Biarlah dia aneh

32 10 0
                                    

Pagi ini aku presentasi dari mata kuliah Pak Rudi dan hebatnya nilai dari tugasku mendapat nilai A+  itu karena bahasa counterisku dan setiap pertayaan dapatku jawab dengan benar aku senang sekali, tidak sia-sia SMA dulu belajar bahasa counteris walau cuman satu hari tapi manfaatnya sampai sekarang dan nilaiku itu adalah nilai tertinggi.

Oke Risa jangan terbang ingat di atas langit masih ada langit astagfirullah hal azim. Batinku.

"Cie anak kesayangannya Pak Rudi," ucap Putri yang berdiri di samping mejaku.

"Apaan sih,"

Jam Pak Rudi habis lalu aku ke kantin bersama Putri.
Di sana terdapat cewek-cewek rumpi biasa lah tapi aku tidak setuju kalau mereka ngerumpi padahal, kan sudah di jelasin dalam al-Qur'an

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَة
ٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”

Ayat tadi menjelaskan bahwa setiap orang yang beriman adalah saudara. Sebagaimana halnya saudara, setiap mukmin hendaknya berbuat baik kepada mukmin yang lain, melindungi dan menjaga kehormatan saudaranya, serta mendamaikan jika diantara saudaranya yang berselisih.

Pada ayat selanjutnya Allah menjelaskan bahwa setiap orang yang beriman tidak boleh saling mengejek, mengolok-olok, maupun meremehkan saudaranya. Para mukmin juga dilarang mencela dan memanggil saudaranya dengan sebutan untuk mengejek maupun mempermalukan dirinya. Orang yang melakukan hal-hal yang dilarang tersebut termasuk orang-orang yang zalim.

Kalau tidak salah mereka adalah senior kami kecuali Rinda yaitu Tari dan Intan.

           ***

Setelah makan kami duduk diam di kelas karena sebentar lagi dosen akan masuk.
"Hai, Sa," ucap Rinda yang duduk di sebelahku.

Aku hanya tersenyum kini pandanganku fokus ke arahnya yang sepertinya ia akan curhat.
"Gue mau cerita, gue tuh risih sama cowok di eskul yang gue ikuti, mereka seenaknya aja pegang tangan gue dan merangkul gue mereka terkadang berlaku seenaknya sama gue, gue risih gue harus gimana, Sa?" tanyanya yang berhasil membuatku terkejut.

Di balik sosok Rinda ternyata ia seorang wanita yang paham mengenai batasan namun, dia kurang paham bagaimana harus melakukannya terkadang miris jika melihat wanita yang bisa dibilang mengerti agama tapi, ia tidak melakukannya. Aku kira Rinda sama dengan teman satu gengnya sekali lagi aku harus belajar menilai orang dari hatinya bukan penampilan atau lingkungannya.

"Tutuplah auratmu," hanya itu yang bisa aku katakan.

"Aku belum siap, Sa, kamu tahu, kan teman-temanku?" ucapnya kecewa.

"Perlahan kamu akan siap, Rin, dan walaupun kamu berubah toh kamu masih berteman dengan mereka, kan?"

"Tidak, sudah, lah aku akan bertahan dengan kerisihanku daripada aku tidak berteman lagi dengan mereka," ucapnya lalu pergi.

Terkadang aku berpikir kenapa mereka memilih teman yang mengajak mereka susah dan menderita?

"Assalamualaikum, Risa," salam Dika yang berada di depan kursiku yang membuat semua anak kelas terutama perempuan melihat ke arahku.

"Waalaikumussalam, lo?"
Ucapku kaget.

"Nggak usah ngegas gue ke sini cuman mau minta maaf atas kelakuan gue, kata-kata yang mungkin menyinggung, cuman itu aja dimaafkan nggak, Nih?" ucapku dengan wajah kurang menyakinkan.

"Hmmm," hanya gemingan yang aku berikan tapi, semua para perempuan melihatku tidak suka.

Sebenarnya ada apa, sih sama mereka?

"Makasih oh iya gue Dika nama lo Risa, kan?"

"Dari mana lo tahu," ucapku ngegas karena jika ngomong sama orang kayak Dika bawaannya tidak bisa santai sampai bahasa lo-gue muncul lagi gara-gara nih orang.

"Dari nametag lo,"
Astagfirullah kenapa aku lupa kalau pakai nametag.

"O,"

"Yaudah bye."

"Sa, itu yang kamu bilang Mas nyebelin? Wah parah kamu kalau sampai iya," ucap Putri membuatku bingung dengan maksudnya.

"Iya, kenapa parah?" tanyaku seratus persen bingung.

"Apa lo tahu dia itu cowok yang di idam-idamkan gengnya Rinda hati-hati lo nanti di labrak," ucap  Putri yang menambah kebingunganku.

"Biarin orang aku nggak ngapa-ngapain kok dilabrak salah apa aku coba?"

"Karena Dika itu nggak pernah nyapa cewek sekali, pun terus mereka itu iri sama orang yang di sapa sama dia pernah loh baru-baru ini mereka melabrak seseorang,"jelas Putri.

"Hmmm biarin aja,"
Tidak lama dosen datang.

          ***

Setelah pelajaran selesai kami berjalan pulang.
"Assalamualaikum Sa, bareng yuk!," ajak Dika tiba-tiba muncul dari belakang.

"Waalaikumussalam makasih enggak usah udah deket kok," tolakku.

Lalu aku berjalan meninggalkan mobil itu dan pengendaranya.

Di kossan aku langsung sip-siap buat solat magrib karena udah jam setengah enam lewat.

Lalu seperti biasa aku mengerjakan duniaku yang penuh tugas ini.

Malam ini sangat cerah ditemani dengan bulan dan bintang aku jadi ingat dengan puisi yang di buat Bang Fahri dulu saat dia kepergok sedang membaca puisi olehku, puisinya tentang malam tapi sampai sekarang aku tidak tahu maksud puisinya.

Bulan kau menemaniku dalam kegelapan menyinari bumi cahayamu yang bersinar membuatku tawakal
Dan bulan apa kau tau.....?

Cuman sampai situ karena aku tidak sengaja menyenggol gelas jadinya dia berhenti padahal aku penasaran apa kelanjutan puisinya, tapi berulang kali aku bertanya berulang kali pula Bang Fahri menghindari pertanyaan itu.

Saat malam menyapa aku, pun terlelap dalam tidurku yang nyenyak dan semoga aku mimpi indah.

☁☁☁

Hai assalamualaikum temanku maaf ya🙏 part nya pendek abis nya bingung mau nulis apaan tapi si dika tadi berubah lo...
( emang power rangers)
Hee mungkin...berubah jadi 180 derajat...penasaran deh...

Oke jangan lupa votment ya
Makasih udah baca...
Waalaikumussalam...

Ada Apa dengan Kacamata? [COMPLETED]Where stories live. Discover now