04. Tak Sengaja

33 6 1
                                    

"James, kamu sangat bodoh,"















"Oppa.. "








"Kangjoon .."








"Kangjoon Oppa!"






Aku mengetuk kamar Kangjoon-Oppa, tidak kuat, tapi aku yakin dia mendengarnya. Nggak butuh waktu lama untuk Oppa membuka pintu dengan penampilannya yang berantakan.

"Sera? Kenapa?"

Awalnya, itu hanya pertanyaan biasa, tapi wajah Oppa berubah panik setelah melihatku yang pucat pasi.

Memang, sesuatu telah terjadi.

Kangjoon-Oppa cepat mendorong kursiku masuk ke kamarnya. Dia lalu berlutut di depanku, menyamakan garis mata. "Kenapa? Tengah malam begini, apa yang terjadi?" tanya Oppa.

"Aku akhirnya ingat, mimpi yang selama ini hadir dalam tidurku," kataku parau.

Sebuah mimpi.

Yang ku kira sebagai mimpi buruk.

Yang terus terulang sejak aku datang ke rumah ini.

Kangjoon-Oppa menatap mataku dalam-dalam, kemudian meraih tanganku yang gemetaran. "Ceritakan,"

"Aku bermimpi jatuh dari atas gedung, dan ada seseorang berusaha menyelamatkanku. Aku nggak ingat dia siapa tapi aku meneriakkan namanya," jelasku. Aku diam sebentar, menggigit bibirku dengan gelisah. "Namanya .. James .."

Raut wajah Oppa tidak berubah, tadi dia tampak berpikir dan kini malah terduduk di lantai.

"Aku .. aku nggak mengerti kenapa aku terus menerus memimpikan hal yang sama. Apakah .. aku punya suatu hubungan dengan orang yang menabrak .. aku?" kataku hati-hati dengan suara tercekat.

Kangjoon-Oppa menghela napas. "Kurasa, rasa cemasmu datang karena kejadian kemarin. Kamu pasti kaget dengan adanya layar di jam dinding dan isu orang yang bernama James,"

Aku tak menjawab. Atau lebih tepatnya, tidak mampu menjawab penuturannya. Mungkin benar. Tapi ..

"Tapi selalu nama itu saja yang muncul di kepalaku dan ntah kenapa .. aku perasaan rindu yang aneh," kataku. "Apa mungkin, orang asing yang Mama maksud adalah bernama James? Kenapa Mama cemas sama orang yang udah di penjara? atau mungkin ada James lain?" Tanyaku seolah bertanya pada diri sendiri. Aku menarik Oppa, agar dia mendekat padaku. "Kumohon, bisakah Oppa mencari tahu kebenarannya? Maksudku, mencari orang yang menabrakku ini? Bawa dia padaku,"

"Itu sulit, Sera .."

Aku menghela napas. Oppa benar. Itu semua tidak mungkin. Yang menabrakku pasti sudah di tahanan dan aku tidak mungkin pergi ke sana, Mama pasti akan marah besar jika tau soal itu.

Aku menggenggam sejumput baju di dadaku.

Sesak.

Sesak sekali.

Perasaan rindu yang aneh ini.

Kenapa aku sangat yakin bahwa dia bukan seseorang yang harus ku hindari?

"Tapi .. aku akan mengusahakannya," kata Kangjoon Oppa lagi. "Aku akan mencari informasi soal orang yang menabrakmu. Identitasnya, fotonya, bahkan kalau perlu, aku akan menemuinya nanti. Tapi nggak bisa secepat itu. Mungkin .. aku butuh waktu,"

Aku menatap Oppa dengan mata berkaca-kaca, lalu mengangguk. "Itu saja, sudah cukup," jawabku.

Benar, semuanya butuh waktu. Bahkan untuk mencari tau kebenaran dari setiap rasa tak nyaman yang aku rasakan, ada prosesnya.

Finding James | Na Jaemin [✓]Where stories live. Discover now