14 ❀ mama

7.3K 1.8K 177
                                    

haechan,
harusnya sih rasaku bisa ditahan,
tapi ternyata aku kewalahan.
habisnya, kamu menggemaskan.

inginnya sayang,
eh, punya orang.
kayaknya, nasibku malang.

walau agak pilu,
aku masih menunggu,
semoga kamu mau.

walau agak pilu,aku masih menunggu,semoga kamu mau

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

hari ini aku pulang dari rumah sakit. udah enakan banget, tapi gak dibolehin sekolah sama teh yeeun, nunggu bener-bener sembuh katanya.

tadinya teh yeeun mau nganterin aku pulang, tapi ternyata dia tiba-tiba ada kerjaan, jadi bukan dia yang nganter.

mau tau siapa?

"udah ganteng belom yaaaaaaa,"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"udah ganteng belom yaaaaaaa,"

"ngapain sih, chan?" aku ketawa yang ngeliat dia daritadi ngaca gak jelas di spion mobil.

iya, haechan bawa mobil. gaya banget dia.

"ngecek apa kadar kegantenganku berkurang satu persen apa nggak," canda haechan yang bikin aku ketawa lagi. ih, baru nyadar. aku gampang ketawa deket haechan.

hehehehehehehehehehehehe.

heh! punya orang.

perjalananku sama haechan ke rumah gak terasa sama sekali. abisnya, haechan tuh kayak teloletnya bus, berisik. tapi berisiknya aku suka.

sesampainya di rumah, haechan memasukkan mobilnya ke dalam garasi, aku tanya ngapain, katanya dia mau mampir juga katanya.

aku sih ngangguk aja, terus ngajak dia masuk ke rumahku.

bentar, sebelum masuk ke dalam, aku ketemu sama mamah yang mau keluar rumah. "eh? mama pulang? assalamualaikum," kataku sambil salim ke tangan mamah.

mama cuma menyodorkan tangannya, jawab salamku aja nggak. hadeuh, gak boleh atuh. dosa.

"sakit?"

"iya,"

"bodoh apa gimana? kok bisa sakit." terus abis ngomong itu, mama jalan lagi, pergi ke arah mobilnya.

selalu aja. mama kenapa sih.

perasaan aku gak pernah salah apa-apa, tapi sikap mama selalu dingin ke aku. padahal kan, aku anaknya. tega ih.

pemikiranku sama mama tuh gak pernah sama. contoh aja untuk hal kecil kayak pemilihan jurusan di sma, aku mau ips, mama maunya ipa.

padahal menurutku sama aja, dua-duanya bagus dan punya tanggung jawab masing-masing. gak ada opini 'anak ips santai' atau 'anak ipa gak terlatih hapalan' atau sebagainya. semua tergantung individu masing-masing.

tapi yaudahlah, aku sama mama kan dua orang yang berbeda. pikiran kita juga. aku gak bisa maksa.

"eh tante, hehehehe assalamualaikum hehehehe mamanya kayra ya? hehehehe,"

seketika aku nahan ketawa denger haechan. dia kenapa sih, kayak lagi nahan berak.

setelah salim dan mama pergi dari rumah, haechan ngedeketin aku. "mama kamu, kay?"

aku ngangguk, "iya."

"hadeuh, galak pisan. lieur,"

lagi-lagi aku ngakak denger haechan dengan aksen sundanya. gak tau kenapa lucu aja.

"teh yeeun belum pulang?"

"belum, ntar sorean paling." kataku sambil buka pintu dan nyopot sepatu. "masuk chan,"

haechan masuk, "permisi,"

aku nyuruh haechan duduk di sofa ruang tamu, terus gak pake misi haechan langsung ngebukain satu persatu toples kue di mejaku. dasar anak orang.

"mama kamu kenapa sih, kay? kok keliatannya kayak marah gitu. tadi aku liat juga, sama kamu gak ada khawatirnya. padahal baru keluar rumah sakit," tanya haechan panjang lebar.

"emang gitu, santai aja."

"aku gak pernah nemu mama yang secuek itu ke anak kandungnya sendiri,"

"ralat, chan." aku senyum. "bukan anak kandung juga. mama tiri."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[I] sampai jadi debu, haechan✅Where stories live. Discover now