITU PERGI DARI HIDUPKU! AKU NGGAK BUTUH PRIA BAJINGAN PERUSAK SEPERTI DIA!!" balas Prilly juga memaki Ali. Selfi mendengus, wajahnya basah akibat menangis akan perkataan Prilly. Gadis itu segera pergi dari rumah abangnya itu dengan uraian airmata.

Selfi terisak pilu, hatinya sakit mendengar hinaan Prilly terhadap abangnya. Selama ini ia selalu meminta abangnya untuk cerai dengan Prilly tapi Ali selalu saja bilang "perceraian itu sangat di benci sama Allah. Lagipula abang janji kepadaNya akan menjaga istri abang sampai akhir hayat abang.." ucap abangnya tersenyum saat itu.

Di rumah sakit, Luna enggan melepaskan pelukkan nya ditubuh Ali, ia sangat merindukan abangnya itu setelah abangnya ke Jakarta untuk bekerja. Ali tersenyum mengusap kepala adik bungsunya ini dan menyimak curhatan Luna selama di Bandung.

"Bang, Una di tembak sama cowo.." Ungkap Luna mendongak menatap abangnya.

"Bagus tuh daripada kamu ngintitin abang mulu.." kelakar Ali tengil membuat Luna mendengus.

"Dasar abang! abang sih ga tau cowok yang nembak una.. sih! dia itu nyebelin, tengil, ngejengkelin muka nya aja kayak tukul arwana..." dengusnya merajuk.

"Cocok tuh Na, pasti kamu kelepek kelepek sama dia kan?" kata Ali julit, Luna semakin merajuk. Ali tertawa geli melihat tingkah adiknya.

Luna kembali murung melihat tawa kakaknya, matanya berkaca kaca lalu memeluk tubuh kakaknya membuat Ali tersentak merasakan adiknya menangis merasa bersalah karena berfikir adiknya menangis karena meledek adiknya.

"maafin, abang ya. Abang cuma bercanda.." ucap Ali merasa bersalah bukannya berhenti menangis Luna semakin terisak membuat Ali mulai paham.arti tangisan Luna.

"abang sedih liat kamu kayak gini, abang sedih kamu sedih karena keadaan abang sekarang.." batin Ali sedih.

Ali memang sudah mengetahui penyakitnya sedari awal tapi ia hanya pura pura tidak tau agar adiknya tak semakin sedih akan keadaan dirinya.

"Jangan nangis, ntar Shawn mandes lari lagi liat kamu nangis.." ucap Ali mencoba menghibur adiknya dengan leluconnya.

Luna diam tak menjawab ucapan konyol kakaknya, Ali merasakan napas Luna mulai teratur serta dengkuran halus pun tersenyum.

"dasar pelor.." cibir Ali terkikik melihat adiknya tidur pulas di dada bidangnya.

Ali mengembuskan napas dan mencium pipi adik manjanya itu. "Semoga kamu mimpi indah.." bisiknya lalu ikut memejamkan mata menyusul adiknya kealam mimpi.

***

Ternyata Ali tumor otak sedih hayati😢 , Selfi marah besar sama Prilly karena sikap dan kelakuan prilly pada abangnya sampai dia sedih membayangkan bagaimana sakitnya suami di campakkan. Luna manja banget sama abangnya hehe tapi ujung ujungnya melow, gimana kelanjutannya nanti?

Yey gak lama lagi Ultah abang ke 23 yuhuuuu..🎉🎉

Cinta Hanya Sekali (FIN√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang