6

245 66 10
                                    

Setelah beberapa lama mereka menghabiskan topik pembicaraan yang bermacam-macam, akhirnya Xiaojun dan Hendery berpamitan. Yerim dan Winwin kemudian memberikan salam terakhir kepada anjing mereka.

“Bye bye, sampai ketemu besok disekolah ya!” teriak Xiaojun sambil berjalan menuju mobil mereka.
Yerim dan Winwin melambaikan tangan mereka sambil mengawasi saudara kembar itu berlalu.

“Ehm, kayaknya lapangan udah mulai sepi nih—“ kata Winwin sambil melirik jam tangannya, pukul dua siang. Ternyata mereka cukup lama bercakap-cakap di taman.
“Oke kalau gitu kita mulai latihan sekarang!” sahut Yerim menyetujui. Mereka segera beranjak menuju lapangan.

Yerim mengambil posisi berhadapan dengan Winwin dengan jarak beberapa meter, ia berdiri membelakangi gawang. Tanpa basa-basi Yerim langsung menendang bola kearah Winwin bermaksud supaya ia bisa menghadang bola itu dan menendangnya ke arah gawang. Bukannya menghadang bola, Winwin justru menutupi wajah dengan kedua tangannya takut-takut. Yerim menghela nafas panjang, ia paham Winwin pasti akan bereaksi seperti itu.

Berlari kecil kearah Winwin, ia  kemudian membuka silangan tangan Winwin, berusaha menyadarkannya dari rasa takut.
“Eh, gimana kamu bisa latihan kalau ngelihat bola aja takut? Sadar Win!” kata Yerim tegas. Winwin hanya diam menunduk kemudian Yerim meletakan bola didepan Winwin, menyuruhnya untuk menendang bola tersebut menuju gawang.

Dengan penuh keraguan, Winwin kemudian memberi tendangan terpelan yang pernah ada. Yerim kembali menghela nafas kasar, kali ini ia paham seberapa besar ketakutan Winwin. Mau tidak mau, Yerim harus melatih Winwin dari awal, ia kemudian menyuruh Winwin berlari kecil mengelilingi lapangan sambil menggiring bola.

Latihan demi latihan telah berlalu, mereka berlatih setiap sore hari sepulang sekolah. Walaupun perkembangan Winwin cukup lambat, tetapi setidaknya ia sudah berhasil mencoba.
Hari ini adalah latihan terakhir mereka, karena keesokan harinya ia sudah harus menghadapi tes masuk dengan Taeyong. Winwin semakin baik dalam menggiring bola melewati Yerim, sesekali ia mencoba mencetak gol walaupun belum sempat masuk.

“Akhirnya—“ kata Winwin lega, ia duduk di pinggir lapangan sambil meluruskan kedua kakinya kemudian menenggak sebotol air minum dan menghabiskan setengahnya. Yerim duduk menyebelahinya sambil memeluk bola.
“Inget ya Win, kalau besok kamu bisa lolos masuk tim sepak bola, kamu harus ngenalin aku sama Kak Taeyong!” ujar Yerim tanpa basa-basi. Disaat itu pula Winwin tersedak mendengar ucapan Yerim, ia terbatuk-batuk kemudian meletakan botolnya ke tanah.
“Awas kalau kamu ingkar janji!” ancam Yerim sambil meletakan bola disebelah Winwin kemudian berlalu meninggalkannya.

“NGGAK!” teriak Winwin begitu Yerim sudah menghilang. Ia berniat untuk mengkhianati Yerim dan mendekati Taeyong sendiri, menjodohkan Yerim dengan orang yang ia sukai? Hal itu tidak akan pernah Winwin lakukan, ia tak mungkin membiarkan orang yang dicintainya dekat dengan wanita lain.

---

Hari ini adalah hari yang cukup mendebarkan bagi Winwin, ia memiliki dua ulangan umum dan sepulang sekolah ia harus melakukan tes dengan Taeyong. Meski begitu, Winwin tampak tidak terlalu memikirkan hasil ulangannya, yang ia pikirkan saat ini hanyalah Taeyong.

Pada jam istirahat, Winwin sering menyempatkan diri untuk mencuri-curi pandang dengan Taeyong, jika saat itu mereka tidak bertemu, ia selalu mengecek social media milik Taeyong entah itu instagram, twitter, maupun snapchat. Tak lupa Winwin juga meng-screenshot postingan foto seksi Taeyong yang berhasil menggoda iman Winwin.

Tingkah aneh Winwin tidak pernah diketahui oleh teman-temannya, yang mereka tahu hanyalah Winwin tidak pernah mau meminjamkan handphone-nya kepada siapapun.

“Gimana? Udah siap?” tanya Taeyong kepada Winwin yang baru saja melemparkan tasnya ke tribun.
“Ssiiap, Kak!” jawab Winwin sambil tersenyum malu, jantungnya berdegup sangat kencang ketika manik mata mereka bertemu, bahkan berbicara dengan Taeyong. Seolah cintanya kepada Taeyong terus bertumbuh dari hari ke hari.
Taeyong kemudian berlari ke tengah lapangan, disusul oleh Winwin, mereka memulai tesnya.

MISTAKEN | Winwin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang