38

163 22 13
                                    

"Kak Taeyong?" panggil Yerim dengan suara pelan.

Sang empunya pun menoleh, terperangah mendapati sosok Yerim yang berdiri diambang pintu kamarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sang empunya pun menoleh, terperangah mendapati sosok Yerim yang berdiri diambang pintu kamarnya. Wajah lelaki itu masih tampak pucat meskipun demamnya sudah turun.

"Yerim? Kok bisa masuk sini?"

Yerim pun sama kakunya, mengusap tengkuk lehernya guna menyamarkan rasa gugup.

"Eum, aku cuma mau kasih hasil score tes Kakak kemarin. Ini udah sekalian sama interpretasinya."

Taeyong mendengus pelan, "Cuma itu kenapa harus repot-repot kesini sih Rim? Kan bisa kapan-kapan."

Entah mengapa jawaban Taeyong tampak tidak memuaskan hati Yerim, ia seolah merasa bahwa perjuangannya datang kemari sia-sia.

"Iya, aku kerepotan kesini! Aku nggak mau nanti-nanti karena emang udah tugasku buat segera kasih hasilnya ke OP." kilah Yerim yang mencari-cari alasan. Akhirnya Taeyong hanya pasrah mendekat dan menerima uluran kertas hasil tes itu.

"Makasih ya." Taeyong mengulum senyum kearah gadis dihadapannya.

"Lagian— Kak Taeyong kemana aja sih? Kemarin-kemarin kenapa nggak jadi ke rumah? Lupa udah janji?" Yerim yang memang sudah tidak sabar itu langsung memburu banyak pertanyaan.

Taeyong belum menjawab, laki-laki itu justru merapikan shofanya yang semula terdapat beberapa lipatan baju yang belum sempat ia tata kedalam lemari.

"Duduk dulu disini." Ujarnya mempersilakan Yerim untuk duduk sebelum akhirnya melenggang keluar.






Begitu keluar kamar, Taeyong langsung berlari kecil menuruni tangga. Mencari sosok adiknya yang ternyata tengah bersantai sembari memetik senar gitar yang setia berada dipelukannya.

"Heh kurang ajar banget sih jadi adek!" seru Taeyong yang langsung melempar Mark dengan bantalan shofa.

"What the f—" Mark seketika mengurungkan niatnya untuk mengumpat begitu sadar bahwa sosok yang melemparnya adalah kakaknya sendiri. "Wassup, dude?" lanjutnya dengan nada tidak terima.

"Kenapa nggak bilang-bilang sih kalau ada Yerim disini? Kenapa langsung dibiarin masuk, eh?"

"Emang kenapa sih, Kak? Kan si Yerim mau ketemu kakak, ya aku anter ke kamar dong."

Taeyong menarik rambutnya frustasi, merasakan adiknya yang begitu santai tanpa ada rasa bersalah. Sebenarnya Taeyong hanya malu, karena ia belum siap dan penampilannya saat ini benar-benar berantakan.

Laki-laki itu hanya mengenakan kaos putih lengan panjang dipadukan dengan celana kolor sebatas lutut. Bahkan wajahnya pun belum sempat ia cuci, masih tampak kisut dan sedikit berminyak. Ya itu sih menurut Taeyong saja, sebenarnya penampilannya saat ini justru terlihat natural tanpa mengurangi kadar ketampanannya.

MISTAKEN | Winwin ✔Where stories live. Discover now